BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Biokimia
adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses kimia atau
reaksi kimia yang terjadi di dalam zat hidup, baik itu mikroorganisme, tanaman,
invertebrata, mamalia, dan manusia. Peranan biokimia sebagai dasar pengembangan
pengetahuan dasar kedokteran, pertanian, peternakan, biologi, mikrobiologi, dan
lainnya yang erat hubungannya.
Protein
(asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Karbohirat merupakan senyawa organik yang paling berlimpah
di bumi ini, yang tersusun terutama oleh monosakarida. Sebagian besar zat-zat
alam merupakan golongan karbohirat fungsinya sebagai bahan baku (bahan sumber
energi) baik untuk mikroorganime, tumbuhan maupun hewan.
Lemak (lipida) merupakan senyawa organik yang tidak larut
dalarn air tetapi dapat diekstrasikan dengan pelarut non polar seperti
kloroform, benzen, dan eter. Lemak terdiri dari ester asam lemak dan gliserin,
Iemak tidak dalam air tetapi larut dalam ester, kloroform, bensin" karena
sebagian besar tergolong gugus lipofil. Dialam terdapat sebagai lemak yang
netral dan disamping zat-zat yang menyerupai lemak (lipoid). Lipida terutama disusun
atas rantai hidrokarbon panjang beiantai lurus, bercabang atau membuat stnrktur
siklis. Lipida kompleks mengandung komponen non lipida seperti fosfat pada
lipida protein pada proteolipida atau pada glukolipida. Trigleserida atau
hiasil gliserol merupakan molekul tidak bermuatan dan dikenal juga sebagai
lipida nehal, lemak atau minyak sederhana. Trigleserida merupakan bagian lipida
yang dikonsumsi. Trigleserida terurai menjadi komponen penyusun oleh lipase.
Fosfolipida merupakan turunan tiasil gliserol yang salah satu komponen asam
lemaknya oleh senyawa fosfat. Fosfolipida yang sering dijumpai dialam adalah
lesitin, sefalin" fosfogliserida serin, fosfogleserida inositol.
Enzim merupakan
protein yang disentesis oleh sel hidup untuk mengkatalisasi reaksi yang
berlangsung didalamnya. Oleh karena reaksi yang enzimatis sangat bervariasi,
maka biokatalisator yang dibentuk, jumlah maupun jenisnya tak terhitung
banyaknya. Enzim merupakan biokatalisator dengan spesifikasi dan efisiensi
tinggi. Enzim dapat diproduksi dengan cara mengektraksi dari jaringan tanaman
atau hewan dan mikroorganisme.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan
praktikum pada percobaan kelarutan asam amino yaitu, untuk melihat daya larut
berbagai asam amino dalam pelarut-pelarut yang berbeda. Sedangkan pada Uji
Ninhidrin bertujuan untuk mengidentifikasi asam α-amino. Adapun tujuan dari praktikum karbohidrat
yaitu untuk mengetahui terjadinya fermentasi yang dilakukakan oleh sel ragi,
untuk menguji adanya karbohidrat dari beberapa bahan yang di uji (secara umum).
Adapun tujuan dari praktikum lipida yaitu untuk melihat daya kelarutan lipida
dan asam-asam lemak dalam berbagai pelarut dan untuk mengamati keadaan emulsi
dari lemak dan zat yang bertindak sebagai emulgator. Adapun tujuan dari
praktikum enzim yaitu untuk mengetahui pengaruh enzim papain dalam krim santan
kelapa untuk menghasilkan minyak, dan juga untuk mengetahui volume yang mutu
dari minyak yang dihasilkan.
Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktikum ini yaitu
dengan adanya hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat digunakan
sebagai titik acuan dan bahan perbandingan didalam menjawab segala permasalahan
tentang pengujian dari bagian-bagian Biokimia tersebut. Selain itu, kita dapat
mengetahui tekhnik atau cara dalam melakukan pengukuran larutan, mengenal
alat-alat laboratorium serta fungsinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein dan Asam Amino
Asam amino adalah senyawa yang mempunyai rumus umum +H3NCH
– (R)COO- , bersifat ion dan hidrofil (Wayan Rediatning, 1987).
Daya larut beberapa asam amino tertentu dapat larut pada
pelarut tertentu. Misalnya glisin dan histidin dapat larut dalam larutan HCl,
NaOH dan akuades. Sedangkan tirosin larut dalam larutan etanol (Anonim).
Larutan yang mengandung asam amino akan menunjukkan uji
positif terhadapa larutan ninhidrin. Reaksi warna protein dengan ninhidrin
menunjukkan positif bila memberikan warna biru atau ungu. Reaksi ini terjadi
pada gugus amino bebas dari asam amino dengan ninhidrin. Melalui uji ninhidrin,
asam amino yang mampu dioksidasi akan teroksidasi secara kualitatif sehingga
akan mengeluarkan gas CO2. Hanya atom nitrogen dari zat warna ungu
yang berasal dari asam amino, asam amino selebihnya terkonversi menjadi
aldehida dan CO2. Tetapi zat warna ungu yang dihasilkan dari semua
asam amino α dengan gugus amino primer. Asam-asam amino dengan gugus amino
primer adalah glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, serin, treonin,
sistein, metionin, fenil alanin, tirosin, triptofan, asam aspartat, asam
glutamat, asparagin, glutamin, lisin, arginin, dan histidin. Warna ungu yang
dihasilkan setelah pemanasan dapat berbeda-beda. Dalam hal ini intensitas warna
yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang ada
(Anonim, 2015).
Protein merupakan komponen yang paling banyak ditemukan pada
manusia, dan protein terdapat pada semua jenis organisme yang hidup di bumi.
Protein adalah suatu jaringan panjang yang terdiri atas beberapa molekul asam
amino yang terikat mirip kereta api (Edwin Lau, 2009).
Uji ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan
adanya asam amino dalam zat yang diuji. Dalam uji ini digunakan larutan
ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin merupakan senyawa
kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino.
Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C
lebih akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya
kompleks berwarna biru atau keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan
hidrindantin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut
dioksidasi (Anonim, 2013).
Karbohidrat
Dalam uji iod untuk mengetahui adanya amilum, dimana amilum
akan memberikan warna biru-ungu dengan larutan iodin (Sandy Hermawan, 2015).
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau
polisakarida keton atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun
utamanya C, H, O. Ada dua jenis karbohidrat yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan aneka jenis gula yang
langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat kompleks merupakan
sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral, dan serat yang bermanfaat bagi
tubuh (Pranata, 2004).
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara
sederhana karbohidrat didefenisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah
karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling
sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau
berupa keton (disebut polihidroksi keton atau ketosa). Karbohidrat terdiri dari
atom C, H, dan O. Adapun rumus umum karbohidrat adalah Cn(H2O)n
(Wiratmaja, 2011).
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana dan
tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Disakarida adalah
karbohidrat yang terdiri dari dua molekul monosakarida. Ikatan pada disakarida
disebut ikatan glikosida (Agus Kamaludin, 2010).
Uji iod pada karbohidrat digunakan untuk memisahkan amilum
atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan
adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan
adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum
yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai
hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna
biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat,
lemak, dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi
utama ialah karbohidrat.karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama
sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama
karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang
kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat penting
bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama
tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan
juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
Lipida
Emulsi yaitu koloid yang mengandung fase terdispersi cair
(Nurun Shofi, 2014).
Kestabilan emulsi yaitu apabila dua larutan murni yang tidak
saling campur atau larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok
kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi.
Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi
pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan
teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat (Dewi
Agus Saputri, 2013).
Lemak atau lipid dapat larut dalam pelarut organik tetapi
tidak larut dalam air atau pelarut yang mengandung air. Dengan demikian, lemak
dapat didefenisikan sebagai substansi atau zat yang hanya larut dalam pelarut
organik dan tidak larut dalam air (Andry Hartono, 2006).
Lipid adalah sebagai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar
seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter (Fessenden, 2006).
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak
dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform,
dan benzene. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri
dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripannya struktur kimia
yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan yaitu asam lemak, lemak,
dan fosfolipid (Salirawati, 2007).
Enzim
Aktivitas
spesifik enzim merupakan parameter reaksi enzim yang dapat mengambarkan daya
kerja enzim yang bersangkutan (Vones, 2002).
Dalam pembuatan minyak kelapa dikenal 3 metode yaitu
metode kering, metode ekstraksi dengan zat pelarut, dan metode basah
(Palungkun, 2001).
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di
dalam tubuh makhluk hidup. Karena bekerja sebagai katalis di dalam tubuh
makhluk hidup, enzim disebut juga biokatalisator (Diah Aryulina, 2006).
Enzim merupakan biokatalisator dengan spesifisitas dan
efisiensi tinggi (Reybred, 2003).
Enzim yang berperan dalam
ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro molekul
karbohidrat dan protein (Jhonson, 2002).
Hal yang perlu diperhatikan karena enzim merupakan protein
biokatalisato yaitu daya tahan pada pH, suhu, dan linkungan lain dengan kisaran
yang tidak terlalu besar sehingga pemakaian buffer dan pemilihan faktor
linkungan yang tepat penting diperhatikan (Wandi, 2003).
Keuntungan memproduksi enzim dari mikroba antara lain biaya
produksi lebih rendah, dapat diproduksi dalam waktu singkat, serta mudah
dikontrol (Stone, 2003).
Pada
penambahan getah buah pepaya muda dengan krim santan kelapa jika dicampur
antara yang satu dengan yang lain maka dari warna, rasa, dan baunya akan jauh berubah
dari awalnya (Wibowo, 2001).
Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari
getah tanaman pepaya dan buah pepaya muda. Getah pepaya tersebut terdapat
hampir di semua bagian tanaman pepaya, kecuali bagian akar dan biji. Kandungan
papain paling banyak terdapat dalam buah pepaya yang masih muda (Warisno,
2003).
BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Biokimia
dilaksanakan setiap hari rabu mulai tanggal 9 Maret sampai 30 Maret 2016 pada
pukul 8.00 WIB sampai selesai, yang bertempat di Laboratorium Fakultas
Peternakan Universitas Jambi.
3.2. Materi
Adapun alat yang
perlu disiapkan pada percobaan kelarutan asam amino dan uji ninhidrin adalah
tabung reaksi, beker glass, batang pengaduk, pipet tetes, pembakar Bunsen, Erlenmeyer, penangas air dan
penjepit tabung reaksi. Dan bahan atau zat yang digunakan HCl, NaOH, etanol,
histidin, glisin, tirosin, lisin, arginin, triptofan dan ninhidrin.
Adapun alat dan
bahan yang perlu disiapkan pada praktikum peragian dan uji iod adalah tabung
reaksi, tabung fermentasi, larutan monosakarida, ragi, NaOH, akuades, larutan
iod, HCl encer, sari nanas, sari ubi, pati ubi, santan.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan kelarutan daya
lipida dan emulsi dari lemak adalah asam lemak (stearat), lemak dan minyak,
fosfolipida (lesitin telur), pelarut (kloroform dan eter), minyak sayur, HCl
encer, dan soda kue cair. Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, kertas
saring, pipet tetes dan Erlenmeyer.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan
penambahan enzim papain pada krim santan kelapa dalam menghasilkan minyak yaitu
santan kelapa, getah pepaya, dan beker glass.
3.3. Metoda
Cara
kerja pada percobaan kelarutan asam amino yaitu siapkan 8 buah tabung reaksi
yang diisi dengan pelarut HCl, NaOH, etanol, dan air masing-masing 1 mL,
larutkan 0,05 g asam amino ke dalam masing-masing pelarut tersebut, catat
bagaimana hasilnya. Cara kerja pada percobaan uji ninhidrin yaitu masukkan 2 mL
asam amino yang akan diidentifikasi ke dalam tabung reaksi dengan pH netral,
tambahkan pereaksi ninhidrin 5 tetes, didihkan selama 2 menit dalam penangas
air, amati warna hasil reaksi dan simpulkan.
Cara
kerja pada percobaan peragian yaitu siapkan tabung reaksi, tambahkan glukosa
0,2 gr dan akuades 2 mL, kemudian tambahkan ragi 0,2 gr, biarkan pada suhu 30o
C, kemudian terjadi suspensi dan tambahkan NaOH 2 mL sampai suspensi hilang.
Cara kerja pada percobaan uji iod yaitu masukkan larutan yang diuji ke dalam
tabung reaksi, tambahkan HCl encer dan tambahkan 2 tetes iod. Sebagai blanko
lakukan prosedur tersebut tanpa menggunakan larutan yang diuji (diganti
akuades), bandingkan warna yang terjadi antara yang menggunakan larutan uji
dengan blanko.
Cara
kerja pada percobaan daya kelarutan lipida yaitu periksalah larutan lipida dan
asam-asam lemak dalam air dan pelarut-pelarut (air, kloroform, etanol, alkohol)
dan catat perbedaan diantara gugus-gugus utama lipida. Teteskan 1 tetes larutan
lipida tersebut pada kertas saring dan biarkan kering, amati pembentukan suatu
noda lemak jernih. Masukkan 1 mL air, tambahkan lipida yang terkenal dilarutkan
dalam etanol ke dalam tabung reaksi, masukkan 3 mL air ke dalam 2 tabung
reaksi, tambahkan 2 tetes minyak zaitun ke dalam 2 tabung reaksi. Tambahkan
lagi larutan lesitin ke dalam salah satu tabung reaksi dan minyak zaitun ke
dalam tabung reaksi lainnya, kocok larutan tersebut dan bandingkan stabilias
emulsi yang terbentuk. Cara kerja percobaan emulsi dari lemak yaitu siapkan 4
tabung reaksi yang telah diisi air masing-masing 5 mL. Tabung 1 diisi dengan 1
tetes minyak parafin dan 1 tetes HCl encer. Tabung 2 diisi dengan 1 tetes
minyak kelapa dan 1 tetes HCl encer. Tabung 3 diisi dengan 1 tetes minyak
parafin dan 1 tetes soda. Tabung 4 diisi dengan 1 tetes minyak kelapa dan 1
tetes soda. Amati emulsi yang terjadi.
Cara
kerja pada praktikum enzim mengenai uji organoleptik yaitu tentukan tiga orang
panelis untuk menguji mutu masing-masing minyak. Panelis diminta menguji dan
menilai terhadap warna, bau, dan rasa dari minyak dengan standar nilai kesukaan
yaitu sangat suka, suka, tidak, sangat tidak suka.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Protein dan Asam Amino
Asam amino adalah senyawa yang mempunyai rumus umum +H3NCH
– (R)COO- , bersifat ion dan hidrofil. Asam-asam amino saling
berbeda gugus R- nya. Ada sekitar 20 macam asam amino penting yang merupakan
pembentuk protein dan disebut asam amino hidrolisat, seperti Alanin, Arginin,
Sistein, Glutamin, Asam glutamat, Glisin, Histidin, Iso leusin, Lisin,
Metionin, Fenilalanin, Prolin, Serin, Treonin, Triptofan, Tirosin, dan Valin
(Wayan Rediatning, 1987).
Protein merupakan komponen yang paling banyak ditemukan pada
manusia, dan protein terdapat pada semua jenis organisme yang hidup di bumi.
Protein adalah suatu jaringan panjang yang terdiri atas beberapa molekul asam
amino yang terikat mirip kereta api (Edwin Lau, 2009).
Dari praktikum mengenai kelarutan asam amino didapat hasil
sebagai berikut.
Tabel 1. Kelarutan Asam Amino
No.
|
Larutan
|
Asam Amino
|
|
Lisin
|
Glisin
|
||
1.
|
HCl
|
Larut
|
Larut
|
2.
|
NaOH
|
Larut
|
Larut
|
3.
|
Etanol
|
Tidak larut
|
Tidak larut
|
4.
|
Akuades
|
Larut
|
Larut
|
Data pada tabel
di atas menunjukkan bahwa jika dimasukkan asam amino (lisin dan glisin) ke
dalam larutan HCl 0,1 N maka asam amino tersebut larut. Jika dimasukkan asam
amino (lisin dan glisin) ke dalam larutan NaOH maka asam amino tersebut larut.
Jika dimasukkan asam amino (lisin dan glisin) ke dalam larutan etanol maka asam
amino tersebut tidak larut. Jika dimasukkan asam amino (lisin dan glisin) ke
dalam akuades maka asam amino tersebut larut.
Menurut Anonim, daya larut beberapa asam amino
tertentu dapat larut pada pelarut tertentu. Misalnya glisin dan histidin dapat
larut dalam larutan HCl, NaOH dan akuades. Sedangkan tirosin larut dalam
larutan etanol.
Uji ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan
adanya asam amino dalam zat yang diuji. Dalam uji ini digunakan larutan
ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin merupakan senyawa
kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino.
Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C
lebih akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya
kompleks berwarna biru atau keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan
hidrindantin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut
dioksidasi (Anonim, 2013).
Tabel 2. Uji Ninhidrin
No.
|
Asam Amino
|
Warna
|
1.
|
Glisin
|
Bening
|
2.
|
Tirosin
|
Bening
|
3.
|
Histidin
|
Bening
|
4.
|
Arginin
|
Bening
|
5.
|
Triptofan
|
Bening
|
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan
warna setelah asam-asam amino dicampur dengan ninhidrin kemudian dipanaskan.
Hal ini terjadi karena kesalahan pada praktikum yaitu larutan asam amino telah
terkontaminasi dengan zat lain sehingga pada percobaan ini tidak terjadi
perubahan warna.
Menurut Anonim (2015), larutan yang mengandung asam amino
akan menunjukkan uji positif terhadapa larutan ninhidrin. Reaksi warna protein
dengan ninhidrin menunjukkan positif bila memberikan warna biru atau ungu.
Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asam amino dengan ninhidrin.
Melalui uji ninhidrin, asam amino yang mampu dioksidasi akan teroksidasi secara
kualitatif sehingga akan mengeluarkan gas CO2. Hanya atom nitrogen
dari zat warna ungu yang berasal dari asam amino, asam amino selebihnya
terkonversi menjadi aldehida dan CO2. Tetapi zat warna ungu yang
dihasilkan dari semua asam amino α dengan gugus amino primer. Asam-asam amino
dengan gugus amino primer adalah glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin,
serin, treonin, sistein, metionin, fenil alanin, tirosin, triptofan, asam
aspartat, asam glutamat, asparagin, glutamin, lisin, arginin, dan histidin.
Warna ungu yang dihasilkan setelah pemanasan dapat berbeda-beda. Dalam hal ini
intensitas warna yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino
yang ada.
4.2.
Karbohidrat
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara
sederhana karbohidrat didefenisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah
karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling
sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau
berupa keton (disebut polihidroksi keton atau ketosa). Karbohidrat terdiri dari
atom C, H, dan O. Adapun rumus umum karbohidrat adalah Cn(H2O)n
(Wiratmaja, 2011).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat,
lemak, dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi
utama ialah karbohidrat.karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama
sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama
karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang
kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat penting
bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama
tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan
juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
Dari percobaan peragian, didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Peragian
No.
|
Larutan
|
Warna
|
Suspensi
|
1.
|
Ragi
|
Putih
|
Terjadi
|
2.
|
Tanpa ragi
|
Bening
|
Tidak
|
Dari tabel di
atas dapat disimpulkan bahwa tabung reaksi yang diisi atau ditambahkan dengan
ragi akan berwarna putih dan terjadi suspensi, sedangkan tabung reaksi tanpa
ragi akan berwarna bening dan tidak terjadi suspensi.
Uji iod pada karbohidrat digunakan untuk memisahkan amilum
atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan
adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan
adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang
telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil
dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru
akan muncul kembali (Monruw, 2010).
Berikut ini
adalah hasil dari percobaan uji iod.
Tabel 4. Uji Iod
No.
|
Nama Bahan
|
Warna
|
Perubahan Warna
|
1.
|
Pati Nanas
|
Kuning kehijauan
|
Terjadi
|
2.
|
Santan
|
Putih
|
Terjadi
|
3.
|
Pati Ubi
|
Ungu kehitaman
|
Terjadi
|
4.
|
Sari Ubi
|
Kuning kehitaman
|
Terjadi
|
5.
|
Akuades
|
Jingga
|
Tidak
|
Pada tabel
tersebut dapat dilihat bahwa warna dari masing-masing bahan berubah yang
menandakan bahwa setiap bahan mengandung karbohidrat. Sedangkan pada larutan
akuades tidak terjadi perubahan warna karena tidak mengandung karbohidrat.
Sandy Hermawan
(2015) mengatakan bahwa dalam uji iod untuk mengetahui adanya amilum, akan
memberikan warna biru-ungu dengan larutan iodin.
4.3.
Lipida
Lipid adalah sebagai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar
seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter (Fessenden, 2006).
Salirawati (2007) mengatakan lipid adalah senyawa yang
merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung
gugus lain. Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Lipid tidak memiliki rumus
molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda.
Berdasarkan kemiripannya struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa
golongan yaitu asam lemak, lemak, dan fosfolipid.
Lemak atau lipid dapat larut dalam pelarut organik tetapi
tidak larut dalam air atau pelarut yang mengandung air. Dengan demikian, lemak
dapat didefenisikan sebagai substansi atau zat yang hanya larut dalam pelarut
organik dan tidak larut dalam air (Andry Hartono, 2006).
Dari percobaan daya kelarutan lipida didapat hasil sebagai
berikut.
Tabel 5. Daya Kelarutan Lipida
No.
|
Larutan
|
Pelarut
|
|||
Air
|
Alkohol
|
Kloroform
|
Etanol
|
||
1.
|
Oksalat
|
Larut
|
Larut
|
Tidak
|
Larut
|
2.
|
Keju
|
Tidak
|
Larut
|
Tidak
|
Tidak
|
3.
|
Margarin
|
Tidak
|
Tidak
|
Larut
|
Tidak
|
4.
|
Minyak Zaitun
|
Tidak
|
Tidak
|
Larut
|
Tidak
|
Tabel di atas
menunjukkan bahwa larutan oksalat larut dalam pelarut air, alkohol, dan etanol.
Keju larut pada pelarut alkohol, margarin larut pada pelarut kloroform, dan
minyak zaitun larut dalam pelarut klroform.
Pada percobaan
lain yaitu tabung reaksi pertama diisi dengan 3 mL air ditambahkan 2 tetes
minyak zaitun dan lesitin hasilnya adalah minyak zaitun tidak larut dalam air
dan diikat oleh lesitin. Tabung reaksi kedua diisi dengan 3 mL air ditambah 2
tetes minyak zaitun dan ditambah lagi 2 tetes minyak zaitun hasilnya adalah
minyak zaitun tidak larut dalam air dan volume minyak zaitun bertambah.
Tabel berikut
ini adalah hasil dari percobaan emulsi dari lemak.
Tabel 6. Emulsi dari Lemak
No.
|
Bahan yang diuji
|
Hasil
|
1.
|
5 mL air + 1 tetes
minyak
parafin + 1 tetes HCl
encer
|
Terjadi emulsi yang
tidak stabil
|
2.
|
5 mL air + 1 tetes
minyak
kelapa + 1 tetes HCl
encer
|
Terjadi emulsi yang
tidak stabil
|
3.
|
5 mL air + 1 tetes
minyak
parafin + 1 tetes
soda
|
Terjadi emulsi
yang stabil
|
4.
|
5 mL air + 1 tetes
minyak
parafin + 1 tetes
soda
|
Terjadi emulsi
yang stabil
|
Dari tabel di atas didapat hasil bahwa larutan yang ditambahkan
HCl encer mengalami emulsi yang tidak stabil, sedangkan larutan yang
ditambahkan soda mengalami emulsi yang stabil. Hal ini menunjukkan bahwa soda
membantu menstabilkan emulsi pada lemak.
Emulsi yaitu koloid yang mengandung fase terdispersi cair
(Nurun Shofi, 2014). Kestabilan emulsi yaitu apabila dua larutan murni yang
tidak saling campur atau larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok
kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi.
Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi
pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan
teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat (Dewi
Agus Saputri, 2013).
4.4.
Enzim
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di
dalam tubuh makhluk hidup. Karena bekerja sebagai katalis di dalam tubuh
makhluk hidup, enzim disebut juga biokatalisator (Diah Aryulina, 2006). Enzim
yang berperan dalam ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis
makro molekul karbohidrat dan protein (Jhonson, 2002).
Dari percobaan
uji organoleptik terhadap getah pepaya, santan kara dan campuran getah pepaya
dan santan kara didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 7. Uji Organoleptik pada
Getah Pepaya
No.
|
Nama
|
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
1.
|
Shintya Dariza
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
Sangat tidak suka
|
2.
|
Iga Satria Pertiwi
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
Sangat tidak suka
|
3.
|
Ardiyan Prasetyo
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
Tabel 8. Uji Organoleptik pada
Santan Kara
No.
|
Nama
|
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
1.
|
Shintya Dariza
|
Suka
|
Suka
|
Tidak suka
|
2.
|
Iga Satria Pertiwi
|
Suka
|
Tidak suka
|
Suka
|
3.
|
Ardiyan Prasetyo
|
Suka
|
Suka
|
Suka
|
Mengenai warna, bau, dan rasa dari santan kara setiap
praktikan juga merasakan dan mempunyai pendapat masing-masing. Hal ini sesuai
dengan pendapat Stone (2003) yang menyatakan bahwa keuntungan memproduksi enzim
dari miroba antara lain biaya produksi lebih rendah dapat diproduksi dalam
waktu singkat serta mudah dikontrol.
Tabel 9. Uji Organoleptik pada Campuran
Santan Kara dan Getah Pepaya
No.
|
Nama
|
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
1.
|
Shintya Dariza
|
Tidak suka
|
Suka
|
Tidak suka
|
2.
|
Iga Satria Pertiwi
|
Suka
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
3.
|
Ardiyan Prasetyo
|
Suka
|
Suka
|
Suka
|
Setiap praktikan memiliki pendapat berbeda-beda mengenai
warna, rasa, dan bau dari campuran getah pepaya muda dan santan kara. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wibowo (2001), yang menyatakan bahwa pada penambahan
getah buah pepaya muda dengan krim santan kelapa jika dicampur antara yang satu
dengan yang lain maka dari warna rasa dan baunya akan jauh berubah dari
awalnya.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil
praktikum mengenai protein dan asam amino dapat disimpulkan bahwa asam-asam
amino seperti glisin dan lisin akan larut dalam larutan HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N,
dan akuades serta tidak larut dalam larutan etanol. Asam-asam amino seperti
glisin, tirosin, histidin, ardinin, dan triptofan jika dimasukkan larutan
ninhidrin kemudian dididihkan tidak ada perubahan yang terjadi. Hal ini terjadi
karena larutan yang dipakai telah terkontaminasi.
Dari hasil
praktikum mengenai karbohidrat dapat disimpulkan bahwa pada uji peragian dimana
larutan yang mengandung ragi akan mengalami suspensi dan larutan berwarna
putih, sedangkan yang tidak mengandung ragi tidak mengalami suspensi dan warna
larutan bening. Pada uji iod, bahan-bahan yang mengandung karbohidrat akan
mengalami perubahan warna.
Dari hasil
praktikum mengenai lipida dapat disimpulkan bahwa lemak tidak larut dalam air
kecuali oksalat, dan lemak larut dalam alkohol, kloroform, dan etanol. Pada
percobaan emulsi dari lemak, larutan yang ditambahkan HCl akan mengalami emulsi
yang tidak stabil, sedangkan pada larutan yang ditambahkan soda akan mengalami
emulsi yang stabil.
Dari
hasil praktikum mengenai enzim dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya penentuan
rasa, bau, dan warna dari getah pepaya, santan kara, dan campuran dari santan
kara dan getah pepaya sangat beragam dari masing-masing praktikan, dan tingkat
palatabilitas (suka atau tidak suka) pada masing-masing praktikan juga
berbeda-beda.
5.2.
Saran
Saran
untuk praktikum biokimia adalah ketika melakukan praktikum, praktikan
diharapkan lebih teliti dan menjaga kondisi laboratorium untuk tetap tenang.
Agar praktikum yang sedang dilakukan berjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. https://www.translate.com/english/protein-dan-asam-amino-memberikan-reaksi-yang-bersifat-khas-bukan-hanya-bagi-gugus-amino-dan-gugus/220249156.
Diakses tanggal 15 Maret 2016 pukul 23.13 WIB
Anonim.
2013. http://www.edubio.info/2013/11/uji-ninhidrin.html?m=1.
Diakses tanggal 15 Maret 2016 pukul 22.59 WIB
Anonim.
2015. www.cheminmyheart.com/2015/02/uji-ninhidrin-pada-protein.html?m=1.
Diakses tanggal 15 Maret 2016 pukul 22.12 WIB
Aryulina,
Diah. 2006. Biologi 3. Jakarta :
Erlangga
Dewi
Agus Saputri. 2013. http://c31120067.blogspot.co.id.
Diakses tanggal 29 Maret 2016 pukul 17.00 WIB
Djakani,
H, dkk. 2013. Gambaran Kadar Gula Darah
Puasa pada Laki-laki Usia 40-59 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1) :
71-75
Fessenden.
2006. Lipid Senyawa Organic. Bandung
: ITB
Hartono,
Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah
Sakit. Jakarta : EGC
Jhonson.
2002. Enzim. Semarang : Erlangga
Kamaludin,
Agus. 2010. Intisari Kimia.
Yogyakarta : ANDI
Lau,
Edwin. 2009. Healthy Express Super Sehat
dalam 2 Minggu. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Manruw.
2010. Pengantar Biokimia. Jakarta :
UI Press
Palungkun,
R. 2001. Aneka Produk Olahan Kelapa.
Jakarta : Penebar Swadaya
Pranata,
C.F. 2004. Kimia Dasar 2 : Commoa
Textbook. Malang : UM Press
Reybred. 2003. Enzim Spesifitas Tinggi. Jakarta
Salirawati.
2007. Lipid adalah Ester. Jakarta :
Yudistira
Sandy,
Hermawan. 2015. Super Lengkap Pelajaran.
Jakarta : Bintang Wahyu
Shofi,
Nurun. 2014. Buku Ajaib Kimia.
Jakarta : Kunci Aksara
Stone. 2003. Produksi Ezim dari Mikroba. Bandung : ITB
Vones. 2002. Aktivitas Spesifik Enzim. Jakarta : UI
Wandi.
2003. Enzim Biokatalisator. Palembang
: Universitas Sriwijaya
Warisno.
2003. Budi Daya Pepaya. Yogyakarta :
Kasinius
Wayan
Rediatning dan Nanny Kartini. 1987. Analisis
Asam Amino dengan Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi Secara Derivatisasi
Prakolom dan Pascakolom. Proceedings ITB. Vol. 20. No. 1/2
Wibowo. 2001. Enzim. Jakarta : Erlangga
Wiratmaja,
dkk. 2011. Pembuatan Etanol Generasi
Kedua dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii Sebagai Bahan
Baku. Jurnal ilmia teknik mesin. Vol. 5 (1) : 75-84
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar