BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Sitologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang sel. Sel adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup dimana
keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari
masing masing makhluk hidup. Penemuan mikroskop oleh Antonie Van Leuwenhoek
telah banyak membantu para ahli dalam kegiatan penyelidikan. Kali ini Robert
Hooke dengan memanfaatkan mikroskop telah berhasil sebagai orang yang pertama
melihat ruang-ruang kecil yang dibentuk oleh irisan pada jaringan
tumbuh-tumbuhan. Jaringan–jaringan itu dilihatnya bagaikan tersusun dari banyak
ruang kecil yang dibatasi dinding-dinding tipis. Ruang-ruang kecil ini
dinamakan sel.
Secara harafiah, kata morfologi berarti morphos
(pengetahuan tentang bentuk). Pengertian morfologi secara luas dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari bentuk organisme, terutama hewan serta tumbuhan
serta mencakup bagian-bagiannya. Adapun morfologi tumbuhan terdiri atas bagian
tubuh (orghan) tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun
sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar
saja dan anatomi tumbuhan.
Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang
mempunyai fungsi dan peran penting untuk melangsugkan kelangs ungan hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Ciri
khas dari daun, pada umumnya berwarna hijau bentuk dari daun bagian besar
adalah melebar, memiliki zat klorofil yang berguna untuk membantu proses
fotosintesis. Daun juga mempunyai mempunyai bagian-bagian yang berperan penting
untuk membantu proses pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di pelajari dan di
pahami secara mendalam, maka manusia akan menyadari betapa pentingnya daun pada
tumbuhan. Sehingga secara tidak langsung manusia juga dapat mengetahui batapa
penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup. Pada lingkungan iformal
manusia secara umum mengetahui bentuk dari daun, namun pada lingkungan ini
manusia tidak mengetahui dan mengenal daun secar spesifik. Tapi pada lingkungan
formal, manusia dapat mengenal dan mengetahui pentingnya daun pada tumbuhan
secar spesifik, sehingga proses pembelajaran dari setiap lembaga formal yang
time scedokan, harus banyak mengarah pada kagiatan penelitian dan praktikum
sehingga proses pedalaman materi pada bidang-bidang tertentu selalu ada.
Anatomi tumbuhan monokotil dan dikotil melalui pengamatan anatomi organ (akar,
batang, dan daun), akan dijumpai banyak bentukan–bentukan kelompok sel yang
berbeda-beda. Masing-masing kelompok umumnya mempunyai bentuk dan fungsi yang
sama, kelompok sel ini disebut jaringan. Sebuah jaringan didefinisikan sebagai
kelompok sel atau vessel yang mempunyai bentuk, ukuran, asal dan perkembangan
yang sama, serta membentuk fungsi yang sama.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah
dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok
vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000
di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang
hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan
tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan
bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan
sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam
berbagai bahasa daerah disebut iwak, jukut. Fisiologi ikan mencakup proses
osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme,
pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi.
Filum chordata memiliki beberapa kelas yang hidup
mendominasi kingdom animalia, antara lain adalah kelas aves. Aves merupakan
chordata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu-bulu ini adalah modifikasi dari
sisik yang ditemukan pada reptilia. Selain bulu, morfologi tubuh yang mencolok
pada aves adalah alat gerak tubuh depannya berupa sayap yang berfungsi untuk
terbang. Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan pada reptilia dan
mamalia yang tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus. Aves
memiliki paruh yang kuat dan tidak memiliki gigi memperingan berat tubuh agar
dapat terbang. Namun, pencernaan aves dibantu oleh adanya ventrikulus dan
proventrikulus yang mampu mencerna makanannya. Aves mengalami banyak
pereduksian organ tubuh dan membentuk modifikasi-modifikasi alat tubuh guna
mendukung daya terbangnya.
Asal usul
Mamalia adalah dari bangsa reptil, Mamalia memiliki karakter struktural yang
membedakan dari kehidupan vertebrata lain. Ciri utama dari Mamalia adalah
adanya kelenjar susu, yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk anaknya.
Kelenjar lain yang biasa ditemukan adalah kelenjar minyak (sebasea) dan
kelenjar keringat (sudorifera). Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam
hidupnya, meskipun berkurang atau tidak ada sama sekali pada stadium tua.
Kelinci (Lepus nigricollis) termasuk kedalam kingdom animalia dan kelas
mammalia yang mempunyai berat tubuh 1,35-7 kg dengan panjang 40-70 cm. Kelinci
(Lepus nigricollis) merupakan kelompok hewan yang paling sempurna baik
morfologi ataupun anatominya karena ia mempunyai susunan organ yang kompleks
dan susunan metabolisme didalam tubuhnya yang juga kompleks. Hewan ini banyak
ditemukan dimana-dimana.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui dan mempelajari
mengenai botani yang mencakup sitologi, morfologi, dan anatomi tumbuhan serta
mengenai zoologi yang mencakup pisces, amphibi, aves, dan mamalia.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk
membantu mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami sitologi, anatomi,
morfologi dari tumbuhan serta zoologi yang mencakup pisces, amphibi, aves, dan
mamalia.
TINJAUAN PUSTAKA
Sel
adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi, dan kegiatan kehidupan
lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Tubuh makhluk hidup
tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup
(Agus Purnomo, 2003).
Suatu
sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan.
Suatu sel hidup harus memiliki protoplasma yaitu bagian sel yang ada dibagian
dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas protoplasma dan non protoplasma.
Komponen protoplasma yaitu terdiri dari membran sel, inti sel dan sitoplasma
(Zainal, 2000).
Sel
hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel
menjadi mati disebabkan beberapa faktor, misalnya faktor genetik maupun
lingkungan, sel akan mati apabila mencapai umur yang memang telah ditentukan
secara genetik (Zeny, 2003).
Kebanyakan
tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiospermae umumnya mewarisi
plastida dari induknya dan gymnospermae dari induk jantan (Robert RW, 2007).
Semua
sel dibatasi oleh membran yang disebut membran plasma, sementara di daerah di
dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya
mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas
sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur hidup yang disebut
ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang digunakan sebagai katalis
pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut (Darmawan, 2006).
Rumput
setaria bersifat parennial, tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai
2 m, berdaun halus dan lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna
merah keunguan, bunga tersusun dalam tandan coklat keemasan, pangkal batang
pipih, dan pelepah daun pangkal batang tersusun seperti kipas (Putra, 2001).
Panicum maximum disebut juga rumput benggala berasal dari Afrika
tropik dan sub tropik. Ciri-cirinya bersifat perennial, batang tegak, kuat, dan
membentuk rumpun. Akarnya membentuk serabut dalam, buku dan lidah daun
berbulu. Warna bunga hijau atau keunguan (Tumbuh pada daerah dataran
rendah sampai pegunungan 0–1200 m di atas permukaan laut. Produksi Panicum maximum yang dihasilkan
mencapai 100–150 ton/ha/th dalam bahan segar. Panen pertama dilakukan setelah
2–3 bulan setelah penanaman (Sutopo, 2005).
Rumput signal atau Brachiaria decumben merupakan rumput yang berasal dari Afrika Timur. Ciri-ciri
rumput signal yaitu tumbuh dengan cara stolon atau berumpun, batang tegak dan
panjang 30-45 cm, lebar daun 8-10 mm, memiliki bunga dengan 2-5 tandan
panjangnya 2-5 cm (Anonim, 2014).
King grass merupakan
rumput hasil dari persilangan antara Pennisetum purpureum dan Pennisetum
tydoides. Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun,
tingginya mencapai 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada
bulu sedikit panjang pada daun helaian dekat liguna, permukaan daun luas dan
tidak berbunga kecuali jika ditanam di daerah yang dingin (Anonim, 2013).
Calopogonium mucunoides tumbuh menjalar pada
permukaan tanah dan bisa membelik ke kiri dan ke atas tanaman yang tumbuh di
dekatnya. Daun majemuk beranak tiga dengan kedudukan berselang-seling (folia
destia). Daun tersebut memiliki panjang 1,5-9,5 cm; lebar 1-7 cm; dengan
panjang tangkai daun 4-10 cm. Bakal daun, daun dan batang berbulu cokelat.
Bunga kupu-kupu dengan mahkota berwarna ungu kebiru-biruan dan tumbuh pada
ketiak daun. Polong memiliki lebar 1-1,5 cm dengan panjang 2-5 cm. Tiap polong
berisi 4-6 butir biji. Polong tua yang berwarna cokelat kehitaman, akan pecah
dengan sendirinya bila sudah kering. Buku-buku atau ruas tanaman yang menempel
pada tanah dapat mengeluarkan akar serabut (Purwanto, 2007).
Anatomi
tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian
dalam organ-organ tumbuhan. Adapun materi yang dibahas dalam anatomi tumbuhan
meliputi teori dan konsep sel, penyelidikan sel, dan lainnya (Lylaeyla, 2012).
Jaringan
adalah sekelompok sel dengan asal usul, struktur dan fungsi yang sama (Sri
Mulyani, 2003).
Tumbuhan
berkeping satu (monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan
berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga
(Tjirosoepomo, 2009).
Tumbuhan
berkeping dua (dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri
khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (Kusdianti, 2009).
Secara
umum dapat dikatakan bahwa tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang,
bentuk tulang daun menjari, tidak ditemukan tudung akar, bunga kelipatan 5 dan
biji berkeping dua, sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri berupa
akar serabut, bentuk tulang daun sejajar, ditemukannya tudung akar, bunga
kelipatan 3 dan biji berkeping satu (Wikipedia, 2008).
Asal
akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil akar lembaga terus tumbuh
sehingga membentuk akar tunggang. Pada monokotil akar lembaga mati kemudian
pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama
sehingga membentuk akar serabut (Mulyati, 2006).
Terdapat
perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya. Pada
batang dikotil terdapat epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya, ada
korteks, endodermis dan stele (Kusdianti, 2009).
Anatomi
batang monokotil sangat berbeda dengan anatomi batang dikotil. Epidermis
tanaman monokotil memiliki dinding sel yang tebal. Di bawah epidermis terdapat
jaringan tipis yang terdiri atas jaringan sklerenkim yang merupakan kulit
batang. Kulit batang berperan memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang.
Ikatan pembuluh menyebar di seluruh batang, tetapi yang paling banyak pada
daerah yang mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem berdampingan dengan
xilem yang dikelilingi sklerenkim. Tipe ikatan pembuluh ini disebut
vibrovassal. Pada monokotil tidak terdapat kambium. Jadi, pertumbuhan terjadi
hanya memanjang untuk memperbesar batang melalui pembentukkan rongga reksigen
sehingga pembesaran batang sangat terbatas (Talago, 2013).
Anatomi
daun dibagi menjadi tiga bagian yaitu epidermis yang merupakan lapisan terluar
daun, parenkim yang terdiri dari dua lapisan sel yakni palisade dan spons,
serta terdapat jaringan pembuluh (Tjitrosoepomo, 2009).
Ikan
adalah organisme vertebrata yang hidup atau habitatnya berada di air, baik air
tawar, air payau, maupun air laut (Sujatko, 2005).
Tubuh
ikan terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala yang terdiri dari operkulum
bertulang yang mengelilingi atau melindungi insang, bagian tubuh yaitu bagian
mulai dari operkulum sampai anus, dan bagian ekor yaitu bagian anus dan bagian
posterior (Bramantio, 2001).
Alat
pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Alat pencernaan ikan mas terdiri atas segmen mulut, rongga mulut, faring,
esofagus, lambung, usus, anus (Fajri, 2009).
Kelenjar
pencernaan pada ikan meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang
berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak dibagian depan rongga
badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas. Fungsi hati menghasilkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan
lemak. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopis sehingga sukar
dikenali. Fungsi pankreas antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan
hormon insulin (Rianto, 2002).
Ikan
mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas
berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (compresed) dan mulutnya terletak
di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan, dibagian mulut dihiasi dua
pasang sungut dan warna badan sangat beragam (Susanto, 2007).
Sistem
otot pada ikan secara fungsional dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang di bawah
rangsangan otak dan yang tidak di bawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan
mempunyai tiga macam urat daging berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu otot
polos, otot bergaris, dan otot jantung. Secara umum urat daging atau otot
berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan sehingga
ikan mampu berenang (Okki Putriani, 2015).
Alat
pernapasan ikan adalah insang. Insang pada ikan terdiri dari beberapa bagian
yaitu lengkung insang, rigi-rigi insang yang berada di depan lengkung insang
tersusun oleh tulang dan berfungsi untuk menyaring air, dan lembaran insang
yang terletak dibelakang lengkung insang, berwarna merah, berbentuk seperti
sisir dan di dalamnya banyak mengandung arteri insang (Diah Aryulina, 2004).
Bagian-bagian
dari sistem musculus pada ikan mas yaitu myomore, septum horizontal, myocomote,
musculi hipexialis, dan musculi apexialis. Myomore menyebabkan tubuh ikan
menjadi meliuk-liuk dalam gerakan berenang (Burhanuddin, 2014).
Amphibia
berarti dua kehidupan yang mengacu kepada metamorfosis banyak jenis katak.
Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah
herbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan
ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara
menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorfosa yang berakhir
dengan kehidupan kedua, kaki berkembang, insang dan sistem gurat sisi menghilang.
Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernafas, sepasang gendang telinga
eksternal, dan sistem pencernaan yang diadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan
sebagai hewan karnivora, merangkak ke tepian dan memulai kehidupan di darat.
Namun demikian, meskipun menyandang nama amphibia, banyak jenis katak tidak
melalui tahapan kecebong akuatik dan terrestrial (Campbell, 2003).
Pada
katak di dalam mulut terdapat banyak gigi-gigi kecil disepanjang rahang atas,
dan ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot, biofurkat (cabang
dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Lidah katak
berfungsi untuk menangkap mangsa. Sebagian besar amphibi mempunyai lidah yang
dapat dijulurkan keluar seperti pada katak dan kodok, kemudian lidah digulung kebelakang
jika tidak digunakan (Sukiya, 2006).
Burung
atau unggas adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari
burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta. Berbagai jenis burung ini
secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas aves (Wikipedia).
Seekor
ayam memiliki kepala, leher, badan, sayap dan kaki. Pada bagian teratas dari
kepala terdapat jengger, pada kepala ayam terdapat paruh. Pada pangkal paruh
terdapat lubang hidung, sejajar dengan paruh terdapat mata dan telinga. Di
bawah paruh terdapat dagu, pada dagu terdapat pial. Di bawah kepala terdapat
leher. Tubuh ayam terdiri dari punggung, dada, dan perut. Bagian samping dada
dan perut ditutupi sepasang sayap. Tubuh ayam tertutup bulu. Di bawah badan
terdapat kaki yang pada pahanya tertutup bulu. Bagian betis sampai jari kaki
(ceker) pada umumnya tidak berbulu. Pada kaki ayam terdapat taji atau jalu
(Rahayu, 2011).
Burung
memiliki tubuh yang ditutupi bulu. Bulu tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu
plumae, filoplumae, dan plumulae. Plumae adalah bulu yang terdapat pada bagian
sayap dan ekor. Filoplumae adalah bulu burung yang halus yang menutupi seluruh
permukaan tubuh (Setiowati, 2007).
Anatomi
pada ayam yaitu terdapat esofagus, tembolok, kelenjar lambung, hati, gizzard,
kantong empedu, usus halus, ginjal, pankreas, seka, kloaka (Yaman, 2012).
Pencernaan
pada ayam terdiri dari bagian-bagian utama seperti mulut/paruh, esofagus,
tembolok (crop), proventrikulus, empedal (gizzard), duodenum, jejunum, ileum,
seka (usus buntu), rektum, kloaka. Sedangkan organ pencernaan tambahan yaitu
hati, getah empedu dan pankreas (Yuwanta, 2004).
Alat
pernapasan pada ayam terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atas (lubang hidung
dan pangkal tenggorokan atau larynx), saluran pernapasan dan paru-paru. Fungsi
alat pernapasan adalah sebagai tempat pertukaran udara yang masuk dan keluar
dari tubuh ayam, selain itu sistem pernapasan berfungsi untuk mengatur
temperatur tubuh ayam (Fadilah, 2011).
Kelinci
termasuk jenis ternak pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak dapat
mencerna serat-serat dengan baik. Binatang ini menfermentasi pakan di usus
belakangnya. Fermentasi hanya terjadi di caecum, yaitu bagian pertama dari usus
besar. Kapasitas terbesar (50%) dari saluran pencernaan kelinci berada di sini.
Sekitar umur tiga minggu, kelinci mulai mampu mencerna kembali kotoran lunaknya
yang berasal dari anus tanpa proses pengunyahan. Proses ini disebut
coecotrophy. Kotoran lunak tersebut terdiri atas konsentrat bakteri yang
dibungkus oleh mukosa (seperti lendir). Walaupun memiliki ukuran caecum yang
besar, ternyata kemampuan kelinci dalam mencerna bahan-bahan organik dan serat
kasar dari hijauan tidak sebanyak seperti pada ternak ruminansia murni. Daya
cerna kelinci terhadap hijauan hanya berkisar 10% (Masanto, 2010).
Tubuh
kelinci dibagi menjadi empat bagian yaitu caput (kepala), cervix (leher),
truncus (badan), dan cauda (ekor). Pada caput terdapat rima oris (rongga
mulut), vibrisae, nares, orgonon visus dan telinga yang panjang. Tubuh bagian
luar kelinci dilapisi oleh kulit dan ditumbuhi oleh banyak rambut. Bangun
hidung silindris. Mempunyai gigi seri yang digunakan untuk memotong-motong
makanan sebelum makanan ditelan. Mempunyai daun telinga yang panjang dan
menghadap ke depan. Kaki berjumlah dua pasang, kaki bagian depan lebih pendek
daripada bagian belakang (Putra, 2006).
Kelinci
termasuk hewan herbivora karena makanan utamanya adalah rumput dan daun-daunan.
Hal ini didukung oleh susunan geliginya yang memiliki gigi seri dan gigi
geraham yang besar, serta tidak memiliki gigi taring sama seperti herbivora
lainnya (Siti Rochani, 2011).
BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat pelaksanaan dari praktikum ini adalah pada hari Rabu
30 September 2015 s/d 4
November 2015 pukul 14.00 sampai dengan selesai, yang
dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
3.2. Materi
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pelaksanaan
praktikum biologi mengenai sitologi adalah mikroskop,
objek glass, cover glass, pisau silet, empelur ubi kayu (Manihot utilisima), epidermis umbi lapis bawang merah (Allium cepa), kulit buah Capsicum annum, daun Hydrilla verticillata, Solanum tuberosum, tepung kacang kedele,
pisang, tepung jagung, tepung ubi kayu dan kentang.
Pada
praktikum morfologi tumbuhan, alat dan bahannya adalah akar, batang, dan daun
dari Panicum maximum, Brachiaria decumbens, Brachiaria mutica, Pannisetum purpureaum, King grass, Stylosantes humilis, Callopogonium
muconoides, Leucaena leucocephala, Arachis
hypogeal.
Pada
praktikum anatomi tumbuhan, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah mikroskop,
objek glass, cover glass, pisau silet, daun rumput gajah, daun kacang tanah, Pannisetum purpureaum, Panicum maximum, Zea
mays, batang kacang tanah, batang kacang hijau, Ricinus comunis.
Pada
praktikum pisces, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah ikan mas
700 gram, alat bedah, plastik atau terpal
ukuran 1 m, mikroskop, objek glass, pisau cutter 3 buah, talenan.
Pada praktikum
amphibi, alat dan bahan yang digunakan adalah 3 ekor katak, alat bedah, plastik
atau terpal ukuran 1 m, jarum pentul 10 buah, pisau cutter 3 buah, talenan.
Pada praktikum
aves, alat dan bahan yang digunakan adalah 1 ekor ayam berat minimal 1 kg,
plastik atau terpal ukuran 1 m, pisau 1, pisau cutter 3 buah, talenan.
Pada praktikum
mamalia, alat dan bahan yang digunakan adalah 1 ekor kelinci, plastik atau
terpal ukuran 1 m, pisau 1, pisau cutter 3 buah, talenan.
3.3. Metoda
Adapun cara
kerja dari praktikum biologi mengenai sitologi yaitu pada kegiatan pertama tujuannya adalah melihat
struktur sel hidup dan sel mati, cara kerjanya adalah ambil lapisan kulit ari bawang merah,
letakkan diatas gelas objek, tetesi dengan reagen JKJ, tutup dengan cover
glass, amati dibawah mikroskop. Selanjutnya sayat melintang empelur ubi kayu
setipis mungkin, letakkan diatas glass objek, tetesi air, tutup dengan cover
glass, dan amati dibawah mikroskop.
Pada
kegiatan kedua yaitu melihat
plastida. Cara kerjanya
adalah ambil daun hydrilla verticillata,
letakkan diatas objek glass, tetesi air, tutup dengan cover glass, amati
dibawah mikroskop. Selanjutnya buat sayatan dari kulit cabe merah dan kentang,
letakkan dibawah objek glass, tetesi air, tutup dengan cover glass, amati
dibawah mikroskop.
Pada kegiatan
ketiga yaitu melihat struktur
pati. Cara kerjanya adalah letakkan objek diatas objek glass, tetesi dengan
air, tutup dengan cover glass, amati dibawah mikroskop.
Pada praktikum morfologi tumbuhan, cara kerjanya
meliputi 3 macam kegiatan. Pada kegiatan pertama yaitu mengenal bentuk umum dari rumput. Cara
kerjanya adalah mati objek yang dibawa secara seksama, sehingga pratikum benar
di lapangan.
Pada kegiatan kedua yaitu mengenal bentuk leguminosa. Cara kerjanya adalah amati objek yang
dibawa secara seksama, sehingga pratikum benar di lapangan.
Pada
kegiatan ketiga yaitu mengenal
dan membedakan bunga rumput dan leguminosa. Cara kerjanya adalah perhatikan bagian bunga kedua jenis
objek dengan lup serta bentuknya.
Pada praktikum anatomi tumbuhan, cara kerjanya
meliputi 4 kegiatan, pada kegiatan pertama yaitu melihat susunan anatomi daun.
Cara kerjanya adalah buatlah sayatan melintang dari kedua objek, gunakan gabus
untuk membantu menyayat setipis mungkin, kemudian letakkan di atas objek glass
dan tutup dengan cover glass, amati di bawah mikroskop.
Pada
kegiatan kedua yaitu mempelajari
anatomi batang monokotil. Cara
kerjanya adalah buatlah sayatan melintang dari batang objek yang masih segar,
amati di bawah mikroskop.
Pada
kegiatan ketiga yaitu mempelajari
anatomi batang tumbuhan diikotil. Cara kerjanya adalah buatlah sayatan
melintang dari batang objek, kemudian letakkan di atas objek glass dan tutup
dengan cover glass, amati di bawah mikroskop.
Pada
kegiatan keempat yaitu melihat
susunan anatomi akar. Cara
kerjanya adalah buat sayatan melintang akar objek, kemudian letakkan di atas
objek glass dan tutup dengan cover glass, amati di bawah mikroskop.
Pada penelitian pisces, cara kerjanya meliputi 6 kegiatan.
Pada kegiatan pertama melihat bentuk morfologi ikan mas. Cara kerjanya adalah ambil seekor ikan
mas segar dan letakkan di atas papan pratikum. Amati morfologinya dengan
seksama.
Pada kegiatan kedua yaitu melihat bentuk sisik secara
mikroskopis. Cara kerjanya adalah ambil sebuah sisik dengan pinset dan amati
dibawah mikroskop.
Pada kegiatan ketiga yaitu melihat linea literalis. Cara kerjanya adalah ambil sebuah
sisik yang terletak tepat pada linea literalis lalu amati di bawah mikroskop.
Pada kegiatan keempat melihat organ-organ yang
terdapat dalam rongga dada dan perut. Cara kerjanya yaitu bedahlah ikan tersebut sehingga
aparatur viscerum abdominalis et thoracalis dapat terlihat dengan jelas.
Pada kegiatan kelima yaitu melihat sistem musculus
tubuh ikan mas. Cara kerjanya adalah buat potongan melintang tubuh ikan di
belakang anus dan amati sistem muscularnya.
Pada kegiatan keenam yaitu mengamati apparatus
respiratorius ikan mas. Cara kerjanya adalah keluarkan insang
dari ikatannya dan amati.
Pada praktikum amphibi, cara kerjanya meliputi 4
kegiatan. Pada kegiatan pertama yaitu mengamati morfologi katak. Cara kerjanya
siapkan seekor katak segar di atas papan pratikum dan amati morfologinya.
Pada kegiatan kedua yaitu melihat organ dalam cavum
oris. Cara kerjanya buka cavum
oris katak tersebut dan amati.
Pada kegiatan ketiga yaitu mengamati alat-alat
visceral. Cara
kerjanya bedahlah rongga perut dan
thorax dengan garis simetris dibagian ventral mulai dari belakang kepala sampai
ke anus dan amati dengan seksama.
Pada kegiatan keempat yaitu mengamati enchepalon katak.
Cara kerjanya bedalah tengkorak katak
tersebut, keluarkan encephalon katak dengan hati-hati dan amati.
Pada praktikum aves, cara kerjanya meliputi 4 kegiatan.
Pada kegiatan pertama mengamati morfologi kelas aves. Cara kerjanya letakkan
objek praktikum diatas papan praktikum dan amati morfologinya.
Pada kegiatan kedua yaitu mengamati bulu plumae,
plumulae, dan filoplumae. Cara kerjanya cabutlah masing-masing satu bulu plumae
dan filoplumae dan amati seksama.
Pada kegiatan ketiga yaitu mengamati tulang-tulang
ekstremitas. Cara kerjanya letakkan
ekstremitas anterior dan posterior dari truncus dan buang otot-otot daging yang
menyelubunginya, amati tulang-tulang tersebut.
Pada kegiatan keempat yaitu mengamati tractus
digestivus dan tractus urogenitalis aves. Cara kerjanya bedahlah thorax rongga
perut dengan gunting dan pensit dan scapel, amati organ-organ yang ada.
Pada penelitian
mamalia, cara kerjanya meliputi 3 kegiatan. Pada
kegiatan pertama yaitu mengamati
morfologi kelinci. Cara kerjanya ambil seekor kelinci danletakkan di atas papan
pratikum dan amati.
Pada
kegiatan kedua yaitu mengamati susunan gigi kelinci. Cara kerjanya buka cavum oris
kelinci, gambarkan giginya.
Pada
kegiatan ketiga yaitu mengamati organ-organ dalam kelinci. Cara kerjanya potonglah kelinci dan kuliti. Setelah
itu bukalah rongga dada dan perutnya dengan cara membedah, amati.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Sitologi
Kegiatan 1. Melihat struktur
sel hidup dan sel mati
Berdasarkan
perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, ada tiga lapisan dinding sel yaitu
lamella tengah, dinding primer, dan dinding sekunder. Struktur sel hidup dan
sel mati pada tumbuhan dapat dilihat dengan melakukan pengamatan.
Dari hasil
pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x0.65 menunjukkan bahwa
sel dari umbi Allium cepa terdapat
dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung sel. Suatu
sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan.
Suatu sel hidup harus memiliki protoplasma yaitu bagian sel yang ada dibagian
dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas protoplasma dan non protoplasma.
Komponen protoplasma yaitu terdiri dari membran sel, inti sel dan sitoplasma
(Zainal, 2000).
Klasifikasi Allium cepa
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Ordo :
Liliales
Famili :
Liliaceae
Genus :
Allium
Spesies : Allium cepa
Gambar 1. Struktur sel Allium
cepa
Pada struktur sel empelur ubi kayu (Manihot utilissima)
terdapat sel-sel mati. Sel hanya berupa ruangan kosong
saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan
beberapa faktor, misalnya faktor genetik maupun lingkungan, sel akan mati
apabila mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik (Zeny, 2003).
Klasifikasi
Manihot utilissima
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Genus :
Manihot
Spesies :
Manihot utilissima
Gambar
2. Struktur sel empelur ubi kayu
Kegiatan 2. Melihat plastida
Untuk melihat
plastida, dilakukan pengamatan terhadap kulit buah Capsicum annum, daun Hydrilla
verticillata, dan Solanum tuberosum.
Dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x0.10
menunjukkan bahwa kulit buah Capsicum
annum pada struktur selnya terdapat plastida yang mengandung warna merah.
Plastida yang memberi warna merah ini adalah kromoplas. Kromoplas memberi warna
pada berbagai jenis alat pada tumbuhan. Kromoplas memiliki bermacam-macam
pigmen, seperti fikosianin yang memberikan warna biru pada Cyanophyta, fikoeritrin yang menimbulkan warna merah pada Rhodophyta, karoten menimbulkan warna
keemasan pada wortel, xantofil menimbulkan warna kuning pada daun yang tua,
fukosatin menimbulkan warna pirang pada Phaeophyta.
Klasifikasi Capsicum annum
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Solanales
Famili :
Solanaceae
Genus :
Capsicum
Spesies : Capsicum annum
Gambar 3. Struktur sel Capsicum
annum
Pada daun Hyidrilla verticillata, didapat hasil
pengamatan pada mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 bahwa pada struktur selnya
terdapat plastida yang disebut kloroplas. Kloroplas berfungsi untuk memberi
pigmen pada daun. Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil,
karotenoid, dan pigmen fotosintesis lainnya.
Klasifikasi Hydrilla verticillata
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Ordo :
Hydrocharitales
Famili :
Hydrocharitaceae
Genus :
Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata
Gambar 4. Struktur sel Hydrilla
verticillata
Pada Solanum tuberosum, didapat hasil dari
mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 bahwa struktur sel Solanum tuberosum terdapat plastida yang disebut leukoplas.
Leukoplas tidak berfungsi dalam memberikan warna. Struktur sel yang dimiliki
kentang ini adalah sel mati. Plastida ini berfungsi sebagai menyimpan makanan
yang terdiri dari amiloplas (menyimpan amilum), elailoplas atau lipiloplas
(menyimpan lemak), dan proteoplas (menyimpan protein).
Klasifikasi Solanum tuberosum
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Solanales
Famili :
Solanaceae
Genus :
Solanum
Spesies : Solanum tuberosum
Gambar
5. Struktur sel Solanum tuberosum
Kegiatan 3. Melihat struktur pati
Untuk melihat
struktur pati, dilakukan pengamatan terhadap berbagai jenis tepung. Yang
pertama adalah tepung kacang kedele. Hasil yang didapat dari pengamatan
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 yaitu struktur tepung kacang
kedele terdapat bentuk pati yang menyebar pada permukaan sel dan bentuk selnya
lonjong. Se ini terdiri dari dinding sel inti dan terdapat pula sitoplasma.
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung bagi inti sel.
Klasifikasi kacang
kedele
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Fabales
Famili :
Fabaceae
Genus :
Glycine
Spesies : Glycine max
Gambar 6. Struktur sel pati tepung kacang kedele.
Pada tepung jagung,
hasil yang didapat dari pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
4x0.10 yaitu diperoleh bentuk sel dari tepung jagung halus dan besar. Sel
jagung termasuk dalam sel eukariotik yang mempunyai DNA terletak di inti,
mitokondria dan kloroplas. Inti mengandung DNA, mitokondria mengandung jumlah
yang relatif kecil.
Klasifikasi jagung
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Ordo :
Poales
Famili :
Poaceae
Genus :
Zea
Spesies : Zea mays
Gambar
7. Struktur sel tepung jagung.
Pada pisang, hasil
yang didapat dari pengamatan dengan mikroskop perbesaran 4x0.10 bahwa pada
pisang struktur selnya berukuran kecil. Butir pati merupakan sarana bagi
tanaman dan campuran amilase dan alfa amilopektin. Pati pisang memiliki bentuk
sel yang unik karena hampir menyerupai gelembung air yang sedang terbang dan
terdapat inti sel setiap gelembung dan membran sel.
Klasifikasi Musa paradisiaca
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Musaceae
Genus :
Musa
Spesies : Musa paradisiaca
Gambar
8. Struktur sel pisang
Pada tepung ubi
kayu, hasil yang didapat dari pengamatan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 4x0.10 yaitu struktur tepung ubi kayu selnya kecil dan dilingkupi
oleh inti sel. Sel ubi kayu banyak mengandung karbohidrat. Pada sel ubi kayu
ini terdapat rongga yang sangat besar sehingga inti dan membran sel tidak
terlalu jelas. Pati pada ubi kayu masuk ke dalam kategori butir pati
konsentris.
Klasifikasi
Manihot utilissima
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Genus :
Manihot
Spesies : Manihot utilissima
Gambar 9. Struktur sel tepung ubi kayu.
Pada kentang, hasil
yang didapat dari pengamatan menggunakan mikroskop perbesaran 4x0.10 yaitu pada
kentang, perubahan berkala yang mengakibatkan adanya lapisan berasal dari dalam
(endogen). Pada butir pati kecil hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di
pusat). Jika dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran
tersebut akan saling menyentuh dan membentuk butir majemuk. Jika butir pati
mengisi sel hingga penuh, maka tepinya bersudut.
Klasifikasi Solanum tuberosum
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Solanales
Famili :
Solanaceae
Genus :
Solanum
Spesies : Solanum tuberosum
Gambar
10. Struktur sel pati pada kentang.
4.2. Morfologi tumbuhan
Kegiatan 1. Mengenal bentuk
umum rumput
Panicum maximum disebut juga rumput benggala berasal dari Afrika
tropik dan sub tropik. Ciri-cirinya bersifat perennial, batang tegak, kuat, dan
membentuk rumpun. Akarnya membentuk serabut dalam, buku dan lidah daun berbulu. Warna
bunga hijau atau keunguan (Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai pegunungan
0–1200 m di atas permukaan laut. Produksi Panicum maximum yang dihasilkan mencapai 100–150 ton/ha/th
dalam bahan segar. Panen pertama dilakukan setelah 2–3 bulan setelah penanaman
(Sutopo, 2005).
Klasifikasi Panicum maximum.
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Graminales
Famili :
Graminaceae
Genus :
Panicum
Spesies :
Panicum maximum
Gambar 11. Panicum
maximum
Rumput signal atau Brachiaria decumben merupakan rumput yang berasal dari Afrika Timur. Ciri-ciri
rumput signal yaitu tumbuh dengan cara stolon atau berumpun, batang tegak dan
panjang 30-45 cm, lebar daun 8-10 mm, memiliki bunga dengan 2-5 tandan
panjangnya 2-5 cm (Anonim, 2014).
Klasifikasi Brachiaria decumbens
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Graminales
Famili :
Graminaceae
Genus :
Brachiaria
Spesies : Brachiaria decumbens
Gambar 12. Brachiaria
decumbens
Pennisetum purpureum merupakan hijauan pakan
ternak yang memiliki kualitas nutrisi tinggi. Ciri-cirinya yaitu tumbuh dengan
cara berumpun dengan perakaran serabut, tinggi batang 3-4.5 m tebal dan keras,
daun berbulu pendek dan berujung runcing, panjang daun 16-90 cm dan lebarnya
8-35 cm, berbunga seperti es lilin dan jika dipotong dapat tumbuh lagi (Anonim,
2014).
Klasifikasi Pennisetum purpureum
Kingdom :
Plantae
Phylum :
Spermatophyta
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Glumiflora
Famili :
Graminaceae
Genus :
Pennisetum
Spesies : P. purpureum
Gambar 13. Pennisetum
purpureum
King grass merupakan
rumput hasil dari persilangan antara Pennisetum purpureum dan Pennisetum
tydoides. Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun,
tingginya mencapai 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada
bulu sedikit panjang pada daun helaian dekat liguna, permukaan daun luas dan
tidak berbunga kecuali jika ditanam di daerah yang dingin (Anonim, 2013).
Klasifikasi King
grass
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Graminales
Famili :
Graminaceae
Genus :
Pennisetum
Spesies : P. purpureum
Gambar
14. King grass
Kegiatan 2. Mengenal bentuk
dari leguminosa
Tempat hidup Stylosantes humillis terdapat di daerah
tropis dengan struktur tanah yang relatif kering. Ciri-cirinya adalah tanaman
ini memiliki batang yang kasar dan daun yang berkelompok dimana dalam setiap
tangkai terdapat tiga helai daun, termasuk golongan dikotil karena akar
tunggang.
Klasifikasi Stylosantes humillis
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Graminales
Famili :
Graminaceae
Genus :
Pennisetum
Spesies : Stylosantes
humillis
Gambar
15. Stylosantes humillis
Calopogonium mucunoides berasal dari Amerika Latin
tropik, masuk ke Indonesia digunakan sebagai tanaman penutup tanah pada tanaman
karet muda, kopi, dan kelapa. Calopogonium
mucunoides tergolong tanaman legum perenial (berumur lebih dari satu
tahun), termasuk dalam subfamili Papilionaceae. Dibandingkan dengan Calopogonium caereuleum, bunga Calopogonium mucunoides berukuran lebih
kecil dan lebih terang serta polongnya berbulu halus.
Klasifikasi Calopogonium mucunoides
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Leguminales
Famili :
Leguminaceae
Genus :
Calopogonium
Spesies : Calopogonium mucunoides
Gambar 16. Calopogonium
muconoides
Ciri-ciri dari Leucaena leucocephala yaitu pohon atau
perdu memiliki tinggi hingga 20 m, percabangannya rendah dan banyak dengan
pepagan berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel.
Daunnya majemuk dan berbentuk menyirip rangkap, bunganya majemuk berupa bonggol
bertangkai panjang, buahnya polong berbentuk pita lurus, pipih dan tipis.
Klasifikasi Leucaena leucocephala
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Fabales
Famili :
Fabaceae
Genus :
Leucaena
Spesies : Leucaena
leucocephala
Gambar
17. Leucaena leucocephala
Ciri-ciri Arachis hypogeal yaitu akarnya tunggang,
berwarna putih kecoklatan, batangnya tegak, bercabang, berwarna hijau
keputih-putihan, daunnya majemuk, menyirip, lonjong, hijau, berbulu, buahnya
berupa polong, bunganya tunggal di ketiak daun.
Klasifikasi Arachis hypogea
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Leguminales
Famili :
Papilionaceae
Genus :
Arachis
Spesies :
Arachis hypogea
Gambar
18. Arachis hypogea
Kegiatan 3. Mengenal dan
membedakan bunga rumput dan leguminosa
Panicum maximum disebut juga rumput benggala berasal dari Afrika
tropik dan sub tropik. Ciri-cirinya bersifat perennial, batang tegak, kuat, dan
membentuk rumpun. Akarnya membentuk serabut dalam, buku dan lidah daun
berbulu. Warna bunga hijau atau keunguan (Tumbuh pada daerah dataran
rendah sampai pegunungan 0–1200 m di atas permukaan laut. Produksi Panicum maximum yang dihasilkan
mencapai 100–150 ton/ha/th dalam bahan segar. Panen pertama dilakukan setelah
2–3 bulan setelah penanaman (Sutopo, 2005).
Klasifikasi Panicum maximum.
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Graminales
Famili :
Graminaceae
Genus :
Panicum
Spesies :
Panicum maximum
Gambar 19. Panicum
maximum
Calopogonium mucunoides tumbuh menjalar pada
permukaan tanah dan bisa membelik ke kiri dan ke atas tanaman yang tumbuh di
dekatnya. Daun majemuk beranak tiga dengan kedudukan berselang-seling (folia
destia). Daun tersebut memiliki panjang 1,5-9,5 cm; lebar 1-7 cm; dengan
panjang tangkai daun 4-10 cm. Bakal daun, daun dan batang berbulu cokelat.
Bunga kupu-kupu dengan mahkota berwarna ungu kebiru-biruan dan tumbuh pada
ketiak daun. Polong memiliki lebar 1-1,5 cm dengan panjang 2-5 cm. Tiap polong
berisi 4-6 butir biji. Polong tua yang berwarna cokelat kehitaman, akan pecah
dengan sendirinya bila sudah kering. Buku-buku atau ruas tanaman yang menempel
pada tanah dapat mengeluarkan akar serabut (Purwanto, 2007).
Klasifikasi Calopogonium mucunoides
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Leguminales
Famili :
Leguminaceae
Genus :
Calopogonium
Spesies : Calopogonium mucunoides
Gambar
20. Callopogonium muconoides
4.3. Anatomi tumbuhan
Kegiatan 1. Melihat susunan
anatomi daun
Tumbuhan
berkeping satu (monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan
berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga
(Tjirosoepomo, 2009).
Tumbuhan
berkeping dua (dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri
khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (Kusdianti, 2009).
Anatomi daun dibagi menjadi tiga bagian yaitu epidermis yang merupakan
lapisan terluar daun, parenkim yang terdiri dari dua lapisan sel yakni palisade
dan spons, serta terdapat jaringan pembuluh (Tjitrosoepomo, 2009).
Klasifikasi rumput
gajah
Kingdom :
Plantae
Phylum :
Spermatophyta
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Glumiflora
Famili :
Graminaceae
Genus :
Pennisetum
Spesies :
P. Purpureum
Gambar 21.anatomi rumput gajah
Klasifikasi kacang
tanah
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Leguminales
Famili :
Papilionaceae
Genus :
Arachis
Spesies :
Arachis hypogea
Gambar
22.anatomi Arachis hypogea
Kegiatan 2. Mempelajari
anatomi batang tumbuhan monokotil
Anatomi
batang monokotil sangat berbeda dengan anatomi batang dikotil. Epidermis
tanaman monokotil memiliki dinding sel yang tebal. Di bawah epidermis terdapat
jaringan tipis yang terdiri atas jaringan sklerenkim yang merupakan kulit
batang. Kulit batang berperan memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang.
Ikatan pembuluh menyebar di seluruh batang, tetapi yang paling banyak pada
daerah yang mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem berdampingan dengan
xilem yang dikelilingi sklerenkim. Tipe ikatan pembuluh ini disebut
vibrovassal. Pada monokotil tidak terdapat kambium. Jadi, pertumbuhan terjadi
hanya memanjang untuk memperbesar batang melalui pembentukkan rongga reksigen
sehingga pembesaran batang sangat terbatas (Talago, 2013).
Klasifikasi rumput
gajah
Kingdom :
Plantae
Phylum :
Spermatophyta
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Glumiflora
Famili :
Graminaceae
Genus :
Pennisetum
Spesies :
P. purpureum
Gambar 23. Anatomi batang rumput gajah
Klasifikasi Panicum maximum.
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Graminales
Famili :
Graminaceae
Genus : Panicum
Spesies :
Panicum maximum
Gambar 24. Anatomi batang Panicum maximum
Klasifikasi Zea mays
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies
: Zea mays
Gambar
25. anatomi batang jagung
Kegiatan 3. Mempelajari anatomi batang tumbuhan dikotil
Terdapat
perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya. Pada
batang dikotil terdapat epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya, ada
korteks, endodermis dan stele (Kusdianti, 2009).
Klasifikasi kacang
tanah
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Leguminales
Famili :
Papilionaceae
Genus :
Arachis
Spesies :
Arachis hypogea
Gambar 26. anatomi batang kacang tanah
Klasifikasi kacang
hijau
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus
radiatus
Gambar 27. anatomi batang kacang hijau
Klasifikasi Ricinus comunis
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Genus : Ricinus
Spesies : Ricinus
comunis
Gambar
28. anatomi batang Ricinus comunis
Kegiatan 4. Melihat susunan anatomi akar
Secara umum
dapat dikatakan bahwa tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang,
bentuk tulang daun menjari, tidak ditemukan tudung akar, bunga kelipatan 5 dan
biji berkeping dua, sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri berupa
akar serabut, bentuk tulang daun sejajar, ditemukannya tudung akar, bunga
kelipatan 3 dan biji berkeping satu (Wikipedia, 2008).
Asal akar adalah
dari akar lembaga (radix), pada dikotil akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang. Pada monokotil akar lembaga mati kemudian pada pangkal
batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga
membentuk akar serabut (Mulyati, 2006).
Klasifikasi Ricinus comunis
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Genus : Ricinus
Spesies : Ricinus
comunis
Gambar 29. anatomi akar Ricinus comunis
Klasifikasi Zea mays
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea
mays
Gambar
30. anatomi akar jagung
4.4. Pisces
Kegiatan 1. Melihat bentuk morfologi ikan mas
Ikan adalah
organisme vertebrata yang hidup atau habitatnya berada di air, baik air tawar,
air payau, maupun air laut (Sujatko, 2005).
Tubuh ikan
terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala yang terdiri dari operkulum
bertulang yang mengelilingi atau melindungi insang, bagian tubuh yaitu bagian
mulai dari operkulum sampai anus, dan bagian ekor yaitu bagian anus dan bagian
posterior (Bramantio, 2001).
Klasifikasi ikan mas.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Teleostei
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Gambar
31. Morfologi Cyprinus carpio
Kegiatan 2. Melihat bentuk sisik secara mikroskopis
Sisik
berada pada corium yang terdiri dari jaringan pengikat yang merupakan
exoskeleton bagi ikan. Sisik terbuat dari jaringan tulang. Bentuk sisik ganoid.
Sisik ikan mas berbentuk pipih dan bulat karena itu termasuk cyeloid. Pada
sisik terdapat garis-garis yang menjari (radial) dan garis-garis yang melingkar
(cirkular).
Kegiatan 3. Melihat linea literalis
Linea literalis
merupakan garis membujur pada kedua sisi truncus mulai dari bagian belakang
kepala sampai ke pangkal ekor. Linea literalis berfungsi untuk mengetahui
perubahan tekanan air sehingga ikan mengenal kedudukannya di dalam air.
Gambar
33. Linea literalis
Kegiatan 4. Melihat organ-organ yang terdapat dalam rongga
dada dan perut
Alat
pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Alat pencernaan ikan mas terdiri atas segmen mulut, rongga mulut, faring,
esofagus, lambung, usus, anus (Fajri, 2009).
Kelenjar
pencernaan pada ikan meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang
berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak dibagian depan rongga
badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas. Fungsi hati menghasilkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan
lemak. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopis sehingga sukar
dikenali. Fungsi pankreas antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan
hormon insulin (Rianto, 2002).
Gambar
34. Anatomi Cyprinus carpio
Kegiatan 5. Melihat system musculus tubuh ikan mas
Sistem
otot pada ikan secara fungsional dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang di bawah
rangsangan otak dan yang tidak di bawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan
mempunyai tiga macam urat daging berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu otot
polos, otot bergaris, dan otot jantung. Secara umum urat daging atau otot
berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan sehingga ikan
mampu berenang (Okki Putriani, 2015).
Bagian-bagian
dari sistem musculus pada ikan mas yaitu myomore, septum horizontal, myocomote,
musculi hipexialis, dan musculi apexialis. Myomore menyebabkan tubuh ikan
menjadi meliuk-liuk dalam gerakan berenang (Burhanuddin, 2014).
Gambar
35. System musculus
Kegiatan 6. Mengamati apparatus respiratorius ikan mas
Alat
pernapasan ikan adalah insang. Insang pada ikan terdiri dari beberapa bagian
yaitu lengkung insang, rigi-rigi insang yang berada di depan lengkung insang
tersusun oleh tulang dan berfungsi untuk menyaring air, dan lembaran insang
yang terletak dibelakang lengkung insang, berwarna merah, berbentuk seperti
sisir dan di dalamnya banyak mengandung arteri insang (Diah Aryulina, 2004).
Gambar
36. Insang Cyprinus carpio
4.5. Amphibi
Kegiatan 1. Mengamati morfologi katak
Amphibia
berarti dua kehidupan yang mengacu kepada metamorfosis banyak jenis katak.
Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah
herbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan
ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara
menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorfosa yang berakhir
dengan kehidupan kedua, kaki berkembang, insang dan sistem gurat sisi
menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernafas, sepasang gendang
telinga eksternal, dan sistem pencernaan yang diadaptasikan untuk mengkonsumsi
makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ke tepian dan memulai kehidupan di
darat. Namun demikian, meskipun menyandang nama amphibia, banyak jenis katak
tidak melalui tahapan kecebong akuatik dan terrestrial (Campbell, 2003).
Gambar
37. Morfologi katak
Kegiatan 2. Melihat organ dalam cavum oris
Pada katak di dalam
mulut terdapat banyak gigi-gigi kecil disepanjang rahang atas, dan ada gigi
vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot, biofurkat (cabang dua) pada
ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Lidah katak berfungsi untuk
menangkap mangsa. Sebagian besar amphibi mempunyai lidah yang dapat dijulurkan
keluar seperti pada katak dan kodok, kemudian lidah digulung kebelakang jika
tidak digunakan (Sukiya, 2006).
Gambar
38. Cavum oris katak
Kegiatan 3. Mengamati alat-alat visceral
Pada
anatomi katak terdapat jantung, paru-paru, hati, lambung, usus halus, usus
besar, ginjal, testis, saluran pengeluaran, dan kloaka. Pada pencernaan katak
terdiri dari rongga mulut, faring, kerongkongan, hati, lambung, usus besar, dan
kloaka. Kloaka pada katak selain berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan,
juga berfungsi sebagai saluran pengeluaran ovum maupun sperma.
Gambar
39. Anatomi katak
4.6. Aves
Kegiatan 1. Mengamati
morfologi kelas aves
Burung atau
unggas adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki
bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri
yang kecil mungil hingga burung unta. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah
digolongkan ke dalam kelas aves (Wikipedia).
Seekor ayam memiliki kepala, leher,
badan, sayap dan kaki. Pada bagian teratas dari kepala terdapat jengger, pada
kepala ayam terdapat paruh. Pada pangkal paruh terdapat lubang hidung, sejajar
dengan paruh terdapat mata dan telinga. Di bawah paruh terdapat dagu, pada dagu
terdapat pial. Di bawah kepala terdapat leher. Tubuh ayam terdiri dari
punggung, dada, dan perut. Bagian samping dada dan perut ditutupi sepasang
sayap. Tubuh ayam tertutup bulu. Di bawah badan terdapat kaki yang pada pahanya
tertutup bulu. Bagian betis sampai jari kaki (ceker) pada umumnya tidak
berbulu. Pada kaki ayam terdapat taji atau jalu (Rahayu, 2011).
Gambar
40. Morfologi ayam
Kegiatan 2. Mengamati bulu plumae, plumulae dan filoplumae
Burung
memiliki tubuh yang ditutupi bulu. Bulu tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu
plumae, filoplumae, dan plumulae. Plumae adalah bulu yang terdapat pada bagian
sayap dan ekor. Filoplumae adalah bulu burung yang halus yang menutupi seluruh
permukaan tubuh (Setiowati, 2007).
Gambar 41. Macam-macam bulu pada ayam
Kegiatan 3. Mengamati tulang-tulang
extremites
Pada extremites
anterior terdapat humerus, ulna, radius, carpus, carpo meta carpus, dan
phalanges. Pada extremites posterior terdapat femur, patela, tibia, fibula,
torso, tarso meta tarsus, phalanges dan digiti.
Gambar
42. Tulang extremites pada ayam
Kegiatan 4. Mengamati tractus digestivus dan tractus
urogenitalis aves
Anatomi pada
ayam yaitu terdapat esofagus, tembolok, kelenjar lambung, hati, gizzard,
kantong empedu, usus halus, ginjal, pankreas, seka, kloaka (Yaman, 2012).
Pencernaan
pada ayam terdiri dari bagian-bagian utama seperti mulut/paruh, esofagus,
tembolok (crop), proventrikulus, empedal (gizzard), duodenum, jejunum, ileum,
seka (usus buntu), rektum, kloaka. Sedangkan organ pencernaan tambahan yaitu
hati, getah empedu dan pankreas (Yuwanta, 2004).
Alat
pernapasan pada ayam terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atas (lubang hidung
dan pangkal tenggorokan atau larynx), saluran pernapasan dan paru-paru. Fungsi
alat pernapasan adalah sebagai tempat pertukaran udara yang masuk dan keluar
dari tubuh ayam, selain itu sistem pernapasan berfungsi untuk mengatur
temperatur tubuh ayam (Fadilah, 2011).
Gambar
43. Anatomi ayam
4.7. Mamalia
Kegiatan 1. Mengamati
morfologi kelinci
Tubuh kelinci dibagi
menjadi empat bagian yaitu caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan
cauda (ekor). Pada caput terdapat rima oris (rongga mulut), vibrisae, nares,
orgonon visus dan telinga yang panjang. Tubuh bagian luar kelinci dilapisi oleh
kulit dan ditumbuhi oleh banyak rambut. Bangun hidung silindris. Mempunyai gigi
seri yang digunakan untuk memotong-motong makanan sebelum makanan ditelan.
Mempunyai daun telinga yang panjang dan menghadap ke depan. Kaki berjumlah dua
pasang, kaki bagian depan lebih pendek daripada bagian belakang (Putra, 2006).
Gambar 44. Morfologi kelinci
Kegiatan 2. Mengamati susunan gigi kelinci
Kelinci termasuk
hewan herbivora karena makanan utamanya adalah rumput dan daun-daunan. Hal ini
didukung oleh susunan geliginya yang memiliki gigi seri dan gigi geraham yang
besar, serta tidak memiliki gigi taring sama seperti herbivora lainnya (Siti
Rochani, 2011).
Gambar 45. Susunan gigi kelinci
Kegiatan 3. Mengamati
tulang-tulang extremites
Gambar
46. Tulang extremites kelinci
Kegiatan 4. Mengamati organ-organ dalam kelinci
Bagian internal
kelinci yaitu terdapat hepar, cor, ren, vesica fallea, ventrikulus, lien,
intestinum tanue, intestinum crassum, coccum, vesica urinaria. Sistem
pencernaan pada mamalia ada 2 bagian yaitu tractus digestivus dan glandula
digestoria. Tractus digestivus disusun oleh cavum oris, lingua, pharinx,
esophagus, ventrikulus, intestinum tanue, caecum, intestinum crassum dan anus.
Gambar
47. Anatomi kelinci
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil dari organisme hidup yang
memiliki fungsi struktural, fungsional dan hereditas. Sel pertama kali
ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665, yang mengamati sayatan tipis gabus
botol dengan mikroskop yang dibuatnya sendiri.
Morfologi tumbuhan adalah bagian dari ilmu botani yang
khusus mempelajari bentuk luar dari suatu tumbuhan yang dapat di dilihat dengan
mata biasa.secara umum,tumbuhan tingkat tinggi dibagi atas dua sub divisi yaitu
tumbuahan biji tertutup.tumbuhan biji tertutup (angiospermae).
Anatomi
tumbuhan adalah ilmu botani yang mempelajari bentuk dan susunan bagian dalam
dari tumbuhan tumbuhan.secara umum anatomi tumbuhan mencakup tiga bagian : sel , jaringan tubuh
,organ tubuh.
Jenis
ikan yang sering dikonsumsi manusia adalah Ordo Teleostei,
berdasarkan hal yang demikian maka untuk mempelajari
morfologi dan anatomi pisces ini maka dipilih Ordo Teleostei,
yaitu ikan mas ( Cyprinus
Carpio). Tubuh Cyprinus Carpio
dapat dibagian tiga bagian yaitu caput, truncus, cauda.
Amphibi
merupakan vertebrata yang kali pertama memulai kehidupan di
air lalu di darat. alasan memilih Rana Sp memiliki
kelas ini karana genus ini mudah diperoleh dan diamati.
Aves mudah dibedakan dengan kelas hewan lainya yaitu
adanya bulu yang menutupi tubuhnya. Extremitas anterior yang bermodifikasi
memiliki sayap dan beak (paruh) yang tersusun dari zat tanduk.
Kelinci
atau marmut termasuk hewan menyusui (mamalia) karena mempuyai kelenjar susu yang berguna untuk
menyusui anaknya.
5.2. Saran
Dalam pratikum biologi ini hendaknya pratikan
memperhatikan dan dapat melakukan pratikum dengan baik dan hati-hati supaya
pratikum ini dapat berlangsung dengan baik sehingga apa yang dipelajari dan diperoleh
dari pratikum ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam
bidang ilmu peternakan. Selain itu hendaknya agar kekompakan lebih ditingkatkan
kepada pratikan dan asisten dosen
sehingga dapat tercipta kerja sama yang lebih baik dan berguna dalam
kegiatan pratikum dimasa mendatang.
Aryuliana,
Diah. 2004. Biologi 2. Jakarta: Esis
Bramantio.
2001. Morfologi Ikan Air Tawar.
Jakarta: Swadaya
Burhanuddin, Andi Iqbal. 2014. Ikhtiologi Ikan dan Segala Aspek
Kehidupannya.
Yogyakarta: Deepublish
Campbell,
NA. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II.
Jakarta: Erlangga
Darmawan,
Baharsya. 2006. Biologi Dasar.
Jakarta: Erlangga
Fadilah, Roni, Agustin Polana.
2011. Mengatasi 71 Penyakit pada Ayam.
Jakarta: PT. Agromedia Pustaka
Fajri. 2009. Mekanisme Syaraf, Pencernaan, dan Reproduksi Ikan. Jambi:
Artimedia
Harminto,
Sundowo, Dkk. 2001. Biologi Umum.
Jakarta: Universitas Terbuka
Masanto,
Ryan. 2010. Beternak Kelinci Potong.
Sleman: Penebar Swadaya
Mulyani,
Sri. 2003. Anatomi Tumbuhan. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita
Purnomo, Agus. 2003. Mikrobiologi. Malang: Universitas
Muhammadiyah
Malang
Purwanto, Imam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae.
Yogyakarta:
Kasinius
Putra,
Gusti Merdeka. 2006. Kelinci Hias.
Bogor: Penebar Swadaya
Rahayu, Iman, Titik Sudaryani, Hari
Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam.
Jakarta: Penebar Swadaya
Rianto.
2002. Sistem Pencernaan Hewan.
Bandung: Putra Media
Rochani,
Siti. 2011. Beternak Kelinci dan
Manfaatnya. Jakarta: JP. Books
Setiowati,
Tetty, Deswaty Purqonita. 2007. Biologi
Interaktif. Jakarta: Azka
Sutopo, 2005. Morfologi
tumbuhan. Yogyakakarta: Gajah Mada University Press
Sujatko.
2005. Distribusi Ikan. Surabaya: Dua
Benua
Susanto.
2007. Pembenihan Ikan Mas.
Yogyakarta: Casinius
Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University
Press
Yaman,
Aman. 2012. Ayam Kampung. Depok:
Agriflo
Yuwanta,
Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Yogyakarta : Kasinius
Zainal.
2009. Kultur Jaringan Tanaman.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
2015 pukul 12.45
Anonim. 2011.
http://taufik-ardiyanto.blogspot.co.id
diakses tanggal 4 Oktober
2015 pukul 13.58
Anonim. 2013.
http://spycounter.blogspot.co.id.
diakses tanggal 15 November
2015 pukul 19.20
Anonim. 2013.
http://saungrabbit.blogspot.co.id. diakses tanggal 15 November
2015 pukul 20.23
Anonim. 2014. http://situs-peternakan.com.
diakses tanggal 13 Oktober 2015
pukul 13.15
Farhan Afriansyah. 2012.
http://farhanafriansyah13.blogspot.co.id. diakses
tanggal 15 November 2015 pukul 11.30
Inyiak Talago. 2013.
http://www.cpuik.com diakses tanggal 15 November 2015
pukul 15.15
Oki Putriani.
2015. http://okkiputriani.blogspot.com. diakses tanggal 18 Oktober
2015 pukul 16.57
Wikipedia.
http://wikipedia.org/wiki/burung. diakses tanggal 4 November 2015
pukul 05.03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar