Senin, 05 Desember 2016

LAPORAN SEMESTER BIOKIMIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Biokimia adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi di dalam zat hidup, baik itu mikroorganisme, tanaman, invertebrata, mamalia, dan manusia. Peranan biokimia sebagai dasar pengembangan pengetahuan dasar kedokteran, pertanian, peternakan, biologi, mikrobiologi, dan lainnya yang erat hubungannya.
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Karbohirat merupakan senyawa organik yang paling berlimpah di bumi ini, yang tersusun terutama oleh monosakarida. Sebagian besar zat-zat alam merupakan golongan karbohirat fungsinya sebagai bahan baku (bahan sumber energi) baik untuk mikroorganime, tumbuhan maupun hewan.
Lemak (lipida) merupakan senyawa organik yang tidak larut dalarn air tetapi dapat diekstrasikan dengan pelarut non polar seperti kloroform, benzen, dan eter. Lemak terdiri dari ester asam lemak dan gliserin, Iemak tidak dalam air tetapi larut dalam ester, kloroform, bensin" karena sebagian besar tergolong gugus lipofil. Dialam terdapat sebagai lemak yang netral dan disamping zat-zat yang menyerupai lemak (lipoid). Lipida terutama disusun atas rantai hidrokarbon panjang beiantai lurus, bercabang atau membuat stnrktur siklis. Lipida kompleks mengandung komponen non lipida seperti fosfat pada lipida protein pada proteolipida atau pada glukolipida. Trigleserida atau hiasil gliserol merupakan molekul tidak bermuatan dan dikenal juga sebagai lipida nehal, lemak atau minyak sederhana. Trigleserida merupakan bagian lipida yang dikonsumsi. Trigleserida terurai menjadi komponen penyusun oleh lipase. Fosfolipida merupakan turunan tiasil gliserol yang salah satu komponen asam lemaknya oleh senyawa fosfat. Fosfolipida yang sering dijumpai dialam adalah lesitin, sefalin" fosfogliserida serin, fosfogleserida inositol.
Enzim merupakan protein yang disentesis oleh sel hidup untuk mengkatalisasi reaksi yang berlangsung didalamnya. Oleh karena reaksi yang enzimatis sangat bervariasi, maka biokatalisator yang dibentuk, jumlah maupun jenisnya tak terhitung banyaknya. Enzim merupakan biokatalisator dengan spesifikasi dan efisiensi tinggi. Enzim dapat diproduksi dengan cara mengektraksi dari jaringan tanaman atau hewan dan mikroorganisme.
                                                                                          
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan praktikum pada percobaan kelarutan asam amino yaitu, untuk melihat daya larut berbagai asam amino dalam pelarut-pelarut yang berbeda. Sedangkan pada Uji Ninhidrin bertujuan untuk mengidentifikasi asam α-amino. Adapun tujuan dari praktikum karbohidrat yaitu untuk mengetahui terjadinya fermentasi yang dilakukakan oleh sel ragi, untuk menguji adanya karbohidrat dari beberapa bahan yang di uji (secara umum). Adapun tujuan dari praktikum lipida yaitu untuk melihat daya kelarutan lipida dan asam-asam lemak dalam berbagai pelarut dan untuk mengamati keadaan emulsi dari lemak dan zat yang bertindak sebagai emulgator. Adapun tujuan dari praktikum enzim yaitu untuk mengetahui pengaruh enzim papain dalam krim santan kelapa untuk menghasilkan minyak, dan juga untuk mengetahui volume yang mutu dari minyak yang dihasilkan.
Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktikum ini yaitu dengan adanya hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat digunakan sebagai titik acuan dan bahan perbandingan didalam menjawab segala permasalahan tentang pengujian dari bagian-bagian Biokimia tersebut. Selain itu, kita dapat mengetahui tekhnik atau cara dalam melakukan pengukuran larutan, mengenal alat-alat laboratorium serta fungsinya.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein dan Asam Amino
Asam amino adalah senyawa yang mempunyai rumus umum +H3NCH – (R)COO- , bersifat ion dan hidrofil (Wayan Rediatning, 1987).
Daya larut beberapa asam amino tertentu dapat larut pada pelarut tertentu. Misalnya glisin dan histidin dapat larut dalam larutan HCl, NaOH dan akuades. Sedangkan tirosin larut dalam larutan etanol (Anonim).
Larutan yang mengandung asam amino akan menunjukkan uji positif terhadapa larutan ninhidrin. Reaksi warna protein dengan ninhidrin menunjukkan positif bila memberikan warna biru atau ungu. Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asam amino dengan ninhidrin. Melalui uji ninhidrin, asam amino yang mampu dioksidasi akan teroksidasi secara kualitatif sehingga akan mengeluarkan gas CO2. Hanya atom nitrogen dari zat warna ungu yang berasal dari asam amino, asam amino selebihnya terkonversi menjadi aldehida dan CO2. Tetapi zat warna ungu yang dihasilkan dari semua asam amino α dengan gugus amino primer. Asam-asam amino dengan gugus amino primer adalah glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, serin, treonin, sistein, metionin, fenil alanin, tirosin, triptofan, asam aspartat, asam glutamat, asparagin, glutamin, lisin, arginin, dan histidin. Warna ungu yang dihasilkan setelah pemanasan dapat berbeda-beda. Dalam hal ini intensitas warna yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang ada (Anonim, 2015).
Protein merupakan komponen yang paling banyak ditemukan pada manusia, dan protein terdapat pada semua jenis organisme yang hidup di bumi. Protein adalah suatu jaringan panjang yang terdiri atas beberapa molekul asam amino yang terikat mirip kereta api (Edwin Lau, 2009).
Uji ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang diuji. Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino. Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna biru atau keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrindantin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi (Anonim, 2013).

Karbohidrat
Dalam uji iod untuk mengetahui adanya amilum, dimana amilum akan memberikan warna biru-ungu dengan larutan iodin (Sandy Hermawan, 2015).
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polisakarida keton atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun utamanya C, H, O. Ada dua jenis karbohidrat yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan aneka jenis gula yang langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat kompleks merupakan sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral, dan serat yang bermanfaat bagi tubuh (Pranata, 2004).
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefenisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksi keton atau ketosa). Karbohidrat terdiri dari atom C, H, dan O. Adapun rumus umum karbohidrat adalah Cn(H2O)n (Wiratmaja, 2011).
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana dan tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua molekul monosakarida. Ikatan pada disakarida disebut ikatan glikosida (Agus Kamaludin, 2010).
Uji iod pada karbohidrat digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat.karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat penting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).

Lipida
Emulsi yaitu koloid yang mengandung fase terdispersi cair (Nurun Shofi, 2014).
Kestabilan emulsi yaitu apabila dua larutan murni yang tidak saling campur atau larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat (Dewi Agus Saputri, 2013).
Lemak atau lipid dapat larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air atau pelarut yang mengandung air. Dengan demikian, lemak dapat didefenisikan sebagai substansi atau zat yang hanya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Andry Hartono, 2006).
Lipid adalah sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter (Fessenden, 2006).
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripannya struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan yaitu asam lemak, lemak, dan fosfolipid (Salirawati, 2007).

Enzim
Aktivitas spesifik enzim merupakan parameter reaksi enzim yang dapat mengambarkan daya kerja enzim yang bersangkutan (Vones, 2002).
Dalam pembuatan minyak kelapa dikenal 3 metode yaitu metode kering, metode ekstraksi dengan zat pelarut, dan metode basah (Palungkun, 2001).
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makhluk hidup. Karena bekerja sebagai katalis di dalam tubuh makhluk hidup, enzim disebut juga biokatalisator (Diah Aryulina, 2006).
Enzim merupakan biokatalisator dengan spesifisitas dan efisiensi tinggi (Reybred, 2003).
Enzim yang berperan dalam ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro molekul karbohidrat dan protein (Jhonson, 2002).
Hal yang perlu diperhatikan karena enzim merupakan protein biokatalisato yaitu daya tahan pada pH, suhu, dan linkungan lain dengan kisaran yang tidak terlalu besar sehingga pemakaian buffer dan pemilihan faktor linkungan yang tepat penting diperhatikan (Wandi, 2003).
Keuntungan memproduksi enzim dari mikroba antara lain biaya produksi lebih rendah, dapat diproduksi dalam waktu singkat, serta mudah dikontrol (Stone, 2003).
Pada penambahan getah buah pepaya muda dengan krim santan kelapa jika dicampur antara yang satu dengan yang lain maka dari warna, rasa, dan baunya akan jauh berubah dari awalnya (Wibowo, 2001).
Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah tanaman pepaya dan buah pepaya muda. Getah pepaya tersebut terdapat hampir di semua bagian tanaman pepaya, kecuali bagian akar dan biji. Kandungan papain paling banyak terdapat dalam buah pepaya yang masih muda (Warisno, 2003).



BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Biokimia dilaksanakan setiap hari rabu mulai tanggal 9 Maret sampai 30 Maret 2016 pada pukul 8.00 WIB sampai selesai, yang bertempat di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

3.2. Materi
Adapun alat yang perlu disiapkan pada percobaan kelarutan asam amino dan uji ninhidrin adalah tabung reaksi, beker glass, batang pengaduk, pipet tetes,  pembakar Bunsen, Erlenmeyer, penangas air dan penjepit tabung reaksi. Dan bahan atau zat yang digunakan HCl, NaOH, etanol, histidin, glisin, tirosin, lisin, arginin, triptofan dan ninhidrin.
Adapun alat dan bahan yang perlu disiapkan pada praktikum peragian dan uji iod adalah tabung reaksi, tabung fermentasi, larutan monosakarida, ragi, NaOH, akuades, larutan iod, HCl encer, sari nanas, sari ubi, pati ubi, santan.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan kelarutan daya lipida dan emulsi dari lemak adalah asam lemak (stearat), lemak dan minyak, fosfolipida (lesitin telur), pelarut (kloroform dan eter), minyak sayur, HCl encer, dan soda kue cair. Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, kertas saring, pipet tetes dan Erlenmeyer.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan penambahan enzim papain pada krim santan kelapa dalam menghasilkan minyak yaitu santan kelapa, getah pepaya, dan beker glass.

3.3. Metoda
Cara kerja pada percobaan kelarutan asam amino yaitu siapkan 8 buah tabung reaksi yang diisi dengan pelarut HCl, NaOH, etanol, dan air masing-masing 1 mL, larutkan 0,05 g asam amino ke dalam masing-masing pelarut tersebut, catat bagaimana hasilnya. Cara kerja pada percobaan uji ninhidrin yaitu masukkan 2 mL asam amino yang akan diidentifikasi ke dalam tabung reaksi dengan pH netral, tambahkan pereaksi ninhidrin 5 tetes, didihkan selama 2 menit dalam penangas air, amati warna hasil reaksi dan simpulkan.
Cara kerja pada percobaan peragian yaitu siapkan tabung reaksi, tambahkan glukosa 0,2 gr dan akuades 2 mL, kemudian tambahkan ragi 0,2 gr, biarkan pada suhu 30o C, kemudian terjadi suspensi dan tambahkan NaOH 2 mL sampai suspensi hilang. Cara kerja pada percobaan uji iod yaitu masukkan larutan yang diuji ke dalam tabung reaksi, tambahkan HCl encer dan tambahkan 2 tetes iod. Sebagai blanko lakukan prosedur tersebut tanpa menggunakan larutan yang diuji (diganti akuades), bandingkan warna yang terjadi antara yang menggunakan larutan uji dengan blanko.
Cara kerja pada percobaan daya kelarutan lipida yaitu periksalah larutan lipida dan asam-asam lemak dalam air dan pelarut-pelarut (air, kloroform, etanol, alkohol) dan catat perbedaan diantara gugus-gugus utama lipida. Teteskan 1 tetes larutan lipida tersebut pada kertas saring dan biarkan kering, amati pembentukan suatu noda lemak jernih. Masukkan 1 mL air, tambahkan lipida yang terkenal dilarutkan dalam etanol ke dalam tabung reaksi, masukkan 3 mL air ke dalam 2 tabung reaksi, tambahkan 2 tetes minyak zaitun ke dalam 2 tabung reaksi. Tambahkan lagi larutan lesitin ke dalam salah satu tabung reaksi dan minyak zaitun ke dalam tabung reaksi lainnya, kocok larutan tersebut dan bandingkan stabilias emulsi yang terbentuk. Cara kerja percobaan emulsi dari lemak yaitu siapkan 4 tabung reaksi yang telah diisi air masing-masing 5 mL. Tabung 1 diisi dengan 1 tetes minyak parafin dan 1 tetes HCl encer. Tabung 2 diisi dengan 1 tetes minyak kelapa dan 1 tetes HCl encer. Tabung 3 diisi dengan 1 tetes minyak parafin dan 1 tetes soda. Tabung 4 diisi dengan 1 tetes minyak kelapa dan 1 tetes soda. Amati emulsi yang terjadi.
Cara kerja pada praktikum enzim mengenai uji organoleptik yaitu tentukan tiga orang panelis untuk menguji mutu masing-masing minyak. Panelis diminta menguji dan menilai terhadap warna, bau, dan rasa dari minyak dengan standar nilai kesukaan yaitu sangat suka, suka, tidak, sangat tidak suka.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Protein dan Asam Amino
Asam amino adalah senyawa yang mempunyai rumus umum +H3NCH – (R)COO- , bersifat ion dan hidrofil. Asam-asam amino saling berbeda gugus R- nya. Ada sekitar 20 macam asam amino penting yang merupakan pembentuk protein dan disebut asam amino hidrolisat, seperti Alanin, Arginin, Sistein, Glutamin, Asam glutamat, Glisin, Histidin, Iso leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Prolin, Serin, Treonin, Triptofan, Tirosin, dan Valin (Wayan Rediatning, 1987).
Protein merupakan komponen yang paling banyak ditemukan pada manusia, dan protein terdapat pada semua jenis organisme yang hidup di bumi. Protein adalah suatu jaringan panjang yang terdiri atas beberapa molekul asam amino yang terikat mirip kereta api (Edwin Lau, 2009).
Dari praktikum mengenai kelarutan asam amino didapat hasil sebagai berikut.

Tabel 1. Kelarutan Asam Amino
No.
Larutan
Asam Amino
Lisin
Glisin
1.
HCl
Larut
Larut
2.
NaOH
Larut
Larut
3.
Etanol
Tidak larut
Tidak larut
4.
Akuades
Larut
Larut

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa jika dimasukkan asam amino (lisin dan glisin) ke dalam larutan HCl 0,1 N maka asam amino tersebut larut. Jika dimasukkan asam amino (lisin dan glisin) ke dalam larutan NaOH maka asam amino tersebut larut. Jika dimasukkan asam amino (lisin dan glisin) ke dalam larutan etanol maka asam amino tersebut tidak larut. Jika dimasukkan asam amino (lisin dan glisin) ke dalam akuades maka asam amino tersebut larut.
Menurut Anonim, daya larut beberapa asam amino tertentu dapat larut pada pelarut tertentu. Misalnya glisin dan histidin dapat larut dalam larutan HCl, NaOH dan akuades. Sedangkan tirosin larut dalam larutan etanol.
Uji ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang diuji. Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino. Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna biru atau keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrindantin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi (Anonim, 2013).

Tabel 2. Uji Ninhidrin
No.
Asam Amino
Warna
1.
Glisin
Bening
2.
Tirosin
Bening
3.
Histidin
Bening
4.
Arginin
Bening
5.
Triptofan
Bening

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan warna setelah asam-asam amino dicampur dengan ninhidrin kemudian dipanaskan. Hal ini terjadi karena kesalahan pada praktikum yaitu larutan asam amino telah terkontaminasi dengan zat lain sehingga pada percobaan ini tidak terjadi perubahan warna.
Menurut Anonim (2015), larutan yang mengandung asam amino akan menunjukkan uji positif terhadapa larutan ninhidrin. Reaksi warna protein dengan ninhidrin menunjukkan positif bila memberikan warna biru atau ungu. Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asam amino dengan ninhidrin. Melalui uji ninhidrin, asam amino yang mampu dioksidasi akan teroksidasi secara kualitatif sehingga akan mengeluarkan gas CO2. Hanya atom nitrogen dari zat warna ungu yang berasal dari asam amino, asam amino selebihnya terkonversi menjadi aldehida dan CO2. Tetapi zat warna ungu yang dihasilkan dari semua asam amino α dengan gugus amino primer. Asam-asam amino dengan gugus amino primer adalah glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, serin, treonin, sistein, metionin, fenil alanin, tirosin, triptofan, asam aspartat, asam glutamat, asparagin, glutamin, lisin, arginin, dan histidin. Warna ungu yang dihasilkan setelah pemanasan dapat berbeda-beda. Dalam hal ini intensitas warna yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang ada.

4.2. Karbohidrat
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefenisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksi keton atau ketosa). Karbohidrat terdiri dari atom C, H, dan O. Adapun rumus umum karbohidrat adalah Cn(H2O)n (Wiratmaja, 2011).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat.karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat penting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
Dari percobaan peragian, didapat hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Peragian
No.
Larutan
Warna
Suspensi
1.
Ragi
Putih
Terjadi
2.
Tanpa ragi
Bening
Tidak

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tabung reaksi yang diisi atau ditambahkan dengan ragi akan berwarna putih dan terjadi suspensi, sedangkan tabung reaksi tanpa ragi akan berwarna bening dan tidak terjadi suspensi.
Uji iod pada karbohidrat digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).
Berikut ini adalah hasil dari percobaan uji iod.

Tabel 4. Uji Iod
No.
Nama Bahan
Warna
Perubahan Warna
1.
Pati Nanas
Kuning kehijauan
Terjadi
2.
Santan
Putih
Terjadi
3.
Pati Ubi
Ungu kehitaman
Terjadi
4.
Sari Ubi
Kuning kehitaman
Terjadi
5.
Akuades
Jingga
Tidak

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa warna dari masing-masing bahan berubah yang menandakan bahwa setiap bahan mengandung karbohidrat. Sedangkan pada larutan akuades tidak terjadi perubahan warna karena tidak mengandung karbohidrat.
Sandy Hermawan (2015) mengatakan bahwa dalam uji iod untuk mengetahui adanya amilum, akan memberikan warna biru-ungu dengan larutan iodin.

4.3. Lipida
Lipid adalah sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter (Fessenden, 2006).
Salirawati (2007) mengatakan lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripannya struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan yaitu asam lemak, lemak, dan fosfolipid.
Lemak atau lipid dapat larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air atau pelarut yang mengandung air. Dengan demikian, lemak dapat didefenisikan sebagai substansi atau zat yang hanya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Andry Hartono, 2006).
Dari percobaan daya kelarutan lipida didapat hasil sebagai berikut.





Tabel 5. Daya Kelarutan Lipida
No.
Larutan
Pelarut
Air
Alkohol
Kloroform
Etanol
1.
Oksalat
Larut
Larut
Tidak
Larut
2.
Keju
Tidak
Larut
Tidak
Tidak
3.
Margarin
Tidak
Tidak
Larut
Tidak
4.
Minyak Zaitun
Tidak
Tidak
Larut
Tidak

Tabel di atas menunjukkan bahwa larutan oksalat larut dalam pelarut air, alkohol, dan etanol. Keju larut pada pelarut alkohol, margarin larut pada pelarut kloroform, dan minyak zaitun larut dalam pelarut klroform.
Pada percobaan lain yaitu tabung reaksi pertama diisi dengan 3 mL air ditambahkan 2 tetes minyak zaitun dan lesitin hasilnya adalah minyak zaitun tidak larut dalam air dan diikat oleh lesitin. Tabung reaksi kedua diisi dengan 3 mL air ditambah 2 tetes minyak zaitun dan ditambah lagi 2 tetes minyak zaitun hasilnya adalah minyak zaitun tidak larut dalam air dan volume minyak zaitun bertambah.
Tabel berikut ini adalah hasil dari percobaan emulsi dari lemak.

Tabel 6. Emulsi dari Lemak
No.
Bahan yang diuji
Hasil
1.
5 mL air + 1 tetes minyak
parafin + 1 tetes HCl encer
Terjadi emulsi yang
tidak stabil
2.
5 mL air + 1 tetes minyak
kelapa + 1 tetes HCl encer
Terjadi emulsi yang
tidak stabil
3.
5 mL air + 1 tetes minyak
parafin + 1 tetes soda
Terjadi emulsi
yang stabil
4.
5 mL air + 1 tetes minyak
parafin + 1 tetes soda
Terjadi emulsi
yang stabil

Dari tabel di atas didapat hasil bahwa larutan yang ditambahkan HCl encer mengalami emulsi yang tidak stabil, sedangkan larutan yang ditambahkan soda mengalami emulsi yang stabil. Hal ini menunjukkan bahwa soda membantu menstabilkan emulsi pada lemak.
Emulsi yaitu koloid yang mengandung fase terdispersi cair (Nurun Shofi, 2014). Kestabilan emulsi yaitu apabila dua larutan murni yang tidak saling campur atau larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat (Dewi Agus Saputri, 2013).

4.4. Enzim
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makhluk hidup. Karena bekerja sebagai katalis di dalam tubuh makhluk hidup, enzim disebut juga biokatalisator (Diah Aryulina, 2006). Enzim yang berperan dalam ekstraksi minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro molekul karbohidrat dan protein (Jhonson, 2002).
Dari percobaan uji organoleptik terhadap getah pepaya, santan kara dan campuran getah pepaya dan santan kara didapat hasil sebagai berikut.




Tabel 7. Uji Organoleptik pada Getah Pepaya
No.
Nama
Warna
Bau
Rasa
1.
Shintya Dariza
Tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
2.
Iga Satria Pertiwi
 Tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
3.
Ardiyan Prasetyo
 Tidak suka
 Tidak suka
Tidak suka


Tabel 8. Uji Organoleptik pada Santan Kara
No.
Nama
Warna
Bau
Rasa
1.
Shintya Dariza
Suka
Suka
Tidak suka
2.
Iga Satria Pertiwi
Suka
Tidak suka
Suka
3.
Ardiyan Prasetyo
Suka
Suka
Suka

Mengenai warna, bau, dan rasa dari santan kara setiap praktikan juga merasakan dan mempunyai pendapat masing-masing. Hal ini sesuai dengan pendapat Stone (2003) yang menyatakan bahwa keuntungan memproduksi enzim dari miroba antara lain biaya produksi lebih rendah dapat diproduksi dalam waktu singkat serta mudah dikontrol.

Tabel 9. Uji Organoleptik pada Campuran Santan Kara dan Getah Pepaya
No.
Nama
Warna
Bau
Rasa
1.
Shintya Dariza
Tidak suka
Suka
Tidak suka
2.
Iga Satria Pertiwi
Suka
Tidak suka
Tidak suka
3.
Ardiyan Prasetyo
Suka
Suka
Suka

Setiap praktikan memiliki pendapat berbeda-beda mengenai warna, rasa, dan bau dari campuran getah pepaya muda dan santan kara. Hal ini sesuai dengan pendapat Wibowo (2001), yang menyatakan bahwa pada penambahan getah buah pepaya muda dengan krim santan kelapa jika dicampur antara yang satu dengan yang lain maka dari warna rasa dan baunya akan jauh berubah dari awalnya.




BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum mengenai protein dan asam amino dapat disimpulkan bahwa asam-asam amino seperti glisin dan lisin akan larut dalam larutan HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, dan akuades serta tidak larut dalam larutan etanol. Asam-asam amino seperti glisin, tirosin, histidin, ardinin, dan triptofan jika dimasukkan larutan ninhidrin kemudian dididihkan tidak ada perubahan yang terjadi. Hal ini terjadi karena larutan yang dipakai telah terkontaminasi.
Dari hasil praktikum mengenai karbohidrat dapat disimpulkan bahwa pada uji peragian dimana larutan yang mengandung ragi akan mengalami suspensi dan larutan berwarna putih, sedangkan yang tidak mengandung ragi tidak mengalami suspensi dan warna larutan bening. Pada uji iod, bahan-bahan yang mengandung karbohidrat akan mengalami perubahan warna.
Dari hasil praktikum mengenai lipida dapat disimpulkan bahwa lemak tidak larut dalam air kecuali oksalat, dan lemak larut dalam alkohol, kloroform, dan etanol. Pada percobaan emulsi dari lemak, larutan yang ditambahkan HCl akan mengalami emulsi yang tidak stabil, sedangkan pada larutan yang ditambahkan soda akan mengalami emulsi yang stabil.
Dari hasil praktikum mengenai enzim dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya penentuan rasa, bau, dan warna dari getah pepaya, santan kara, dan campuran dari santan kara dan getah pepaya sangat beragam dari masing-masing praktikan, dan tingkat palatabilitas (suka atau tidak suka) pada masing-masing praktikan juga berbeda-beda.

5.2. Saran
Saran untuk praktikum biokimia adalah ketika melakukan praktikum, praktikan diharapkan lebih teliti dan menjaga kondisi laboratorium untuk tetap tenang. Agar praktikum yang sedang dilakukan berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. http://www.edubio.info/2013/11/uji-ninhidrin.html?m=1. Diakses tanggal 15 Maret 2016 pukul 22.59 WIB
Anonim. 2015. www.cheminmyheart.com/2015/02/uji-ninhidrin-pada-protein.html?m=1. Diakses tanggal 15 Maret 2016 pukul 22.12 WIB
Aryulina, Diah. 2006. Biologi 3. Jakarta : Erlangga
Dewi Agus Saputri. 2013. http://c31120067.blogspot.co.id. Diakses tanggal 29 Maret 2016 pukul 17.00 WIB
Djakani, H, dkk. 2013. Gambaran Kadar Gula Darah Puasa pada Laki-laki Usia 40-59 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1) : 71-75
Fessenden. 2006. Lipid Senyawa Organic. Bandung : ITB
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta : EGC
Jhonson. 2002. Enzim. Semarang : Erlangga
Kamaludin, Agus. 2010. Intisari Kimia. Yogyakarta : ANDI
Lau, Edwin. 2009. Healthy Express Super Sehat dalam 2 Minggu. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Manruw. 2010. Pengantar Biokimia. Jakarta : UI Press
Palungkun, R. 2001. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta : Penebar Swadaya
Pranata, C.F. 2004. Kimia Dasar 2 : Commoa Textbook. Malang : UM Press
Reybred. 2003. Enzim Spesifitas Tinggi. Jakarta
Salirawati. 2007. Lipid adalah Ester. Jakarta : Yudistira
Sandy, Hermawan. 2015. Super Lengkap Pelajaran. Jakarta : Bintang Wahyu
Shofi, Nurun. 2014. Buku Ajaib Kimia. Jakarta : Kunci Aksara
Stone. 2003. Produksi Ezim dari Mikroba. Bandung : ITB
Vones. 2002. Aktivitas Spesifik Enzim. Jakarta : UI
Wandi. 2003. Enzim Biokatalisator. Palembang : Universitas Sriwijaya
Warisno. 2003. Budi Daya Pepaya. Yogyakarta : Kasinius
Wayan Rediatning dan Nanny Kartini. 1987. Analisis Asam Amino dengan Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi Secara Derivatisasi Prakolom dan Pascakolom. Proceedings ITB. Vol. 20. No. 1/2
Wibowo. 2001. Enzim. Jakarta : Erlangga
Wiratmaja, dkk. 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii Sebagai Bahan Baku. Jurnal ilmia teknik mesin. Vol. 5 (1) : 75-84
.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar