Senin, 05 Desember 2016

LAPORAN SEMESTER BIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sitologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing masing makhluk hidup. Penemuan mikroskop oleh Antonie Van Leuwenhoek telah banyak membantu para ahli dalam kegiatan penyelidikan. Kali ini Robert Hooke dengan memanfaatkan mikroskop telah berhasil sebagai orang yang pertama melihat ruang-ruang kecil yang dibentuk oleh irisan pada jaringan tumbuh-tumbuhan. Jaringan–jaringan itu dilihatnya bagaikan tersusun dari banyak ruang kecil yang dibatasi dinding-dinding tipis. Ruang-ruang kecil ini dinamakan sel.
Secara harafiah, kata morfologi berarti morphos (pengetahuan tentang bentuk). Pengertian morfologi secara luas dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk organisme, terutama hewan serta tumbuhan serta mencakup bagian-bagiannya. Adapun morfologi tumbuhan terdiri atas bagian tubuh (orghan) tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan anatomi tumbuhan.
Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi dan peran penting untuk melangsugkan kelangs  ungan hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Ciri khas dari daun, pada umumnya berwarna hijau bentuk dari daun bagian besar adalah melebar, memiliki zat klorofil yang berguna untuk membantu proses fotosintesis. Daun juga mempunyai mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di pelajari dan di pahami secara mendalam, maka manusia akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan. Sehingga secara tidak langsung manusia juga dapat mengetahui batapa penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup. Pada lingkungan iformal manusia secara umum mengetahui bentuk dari daun, namun pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui dan mengenal daun secar spesifik. Tapi pada lingkungan formal, manusia dapat mengenal dan mengetahui pentingnya daun pada tumbuhan secar spesifik, sehingga proses pembelajaran dari setiap lembaga formal yang time scedokan, harus banyak mengarah pada kagiatan penelitian dan praktikum sehingga proses pedalaman materi pada bidang-bidang tertentu selalu ada. Anatomi tumbuhan monokotil dan dikotil melalui pengamatan anatomi organ (akar, batang, dan daun), akan dijumpai banyak bentukan–bentukan kelompok sel yang berbeda-beda. Masing-masing kelompok umumnya mempunyai bentuk dan fungsi yang sama, kelompok sel ini disebut jaringan. Sebuah jaringan didefinisikan sebagai kelompok sel atau vessel yang mempunyai bentuk, ukuran, asal dan perkembangan yang sama, serta membentuk fungsi yang sama.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak, jukut. Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi.
Filum chordata memiliki beberapa kelas yang hidup mendominasi kingdom animalia, antara lain adalah kelas aves. Aves merupakan chordata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu-bulu ini adalah modifikasi dari sisik yang ditemukan pada reptilia. Selain bulu, morfologi tubuh yang mencolok pada aves adalah alat gerak tubuh depannya berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan pada reptilia dan mamalia yang tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus. Aves memiliki paruh yang kuat dan tidak memiliki gigi memperingan berat tubuh agar dapat terbang. Namun, pencernaan aves dibantu oleh adanya ventrikulus dan proventrikulus yang mampu mencerna makanannya. Aves mengalami banyak pereduksian organ tubuh dan membentuk modifikasi-modifikasi alat tubuh guna mendukung daya terbangnya.
Asal usul Mamalia adalah dari bangsa reptil, Mamalia memiliki karakter struktural yang membedakan dari kehidupan vertebrata lain. Ciri utama dari Mamalia adalah adanya kelenjar susu, yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk anaknya. Kelenjar lain yang biasa ditemukan adalah kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat (sudorifera). Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, meskipun berkurang atau tidak ada sama sekali pada stadium tua. Kelinci (Lepus nigricollis) termasuk kedalam kingdom animalia dan kelas mammalia yang mempunyai berat tubuh 1,35-7 kg dengan panjang 40-70 cm. Kelinci (Lepus nigricollis) merupakan kelompok hewan yang paling sempurna baik morfologi ataupun anatominya karena ia mempunyai susunan organ yang kompleks dan susunan metabolisme didalam tubuhnya yang juga kompleks. Hewan ini banyak ditemukan dimana-dimana.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari mengenai botani yang mencakup sitologi, morfologi, dan anatomi tumbuhan serta mengenai zoologi yang mencakup pisces, amphibi, aves, dan mamalia.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk membantu mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami sitologi, anatomi, morfologi dari tumbuhan serta zoologi yang mencakup pisces, amphibi, aves, dan mamalia.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi, dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup (Agus Purnomo, 2003).
Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan. Suatu sel hidup harus memiliki protoplasma yaitu bagian sel yang ada dibagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri dari membran sel, inti sel dan sitoplasma (Zainal, 2000).
Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan beberapa faktor, misalnya faktor genetik maupun lingkungan, sel akan mati apabila mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik (Zeny, 2003).
Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiospermae umumnya mewarisi plastida dari induknya dan gymnospermae dari induk jantan (Robert RW,  2007).
Semua sel dibatasi oleh membran yang disebut membran plasma, sementara di daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur hidup yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut (Darmawan, 2006).
Rumput setaria bersifat parennial, tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus dan lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keunguan, bunga tersusun dalam tandan coklat keemasan, pangkal batang pipih, dan pelepah daun pangkal batang tersusun seperti kipas (Putra, 2001).
Panicum maximum disebut juga rumput benggala berasal dari Afrika tropik dan sub tropik. Ciri-cirinya bersifat perennial, batang tegak, kuat, dan membentuk rumpun. Akarnya membentuk serabut dalam, buku dan lidah daun berbulu. Warna bunga hijau atau keunguan (Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai pegunungan 0–1200 m di atas permukaan laut. Produksi Panicum maximum yang dihasilkan mencapai 100–150 ton/ha/th dalam bahan segar. Panen pertama dilakukan setelah 2–3 bulan setelah penanaman (Sutopo, 2005).
Rumput signal atau Brachiaria decumben merupakan rumput yang berasal dari Afrika Timur. Ciri-ciri rumput signal yaitu tumbuh dengan cara stolon atau berumpun, batang tegak dan panjang 30-45 cm, lebar daun 8-10 mm, memiliki bunga dengan 2-5 tandan panjangnya 2-5 cm (Anonim, 2014).
King grass merupakan rumput hasil dari persilangan antara Pennisetum purpureum dan Pennisetum tydoides. Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, tingginya mencapai 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu sedikit panjang pada daun helaian dekat liguna, permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika ditanam di daerah yang dingin (Anonim, 2013).
Calopogonium mucunoides tumbuh menjalar pada permukaan tanah dan bisa membelik ke kiri dan ke atas tanaman yang tumbuh di dekatnya. Daun majemuk beranak tiga dengan kedudukan berselang-seling (folia destia). Daun tersebut memiliki panjang 1,5-9,5 cm; lebar 1-7 cm; dengan panjang tangkai daun 4-10 cm. Bakal daun, daun dan batang berbulu cokelat. Bunga kupu-kupu dengan mahkota berwarna ungu kebiru-biruan dan tumbuh pada ketiak daun. Polong memiliki lebar 1-1,5 cm dengan panjang 2-5 cm. Tiap polong berisi 4-6 butir biji. Polong tua yang berwarna cokelat kehitaman, akan pecah dengan sendirinya bila sudah kering. Buku-buku atau ruas tanaman yang menempel pada tanah dapat mengeluarkan akar serabut (Purwanto, 2007).
Anatomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian dalam organ-organ tumbuhan. Adapun materi yang dibahas dalam anatomi tumbuhan meliputi teori dan konsep sel, penyelidikan sel, dan lainnya (Lylaeyla, 2012).
Jaringan adalah sekelompok sel dengan asal usul, struktur dan fungsi yang sama (Sri Mulyani, 2003).
Tumbuhan berkeping satu (monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga (Tjirosoepomo, 2009).
Tumbuhan berkeping dua (dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (Kusdianti, 2009).
Secara umum dapat dikatakan bahwa tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang, bentuk tulang daun menjari, tidak ditemukan tudung akar, bunga kelipatan 5 dan biji berkeping dua, sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri berupa akar serabut, bentuk tulang daun sejajar, ditemukannya tudung akar, bunga kelipatan 3 dan biji berkeping satu (Wikipedia, 2008).
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang. Pada monokotil akar lembaga mati kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut (Mulyati, 2006).
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya. Pada batang dikotil terdapat epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya, ada korteks, endodermis dan stele (Kusdianti, 2009).

Anatomi batang monokotil sangat berbeda dengan anatomi batang dikotil. Epidermis tanaman monokotil memiliki dinding sel yang tebal. Di bawah epidermis terdapat jaringan tipis yang terdiri atas jaringan sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang berperan memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang. Ikatan pembuluh menyebar di seluruh batang, tetapi yang paling banyak pada daerah yang mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem berdampingan dengan xilem yang dikelilingi sklerenkim. Tipe ikatan pembuluh ini disebut vibrovassal. Pada monokotil tidak terdapat kambium. Jadi, pertumbuhan terjadi hanya memanjang untuk memperbesar batang melalui pembentukkan rongga reksigen sehingga pembesaran batang sangat terbatas (Talago, 2013).
Anatomi daun dibagi menjadi tiga bagian yaitu epidermis yang merupakan lapisan terluar daun, parenkim yang terdiri dari dua lapisan sel yakni palisade dan spons, serta terdapat jaringan pembuluh (Tjitrosoepomo, 2009).
Ikan adalah organisme vertebrata yang hidup atau habitatnya berada di air, baik air tawar, air payau, maupun air laut (Sujatko, 2005).
Tubuh ikan terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala yang terdiri dari operkulum bertulang yang mengelilingi atau melindungi insang, bagian tubuh yaitu bagian mulai dari operkulum sampai anus, dan bagian ekor yaitu bagian anus dan bagian posterior (Bramantio, 2001).
Alat pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Alat pencernaan ikan mas terdiri atas segmen mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus, anus (Fajri, 2009).
Kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak dibagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopis sehingga sukar dikenali. Fungsi pankreas antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin (Rianto, 2002).
Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (compresed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan, dibagian mulut dihiasi dua pasang sungut dan warna badan sangat beragam (Susanto, 2007).
Sistem otot pada ikan secara fungsional dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang di bawah rangsangan otak dan yang tidak di bawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Secara umum urat daging atau otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan sehingga ikan mampu berenang (Okki Putriani, 2015).
Alat pernapasan ikan adalah insang. Insang pada ikan terdiri dari beberapa bagian yaitu lengkung insang, rigi-rigi insang yang berada di depan lengkung insang tersusun oleh tulang dan berfungsi untuk menyaring air, dan lembaran insang yang terletak dibelakang lengkung insang, berwarna merah, berbentuk seperti sisir dan di dalamnya banyak mengandung arteri insang (Diah Aryulina, 2004).
Bagian-bagian dari sistem musculus pada ikan mas yaitu myomore, septum horizontal, myocomote, musculi hipexialis, dan musculi apexialis. Myomore menyebabkan tubuh ikan menjadi meliuk-liuk dalam gerakan berenang (Burhanuddin, 2014).
Amphibia berarti dua kehidupan yang mengacu kepada metamorfosis banyak jenis katak. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah herbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorfosa yang berakhir dengan kehidupan kedua, kaki berkembang, insang dan sistem gurat sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernafas, sepasang gendang telinga eksternal, dan sistem pencernaan yang diadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ke tepian dan memulai kehidupan di darat. Namun demikian, meskipun menyandang nama amphibia, banyak jenis katak tidak melalui tahapan kecebong akuatik dan terrestrial (Campbell, 2003).
Pada katak di dalam mulut terdapat banyak gigi-gigi kecil disepanjang rahang atas, dan ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot, biofurkat (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Lidah katak berfungsi untuk menangkap mangsa. Sebagian besar amphibi mempunyai lidah yang dapat dijulurkan keluar seperti pada katak dan kodok, kemudian lidah digulung kebelakang jika tidak digunakan (Sukiya, 2006).
Burung atau unggas adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas aves (Wikipedia).
Seekor ayam memiliki kepala, leher, badan, sayap dan kaki. Pada bagian teratas dari kepala terdapat jengger, pada kepala ayam terdapat paruh. Pada pangkal paruh terdapat lubang hidung, sejajar dengan paruh terdapat mata dan telinga. Di bawah paruh terdapat dagu, pada dagu terdapat pial. Di bawah kepala terdapat leher. Tubuh ayam terdiri dari punggung, dada, dan perut. Bagian samping dada dan perut ditutupi sepasang sayap. Tubuh ayam tertutup bulu. Di bawah badan terdapat kaki yang pada pahanya tertutup bulu. Bagian betis sampai jari kaki (ceker) pada umumnya tidak berbulu. Pada kaki ayam terdapat taji atau jalu (Rahayu, 2011).
Burung memiliki tubuh yang ditutupi bulu. Bulu tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu plumae, filoplumae, dan plumulae. Plumae adalah bulu yang terdapat pada bagian sayap dan ekor. Filoplumae adalah bulu burung yang halus yang menutupi seluruh permukaan tubuh (Setiowati, 2007).
Anatomi pada ayam yaitu terdapat esofagus, tembolok, kelenjar lambung, hati, gizzard, kantong empedu, usus halus, ginjal, pankreas, seka, kloaka (Yaman, 2012).
Pencernaan pada ayam terdiri dari bagian-bagian utama seperti mulut/paruh, esofagus, tembolok (crop), proventrikulus, empedal (gizzard), duodenum, jejunum, ileum, seka (usus buntu), rektum, kloaka. Sedangkan organ pencernaan tambahan yaitu hati, getah empedu dan pankreas (Yuwanta, 2004).
Alat pernapasan pada ayam terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atas (lubang hidung dan pangkal tenggorokan atau larynx), saluran pernapasan dan paru-paru. Fungsi alat pernapasan adalah sebagai tempat pertukaran udara yang masuk dan keluar dari tubuh ayam, selain itu sistem pernapasan berfungsi untuk mengatur temperatur tubuh ayam (Fadilah, 2011).
Kelinci termasuk jenis ternak pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat-serat dengan baik. Binatang ini menfermentasi pakan di usus belakangnya. Fermentasi hanya terjadi di caecum, yaitu bagian pertama dari usus besar. Kapasitas terbesar (50%) dari saluran pencernaan kelinci berada di sini. Sekitar umur tiga minggu, kelinci mulai mampu mencerna kembali kotoran lunaknya yang berasal dari anus tanpa proses pengunyahan. Proses ini disebut coecotrophy. Kotoran lunak tersebut terdiri atas konsentrat bakteri yang dibungkus oleh mukosa (seperti lendir). Walaupun memiliki ukuran caecum yang besar, ternyata kemampuan kelinci dalam mencerna bahan-bahan organik dan serat kasar dari hijauan tidak sebanyak seperti pada ternak ruminansia murni. Daya cerna kelinci terhadap hijauan hanya berkisar 10% (Masanto, 2010).
Tubuh kelinci dibagi menjadi empat bagian yaitu caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan cauda (ekor). Pada caput terdapat rima oris (rongga mulut), vibrisae, nares, orgonon visus dan telinga yang panjang. Tubuh bagian luar kelinci dilapisi oleh kulit dan ditumbuhi oleh banyak rambut. Bangun hidung silindris. Mempunyai gigi seri yang digunakan untuk memotong-motong makanan sebelum makanan ditelan. Mempunyai daun telinga yang panjang dan menghadap ke depan. Kaki berjumlah dua pasang, kaki bagian depan lebih pendek daripada bagian belakang (Putra, 2006).
Kelinci termasuk hewan herbivora karena makanan utamanya adalah rumput dan daun-daunan. Hal ini didukung oleh susunan geliginya yang memiliki gigi seri dan gigi geraham yang besar, serta tidak memiliki gigi taring sama seperti herbivora lainnya (Siti Rochani, 2011).



BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan dari praktikum ini adalah pada hari Rabu 30 September 2015 s/d 4 November 2015 pukul 14.00 sampai dengan selesai, yang dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

3.2. Materi
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum biologi mengenai sitologi adalah mikroskop, objek glass, cover glass, pisau silet, empelur ubi kayu (Manihot utilisima), epidermis umbi lapis bawang merah (Allium cepa), kulit buah Capsicum annum, daun Hydrilla verticillata, Solanum tuberosum, tepung kacang kedele, pisang, tepung jagung, tepung ubi kayu dan kentang.
Pada praktikum morfologi tumbuhan, alat dan bahannya adalah akar, batang, dan daun dari Panicum maximum, Brachiaria decumbens, Brachiaria mutica, Pannisetum purpureaum, King grass, Stylosantes humilis, Callopogonium muconoides, Leucaena leucocephala, Arachis hypogeal.
Pada praktikum anatomi tumbuhan, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah mikroskop, objek glass, cover glass, pisau silet, daun rumput gajah, daun kacang tanah, Pannisetum purpureaum, Panicum maximum, Zea mays, batang kacang tanah, batang kacang hijau, Ricinus comunis.
Pada praktikum pisces, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah ikan mas  700 gram, alat bedah, plastik atau terpal ukuran 1 m, mikroskop, objek glass, pisau cutter 3 buah, talenan.
Pada praktikum amphibi, alat dan bahan yang digunakan adalah 3 ekor katak, alat bedah, plastik atau terpal ukuran 1 m, jarum pentul 10 buah, pisau cutter 3 buah, talenan.
Pada praktikum aves, alat dan bahan yang digunakan adalah 1 ekor ayam berat minimal 1 kg, plastik atau terpal ukuran 1 m, pisau 1, pisau cutter 3 buah, talenan.
Pada praktikum mamalia, alat dan bahan yang digunakan adalah 1 ekor kelinci, plastik atau terpal ukuran 1 m, pisau 1, pisau cutter 3 buah, talenan.

3.3. Metoda
Adapun cara kerja dari praktikum biologi mengenai sitologi yaitu pada kegiatan pertama tujuannya adalah melihat struktur sel hidup dan sel mati, cara kerjanya adalah ambil lapisan kulit ari bawang merah, letakkan diatas gelas objek, tetesi dengan reagen JKJ, tutup dengan cover glass, amati dibawah mikroskop. Selanjutnya sayat melintang empelur ubi kayu setipis mungkin, letakkan diatas glass objek, tetesi air, tutup dengan cover glass, dan amati dibawah mikroskop.
Pada kegiatan kedua yaitu melihat plastida. Cara kerjanya adalah ambil daun hydrilla verticillata, letakkan diatas objek glass, tetesi air, tutup dengan cover glass, amati dibawah mikroskop. Selanjutnya buat sayatan dari kulit cabe merah dan kentang, letakkan dibawah objek glass, tetesi air, tutup dengan cover glass, amati dibawah mikroskop.
Pada kegiatan ketiga yaitu melihat struktur pati. Cara kerjanya adalah letakkan objek diatas objek glass, tetesi dengan air, tutup dengan cover glass, amati dibawah mikroskop.
Pada praktikum morfologi tumbuhan, cara kerjanya meliputi 3 macam kegiatan. Pada kegiatan pertama yaitu mengenal bentuk umum dari rumput. Cara kerjanya adalah mati objek yang dibawa secara seksama, sehingga pratikum benar di lapangan.
Pada kegiatan kedua yaitu mengenal bentuk leguminosa. Cara kerjanya adalah amati objek yang dibawa secara seksama, sehingga pratikum benar di lapangan.
Pada kegiatan ketiga yaitu mengenal dan membedakan bunga rumput dan leguminosa. Cara kerjanya adalah perhatikan bagian bunga kedua jenis objek dengan lup serta bentuknya.
Pada praktikum anatomi tumbuhan, cara kerjanya meliputi 4 kegiatan, pada kegiatan pertama yaitu melihat susunan anatomi daun. Cara kerjanya adalah buatlah sayatan melintang dari kedua objek, gunakan gabus untuk membantu menyayat setipis mungkin, kemudian letakkan di atas objek glass dan tutup dengan cover glass, amati di bawah mikroskop.
Pada kegiatan kedua yaitu mempelajari anatomi batang monokotil. Cara kerjanya adalah buatlah sayatan melintang dari batang objek yang masih segar, amati di bawah mikroskop.
Pada kegiatan ketiga yaitu mempelajari anatomi batang tumbuhan diikotil. Cara kerjanya adalah buatlah sayatan melintang dari batang objek, kemudian letakkan di atas objek glass dan tutup dengan cover glass, amati di bawah mikroskop.
Pada kegiatan keempat yaitu melihat susunan anatomi akar. Cara kerjanya adalah buat sayatan melintang akar objek, kemudian letakkan di atas objek glass dan tutup dengan cover glass, amati di bawah mikroskop.
Pada penelitian pisces, cara kerjanya meliputi 6 kegiatan. Pada kegiatan pertama melihat bentuk morfologi ikan mas. Cara kerjanya adalah ambil seekor ikan mas segar dan letakkan di atas papan pratikum. Amati morfologinya dengan seksama.
Pada kegiatan kedua yaitu melihat bentuk sisik secara mikroskopis. Cara kerjanya adalah ambil sebuah sisik dengan pinset dan amati dibawah mikroskop.
Pada kegiatan ketiga yaitu melihat linea literalis. Cara kerjanya adalah ambil sebuah sisik yang terletak tepat pada linea literalis lalu  amati di bawah mikroskop.
Pada kegiatan keempat melihat organ-organ yang terdapat dalam rongga dada dan perut. Cara kerjanya yaitu bedahlah ikan tersebut sehingga aparatur viscerum abdominalis et thoracalis dapat terlihat dengan jelas.
Pada kegiatan kelima yaitu melihat sistem musculus tubuh ikan mas. Cara kerjanya adalah buat potongan melintang tubuh ikan di belakang anus dan amati sistem muscularnya.
Pada kegiatan keenam yaitu mengamati apparatus respiratorius ikan mas.  Cara kerjanya adalah keluarkan insang dari ikatannya dan amati.
Pada praktikum amphibi, cara kerjanya meliputi 4 kegiatan. Pada kegiatan pertama yaitu mengamati morfologi katak. Cara kerjanya siapkan seekor katak segar di atas papan pratikum dan amati morfologinya.
Pada kegiatan kedua yaitu melihat organ dalam cavum oris. Cara kerjanya buka cavum oris katak tersebut dan amati.
Pada kegiatan ketiga yaitu mengamati alat-alat visceral. Cara kerjanya bedahlah rongga  perut dan thorax dengan garis simetris dibagian ventral mulai dari belakang kepala sampai ke anus dan amati dengan seksama.
Pada kegiatan keempat yaitu mengamati enchepalon katak. Cara kerjanya bedalah tengkorak katak  tersebut, keluarkan encephalon katak dengan hati-hati dan amati.
Pada praktikum aves, cara kerjanya meliputi 4 kegiatan. Pada kegiatan pertama mengamati morfologi kelas aves. Cara kerjanya letakkan objek praktikum diatas papan praktikum dan amati morfologinya.
Pada kegiatan kedua yaitu mengamati bulu plumae, plumulae, dan filoplumae. Cara kerjanya cabutlah masing-masing satu bulu plumae dan filoplumae dan amati seksama.
Pada kegiatan ketiga yaitu mengamati tulang-tulang ekstremitas. Cara kerjanya  letakkan ekstremitas anterior dan posterior dari truncus dan buang otot-otot daging yang menyelubunginya, amati tulang-tulang tersebut.
Pada kegiatan keempat yaitu mengamati tractus digestivus dan tractus urogenitalis aves. Cara kerjanya bedahlah thorax rongga perut dengan gunting dan pensit dan scapel, amati organ-organ yang ada.
Pada penelitian mamalia, cara kerjanya meliputi 3 kegiatan. Pada kegiatan pertama yaitu mengamati morfologi kelinci. Cara kerjanya ambil seekor kelinci danletakkan di atas papan pratikum dan amati.
Pada kegiatan kedua yaitu mengamati susunan gigi kelinci. Cara kerjanya buka cavum oris kelinci, gambarkan giginya.
Pada kegiatan ketiga yaitu mengamati organ-organ dalam kelinci. Cara kerjanya potonglah kelinci dan kuliti. Setelah itu bukalah rongga dada dan perutnya dengan cara membedah, amati.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sitologi
Kegiatan 1. Melihat struktur sel hidup dan sel mati
Berdasarkan perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, ada tiga lapisan dinding sel yaitu lamella tengah, dinding primer, dan dinding sekunder. Struktur sel hidup dan sel mati pada tumbuhan dapat dilihat dengan melakukan pengamatan.
Dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x0.65 menunjukkan bahwa sel dari umbi Allium cepa terdapat dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung sel. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan. Suatu sel hidup harus memiliki protoplasma yaitu bagian sel yang ada dibagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri dari membran sel, inti sel dan sitoplasma (Zainal, 2000).
Klasifikasi Allium cepa
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Liliales
Famili              : Liliaceae
Genus              : Allium
Spesies            : Allium cepa
Gambar 1. Struktur sel Allium cepa
Pada struktur sel empelur ubi kayu (Manihot utilissima) terdapat sel-sel mati. Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan beberapa faktor, misalnya faktor genetik maupun lingkungan, sel akan mati apabila mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik (Zeny, 2003).
Klasifikasi Manihot utilissima
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Manihot
Spesies            : Manihot utilissima



Gambar 2. Struktur sel empelur ubi kayu

Kegiatan 2. Melihat plastida
Untuk melihat plastida, dilakukan pengamatan terhadap kulit buah Capsicum annum, daun Hydrilla verticillata, dan Solanum tuberosum. Dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 menunjukkan bahwa kulit buah Capsicum annum pada struktur selnya terdapat plastida yang mengandung warna merah. Plastida yang memberi warna merah ini adalah kromoplas. Kromoplas memberi warna pada berbagai jenis alat pada tumbuhan. Kromoplas memiliki bermacam-macam pigmen, seperti fikosianin yang memberikan warna biru pada Cyanophyta, fikoeritrin yang menimbulkan warna merah pada Rhodophyta, karoten menimbulkan warna keemasan pada wortel, xantofil menimbulkan warna kuning pada daun yang tua, fukosatin menimbulkan warna pirang pada Phaeophyta.
Klasifikasi Capsicum annum
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Solanales
Famili              : Solanaceae
Genus              : Capsicum
Spesies            : Capsicum annum

Gambar 3. Struktur sel Capsicum annum
Pada daun Hyidrilla verticillata, didapat hasil pengamatan pada mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 bahwa pada struktur selnya terdapat plastida yang disebut kloroplas. Kloroplas berfungsi untuk memberi pigmen pada daun. Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil, karotenoid, dan pigmen fotosintesis lainnya.
Klasifikasi Hydrilla verticillata
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Hydrocharitales
Famili              : Hydrocharitaceae
Genus              : Hydrilla
Spesies            : Hydrilla verticillata
Gambar 4. Struktur sel Hydrilla verticillata
Pada Solanum tuberosum, didapat hasil dari mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 bahwa struktur sel Solanum tuberosum terdapat plastida yang disebut leukoplas. Leukoplas tidak berfungsi dalam memberikan warna. Struktur sel yang dimiliki kentang ini adalah sel mati. Plastida ini berfungsi sebagai menyimpan makanan yang terdiri dari amiloplas (menyimpan amilum), elailoplas atau lipiloplas (menyimpan lemak), dan proteoplas (menyimpan protein).
Klasifikasi Solanum tuberosum
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Solanales
Famili              : Solanaceae
Genus              : Solanum
Spesies            : Solanum tuberosum
Gambar 5. Struktur sel Solanum tuberosum
Kegiatan 3. Melihat struktur pati
Untuk melihat struktur pati, dilakukan pengamatan terhadap berbagai jenis tepung. Yang pertama adalah tepung kacang kedele. Hasil yang didapat dari pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 yaitu struktur tepung kacang kedele terdapat bentuk pati yang menyebar pada permukaan sel dan bentuk selnya lonjong. Se ini terdiri dari dinding sel inti dan terdapat pula sitoplasma. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung bagi inti sel.
Klasifikasi kacang kedele
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae
Genus              : Glycine
Spesies            : Glycine max
Gambar 6. Struktur sel pati tepung kacang kedele.
Pada tepung jagung, hasil yang didapat dari pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 yaitu diperoleh bentuk sel dari tepung jagung halus dan besar. Sel jagung termasuk dalam sel eukariotik yang mempunyai DNA terletak di inti, mitokondria dan kloroplas. Inti mengandung DNA, mitokondria mengandung jumlah yang relatif kecil.
Klasifikasi jagung
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays
Gambar 7. Struktur sel tepung jagung.

Pada pisang, hasil yang didapat dari pengamatan dengan mikroskop perbesaran 4x0.10 bahwa pada pisang struktur selnya berukuran kecil. Butir pati merupakan sarana bagi tanaman dan campuran amilase dan alfa amilopektin. Pati pisang memiliki bentuk sel yang unik karena hampir menyerupai gelembung air yang sedang terbang dan terdapat inti sel setiap gelembung dan membran sel.
Klasifikasi Musa paradisiaca
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Zingiberales
Famili              : Musaceae
Genus              : Musa
Spesies            : Musa paradisiaca
Gambar 8. Struktur sel pisang
Pada tepung ubi kayu, hasil yang didapat dari pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x0.10 yaitu struktur tepung ubi kayu selnya kecil dan dilingkupi oleh inti sel. Sel ubi kayu banyak mengandung karbohidrat. Pada sel ubi kayu ini terdapat rongga yang sangat besar sehingga inti dan membran sel tidak terlalu jelas. Pati pada ubi kayu masuk ke dalam kategori butir pati konsentris.
Klasifikasi Manihot utilissima
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Manihot
Spesies            : Manihot utilissima
Gambar 9. Struktur sel tepung ubi kayu.
Pada kentang, hasil yang didapat dari pengamatan menggunakan mikroskop perbesaran 4x0.10 yaitu pada kentang, perubahan berkala yang mengakibatkan adanya lapisan berasal dari dalam (endogen). Pada butir pati kecil hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat). Jika dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran tersebut akan saling menyentuh dan membentuk butir majemuk. Jika butir pati mengisi sel hingga penuh, maka tepinya bersudut.
Klasifikasi Solanum tuberosum
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Solanales
Famili              : Solanaceae
Genus              : Solanum
Spesies            : Solanum tuberosum
Gambar 10. Struktur sel pati pada kentang.

4.2. Morfologi tumbuhan
Kegiatan 1. Mengenal bentuk umum rumput
Panicum maximum disebut juga rumput benggala berasal dari Afrika tropik dan sub tropik. Ciri-cirinya bersifat perennial, batang tegak, kuat, dan membentuk rumpun. Akarnya membentuk serabut dalam, buku dan lidah daun berbulu. Warna bunga hijau atau keunguan (Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai pegunungan 0–1200 m di atas permukaan laut. Produksi Panicum maximum yang dihasilkan mencapai 100–150 ton/ha/th dalam bahan segar. Panen pertama dilakukan setelah 2–3 bulan setelah penanaman (Sutopo, 2005).
Klasifikasi Panicum maximum.
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Graminales
Famili              : Graminaceae
Genus              : Panicum
Spesies            : Panicum maximum
Gambar 11. Panicum maximum
Rumput signal atau Brachiaria decumben merupakan rumput yang berasal dari Afrika Timur. Ciri-ciri rumput signal yaitu tumbuh dengan cara stolon atau berumpun, batang tegak dan panjang 30-45 cm, lebar daun 8-10 mm, memiliki bunga dengan 2-5 tandan panjangnya 2-5 cm (Anonim, 2014).
Klasifikasi Brachiaria decumbens
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Graminales
Famili              : Graminaceae
Genus              : Brachiaria
Spesies            : Brachiaria decumbens
Gambar 12. Brachiaria decumbens
Pennisetum purpureum merupakan hijauan pakan ternak yang memiliki kualitas nutrisi tinggi. Ciri-cirinya yaitu tumbuh dengan cara berumpun dengan perakaran serabut, tinggi batang 3-4.5 m tebal dan keras, daun berbulu pendek dan berujung runcing, panjang daun 16-90 cm dan lebarnya 8-35 cm, berbunga seperti es lilin dan jika dipotong dapat tumbuh lagi (Anonim, 2014).
Klasifikasi Pennisetum purpureum
Kingdom         : Plantae
Phylum            : Spermatophyta
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Glumiflora
Famili              : Graminaceae
Genus              : Pennisetum
Spesies            : P. purpureum
Gambar 13. Pennisetum purpureum
King grass merupakan rumput hasil dari persilangan antara Pennisetum purpureum dan Pennisetum tydoides. Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak berumpun-rumpun, tingginya mencapai 4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu sedikit panjang pada daun helaian dekat liguna, permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika ditanam di daerah yang dingin (Anonim, 2013).
Klasifikasi King grass
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Graminales
Famili              : Graminaceae
Genus              : Pennisetum
Spesies            : P. purpureum
Gambar 14. King grass

Kegiatan 2. Mengenal bentuk dari leguminosa
Tempat hidup Stylosantes humillis terdapat di daerah tropis dengan struktur tanah yang relatif kering. Ciri-cirinya adalah tanaman ini memiliki batang yang kasar dan daun yang berkelompok dimana dalam setiap tangkai terdapat tiga helai daun, termasuk golongan dikotil karena akar tunggang.
Klasifikasi Stylosantes humillis
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Graminales
Famili              : Graminaceae
Genus              : Pennisetum
Spesies            : Stylosantes humillis
Gambar 15. Stylosantes humillis
Calopogonium mucunoides berasal dari Amerika Latin tropik, masuk ke Indonesia digunakan sebagai tanaman penutup tanah pada tanaman karet muda, kopi, dan kelapa. Calopogonium mucunoides tergolong tanaman legum perenial (berumur lebih dari satu tahun), termasuk dalam subfamili Papilionaceae. Dibandingkan dengan Calopogonium caereuleum, bunga Calopogonium mucunoides berukuran lebih kecil dan lebih terang serta polongnya berbulu halus.
Klasifikasi Calopogonium mucunoides
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Leguminales
Famili              : Leguminaceae
Genus              : Calopogonium
Spesies            : Calopogonium mucunoides
Gambar 16. Calopogonium muconoides
Ciri-ciri dari Leucaena leucocephala yaitu pohon atau perdu memiliki tinggi hingga 20 m, percabangannya rendah dan banyak dengan pepagan berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Daunnya majemuk dan berbentuk menyirip rangkap, bunganya majemuk berupa bonggol bertangkai panjang, buahnya polong berbentuk pita lurus, pipih dan tipis.
Klasifikasi Leucaena leucocephala
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae
Genus              : Leucaena
Spesies            : Leucaena leucocephala
Gambar 17. Leucaena leucocephala
Ciri-ciri Arachis hypogeal yaitu akarnya tunggang, berwarna putih kecoklatan, batangnya tegak, bercabang, berwarna hijau keputih-putihan, daunnya majemuk, menyirip, lonjong, hijau, berbulu, buahnya berupa polong, bunganya tunggal di ketiak daun.
Klasifikasi Arachis hypogea
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Leguminales
Famili              : Papilionaceae
Genus              : Arachis
Spesies            : Arachis hypogea
Gambar 18. Arachis hypogea

Kegiatan 3. Mengenal dan membedakan bunga rumput dan leguminosa
Panicum maximum disebut juga rumput benggala berasal dari Afrika tropik dan sub tropik. Ciri-cirinya bersifat perennial, batang tegak, kuat, dan membentuk rumpun. Akarnya membentuk serabut dalam, buku dan lidah daun berbulu. Warna bunga hijau atau keunguan (Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai pegunungan 0–1200 m di atas permukaan laut. Produksi Panicum maximum yang dihasilkan mencapai 100–150 ton/ha/th dalam bahan segar. Panen pertama dilakukan setelah 2–3 bulan setelah penanaman (Sutopo, 2005).
Klasifikasi Panicum maximum.
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Graminales
Famili              : Graminaceae
Genus              : Panicum
Spesies            : Panicum maximum
Gambar 19. Panicum maximum
Calopogonium mucunoides tumbuh menjalar pada permukaan tanah dan bisa membelik ke kiri dan ke atas tanaman yang tumbuh di dekatnya. Daun majemuk beranak tiga dengan kedudukan berselang-seling (folia destia). Daun tersebut memiliki panjang 1,5-9,5 cm; lebar 1-7 cm; dengan panjang tangkai daun 4-10 cm. Bakal daun, daun dan batang berbulu cokelat. Bunga kupu-kupu dengan mahkota berwarna ungu kebiru-biruan dan tumbuh pada ketiak daun. Polong memiliki lebar 1-1,5 cm dengan panjang 2-5 cm. Tiap polong berisi 4-6 butir biji. Polong tua yang berwarna cokelat kehitaman, akan pecah dengan sendirinya bila sudah kering. Buku-buku atau ruas tanaman yang menempel pada tanah dapat mengeluarkan akar serabut (Purwanto, 2007).
Klasifikasi Calopogonium mucunoides
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Leguminales
Famili              : Leguminaceae
Genus              : Calopogonium
Spesies            : Calopogonium mucunoides
Gambar 20. Callopogonium muconoides

4.3. Anatomi tumbuhan
Kegiatan 1. Melihat susunan anatomi daun
Tumbuhan berkeping satu (monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga (Tjirosoepomo, 2009).
Tumbuhan berkeping dua (dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (Kusdianti, 2009).
Anatomi daun dibagi menjadi tiga bagian yaitu epidermis yang merupakan lapisan terluar daun, parenkim yang terdiri dari dua lapisan sel yakni palisade dan spons, serta terdapat jaringan pembuluh (Tjitrosoepomo, 2009).


Klasifikasi rumput gajah
Kingdom         : Plantae
Phylum            : Spermatophyta
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Glumiflora
Famili              : Graminaceae
Genus              : Pennisetum
Spesies            : P. Purpureum

  Gambar 21.anatomi rumput gajah




Klasifikasi kacang tanah
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Leguminales
Famili              : Papilionaceae
Genus              : Arachis
Spesies            : Arachis hypogea

Gambar 22.anatomi Arachis hypogea


Kegiatan 2. Mempelajari anatomi batang tumbuhan monokotil
Anatomi batang monokotil sangat berbeda dengan anatomi batang dikotil. Epidermis tanaman monokotil memiliki dinding sel yang tebal. Di bawah epidermis terdapat jaringan tipis yang terdiri atas jaringan sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang berperan memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang. Ikatan pembuluh menyebar di seluruh batang, tetapi yang paling banyak pada daerah yang mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem berdampingan dengan xilem yang dikelilingi sklerenkim. Tipe ikatan pembuluh ini disebut vibrovassal. Pada monokotil tidak terdapat kambium. Jadi, pertumbuhan terjadi hanya memanjang untuk memperbesar batang melalui pembentukkan rongga reksigen sehingga pembesaran batang sangat terbatas (Talago, 2013).


Klasifikasi rumput gajah
Kingdom         : Plantae
Phylum            : Spermatophyta
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Glumiflora
Famili              : Graminaceae
Genus              : Pennisetum
Spesies            : P. purpureum


Gambar 23.  Anatomi batang rumput gajah



Klasifikasi Panicum maximum.
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Graminales
Famili              : Graminaceae
Genus              : Panicum             
Spesies            : Panicum maximum

Gambar 24. Anatomi batang Panicum maximum




Klasifikasi Zea mays
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays

Gambar 25. anatomi batang jagung




Kegiatan 3. Mempelajari anatomi batang tumbuhan dikotil
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya. Pada batang dikotil terdapat epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya, ada korteks, endodermis dan stele (Kusdianti, 2009).


Klasifikasi kacang tanah


Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Leguminales
Famili              : Papilionaceae
Genus              : Arachis
Spesies            : Arachis hypogea
Gambar 26. anatomi batang kacang tanah 

Klasifikasi kacang hijau
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae
Genus              : Phaseolus
Spesies            : Phaseolus radiatus

Gambar 27. anatomi batang kacang hijau



Klasifikasi Ricinus comunis
Kingdom         : Plantae
Sub kingdom   : Tracheobionta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub kelas         : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Genus              : Ricinus
Spesies            : Ricinus comunis

Gambar 28. anatomi batang Ricinus comunis



Kegiatan 4. Melihat susunan anatomi akar
Secara umum dapat dikatakan bahwa tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang, bentuk tulang daun menjari, tidak ditemukan tudung akar, bunga kelipatan 5 dan biji berkeping dua, sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri berupa akar serabut, bentuk tulang daun sejajar, ditemukannya tudung akar, bunga kelipatan 3 dan biji berkeping satu (Wikipedia, 2008).
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang. Pada monokotil akar lembaga mati kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut (Mulyati, 2006).

Klasifikasi Ricinus comunis

Kingdom         : Plantae
Sub kingdom   : Tracheobionta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub kelas         : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Genus              : Ricinus
Spesies            : Ricinus comunis

Gambar 29. anatomi akar Ricinus comunis



Klasifikasi Zea mays
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays


Gambar 30. anatomi akar jagung




4.4. Pisces
Kegiatan 1. Melihat bentuk morfologi ikan mas
Ikan adalah organisme vertebrata yang hidup atau habitatnya berada di air, baik air tawar, air payau, maupun air laut (Sujatko, 2005).
Tubuh ikan terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala yang terdiri dari operkulum bertulang yang mengelilingi atau melindungi insang, bagian tubuh yaitu bagian mulai dari operkulum sampai anus, dan bagian ekor yaitu bagian anus dan bagian posterior (Bramantio, 2001).
Klasifikasi ikan mas.
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Kelas               : Osteichthyes
Ordo                : Teleostei
Famili              : Cyprinidae
Genus              : Cyprinus
Spesies            : Cyprinus carpio
Gambar 31. Morfologi Cyprinus carpio

Kegiatan 2. Melihat bentuk sisik secara mikroskopis
Sisik berada pada corium yang terdiri dari jaringan pengikat yang merupakan exoskeleton bagi ikan. Sisik terbuat dari jaringan tulang. Bentuk sisik ganoid. Sisik ikan mas berbentuk pipih dan bulat karena itu termasuk cyeloid. Pada sisik terdapat garis-garis yang menjari (radial) dan garis-garis yang melingkar (cirkular).
  
Kegiatan 3. Melihat linea literalis
Linea literalis merupakan garis membujur pada kedua sisi truncus mulai dari bagian belakang kepala sampai ke pangkal ekor. Linea literalis berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air sehingga ikan mengenal kedudukannya di dalam air.
Gambar 33. Linea literalis

Kegiatan 4. Melihat organ-organ yang terdapat dalam rongga dada dan perut
Alat pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Alat pencernaan ikan mas terdiri atas segmen mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus, anus (Fajri, 2009).
Kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak dibagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopis sehingga sukar dikenali. Fungsi pankreas antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin (Rianto, 2002).
Gambar 34. Anatomi Cyprinus carpio


Kegiatan 5. Melihat system musculus tubuh ikan mas
Sistem otot pada ikan secara fungsional dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang di bawah rangsangan otak dan yang tidak di bawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Secara umum urat daging atau otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan sehingga ikan mampu berenang (Okki Putriani, 2015).
Bagian-bagian dari sistem musculus pada ikan mas yaitu myomore, septum horizontal, myocomote, musculi hipexialis, dan musculi apexialis. Myomore menyebabkan tubuh ikan menjadi meliuk-liuk dalam gerakan berenang (Burhanuddin, 2014).
Gambar 35. System musculus

Kegiatan 6. Mengamati apparatus respiratorius ikan mas
Alat pernapasan ikan adalah insang. Insang pada ikan terdiri dari beberapa bagian yaitu lengkung insang, rigi-rigi insang yang berada di depan lengkung insang tersusun oleh tulang dan berfungsi untuk menyaring air, dan lembaran insang yang terletak dibelakang lengkung insang, berwarna merah, berbentuk seperti sisir dan di dalamnya banyak mengandung arteri insang (Diah Aryulina, 2004).
Gambar 36. Insang Cyprinus carpio

4.5. Amphibi
Kegiatan 1. Mengamati morfologi katak
Amphibia berarti dua kehidupan yang mengacu kepada metamorfosis banyak jenis katak. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah herbivore akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metamorfosa yang berakhir dengan kehidupan kedua, kaki berkembang, insang dan sistem gurat sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernafas, sepasang gendang telinga eksternal, dan sistem pencernaan yang diadaptasikan untuk mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ke tepian dan memulai kehidupan di darat. Namun demikian, meskipun menyandang nama amphibia, banyak jenis katak tidak melalui tahapan kecebong akuatik dan terrestrial (Campbell, 2003).
Gambar 37. Morfologi katak


Kegiatan 2. Melihat organ dalam cavum oris
Pada katak di dalam mulut terdapat banyak gigi-gigi kecil disepanjang rahang atas, dan ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot, biofurkat (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Lidah katak berfungsi untuk menangkap mangsa. Sebagian besar amphibi mempunyai lidah yang dapat dijulurkan keluar seperti pada katak dan kodok, kemudian lidah digulung kebelakang jika tidak digunakan (Sukiya, 2006).
Gambar 38. Cavum oris katak

Kegiatan 3. Mengamati alat-alat visceral
Pada anatomi katak terdapat jantung, paru-paru, hati, lambung, usus halus, usus besar, ginjal, testis, saluran pengeluaran, dan kloaka. Pada pencernaan katak terdiri dari rongga mulut, faring, kerongkongan, hati, lambung, usus besar, dan kloaka. Kloaka pada katak selain berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan, juga berfungsi sebagai saluran pengeluaran ovum maupun sperma.
Gambar 39. Anatomi katak
4.6. Aves
Kegiatan 1. Mengamati morfologi kelas aves
Burung atau unggas adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas aves (Wikipedia).
Seekor ayam memiliki kepala, leher, badan, sayap dan kaki. Pada bagian teratas dari kepala terdapat jengger, pada kepala ayam terdapat paruh. Pada pangkal paruh terdapat lubang hidung, sejajar dengan paruh terdapat mata dan telinga. Di bawah paruh terdapat dagu, pada dagu terdapat pial. Di bawah kepala terdapat leher. Tubuh ayam terdiri dari punggung, dada, dan perut. Bagian samping dada dan perut ditutupi sepasang sayap. Tubuh ayam tertutup bulu. Di bawah badan terdapat kaki yang pada pahanya tertutup bulu. Bagian betis sampai jari kaki (ceker) pada umumnya tidak berbulu. Pada kaki ayam terdapat taji atau jalu (Rahayu, 2011).
Gambar 40. Morfologi ayam
Kegiatan 2. Mengamati bulu plumae, plumulae dan filoplumae
Burung memiliki tubuh yang ditutupi bulu. Bulu tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu plumae, filoplumae, dan plumulae. Plumae adalah bulu yang terdapat pada bagian sayap dan ekor. Filoplumae adalah bulu burung yang halus yang menutupi seluruh permukaan tubuh (Setiowati, 2007).
Gambar 41. Macam-macam bulu pada ayam
Kegiatan 3. Mengamati tulang-tulang extremites
Pada extremites anterior terdapat humerus, ulna, radius, carpus, carpo meta carpus, dan phalanges. Pada extremites posterior terdapat femur, patela, tibia, fibula, torso, tarso meta tarsus, phalanges dan digiti.
Gambar 42. Tulang extremites pada ayam

Kegiatan 4. Mengamati tractus digestivus dan tractus urogenitalis aves
Anatomi pada ayam yaitu terdapat esofagus, tembolok, kelenjar lambung, hati, gizzard, kantong empedu, usus halus, ginjal, pankreas, seka, kloaka (Yaman, 2012).
Pencernaan pada ayam terdiri dari bagian-bagian utama seperti mulut/paruh, esofagus, tembolok (crop), proventrikulus, empedal (gizzard), duodenum, jejunum, ileum, seka (usus buntu), rektum, kloaka. Sedangkan organ pencernaan tambahan yaitu hati, getah empedu dan pankreas (Yuwanta, 2004).
Alat pernapasan pada ayam terdiri dari tiga bagian yaitu bagian atas (lubang hidung dan pangkal tenggorokan atau larynx), saluran pernapasan dan paru-paru. Fungsi alat pernapasan adalah sebagai tempat pertukaran udara yang masuk dan keluar dari tubuh ayam, selain itu sistem pernapasan berfungsi untuk mengatur temperatur tubuh ayam (Fadilah, 2011).
Gambar 43. Anatomi ayam


4.7. Mamalia
Kegiatan 1. Mengamati morfologi kelinci
Tubuh kelinci dibagi menjadi empat bagian yaitu caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan cauda (ekor). Pada caput terdapat rima oris (rongga mulut), vibrisae, nares, orgonon visus dan telinga yang panjang. Tubuh bagian luar kelinci dilapisi oleh kulit dan ditumbuhi oleh banyak rambut. Bangun hidung silindris. Mempunyai gigi seri yang digunakan untuk memotong-motong makanan sebelum makanan ditelan. Mempunyai daun telinga yang panjang dan menghadap ke depan. Kaki berjumlah dua pasang, kaki bagian depan lebih pendek daripada bagian belakang (Putra, 2006).
Gambar 44. Morfologi kelinci
Kegiatan 2. Mengamati susunan gigi kelinci
Kelinci termasuk hewan herbivora karena makanan utamanya adalah rumput dan daun-daunan. Hal ini didukung oleh susunan geliginya yang memiliki gigi seri dan gigi geraham yang besar, serta tidak memiliki gigi taring sama seperti herbivora lainnya (Siti Rochani, 2011).
Gambar 45. Susunan gigi kelinci
Kegiatan 3. Mengamati tulang-tulang extremites
Gambar 46. Tulang extremites kelinci
Kegiatan 4. Mengamati organ-organ dalam kelinci
Bagian internal kelinci yaitu terdapat hepar, cor, ren, vesica fallea, ventrikulus, lien, intestinum tanue, intestinum crassum, coccum, vesica urinaria. Sistem pencernaan pada mamalia ada 2 bagian yaitu tractus digestivus dan glandula digestoria. Tractus digestivus disusun oleh cavum oris, lingua, pharinx, esophagus, ventrikulus, intestinum tanue, caecum, intestinum crassum dan anus.
Gambar 47. Anatomi kelinci
                                                

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil dari organisme hidup yang memiliki fungsi struktural, fungsional dan hereditas. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665, yang mengamati sayatan tipis gabus botol dengan mikroskop yang dibuatnya sendiri.
Morfologi tumbuhan adalah bagian dari ilmu botani yang khusus mempelajari bentuk luar dari suatu tumbuhan yang dapat di dilihat dengan mata biasa.secara umum,tumbuhan tingkat tinggi dibagi atas dua sub divisi yaitu tumbuahan biji tertutup.tumbuhan biji tertutup (angiospermae).
            Anatomi tumbuhan adalah ilmu botani yang mempelajari bentuk dan susunan bagian dalam dari tumbuhan tumbuhan.secara umum anatomi tumbuhan  mencakup tiga bagian : sel , jaringan tubuh ,organ tubuh.
            Jenis ikan yang sering dikonsumsi manusia adalah Ordo Teleostei, berdasarkan hal yang demikian maka untuk mempelajari morfologi dan anatomi pisces ini maka dipilih Ordo Teleostei, yaitu ikan mas ( Cyprinus Carpio). Tubuh Cyprinus Carpio dapat dibagian tiga bagian yaitu caput, truncus, cauda.
            Amphibi merupakan vertebrata yang kali pertama memulai kehidupan di air lalu di darat. alasan memilih Rana Sp  memiliki kelas ini karana genus ini mudah diperoleh dan diamati.
            Aves mudah dibedakan dengan kelas hewan lainya yaitu adanya bulu yang menutupi tubuhnya. Extremitas anterior yang bermodifikasi memiliki sayap dan beak (paruh) yang tersusun dari zat tanduk.
            Kelinci atau marmut termasuk hewan menyusui (mamalia) karena mempuyai kelenjar susu yang berguna untuk menyusui anaknya.

5.2. Saran

Dalam pratikum biologi ini hendaknya pratikan memperhatikan dan dapat melakukan pratikum dengan baik dan hati-hati supaya pratikum ini dapat berlangsung dengan baik sehingga apa yang dipelajari dan diperoleh dari pratikum ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang ilmu peternakan. Selain itu hendaknya agar kekompakan lebih ditingkatkan kepada pratikan dan asisten dosen  sehingga dapat tercipta kerja sama yang lebih baik dan berguna dalam kegiatan pratikum dimasa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

Aryuliana, Diah. 2004. Biologi 2. Jakarta: Esis
Bramantio. 2001. Morfologi Ikan Air Tawar. Jakarta: Swadaya
Burhanuddin, Andi Iqbal. 2014. Ikhtiologi Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya.
      Yogyakarta: Deepublish
Campbell, NA. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga
Darmawan, Baharsya. 2006. Biologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Fadilah, Roni, Agustin Polana. 2011. Mengatasi 71 Penyakit pada Ayam.
      Jakarta: PT. Agromedia Pustaka
Fajri. 2009. Mekanisme Syaraf, Pencernaan, dan Reproduksi Ikan. Jambi:
      Artimedia
Harminto, Sundowo, Dkk. 2001. Biologi Umum. Jakarta: Universitas Terbuka
Masanto, Ryan. 2010. Beternak Kelinci Potong. Sleman: Penebar Swadaya
Mulyani, Sri. 2003. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Purnomo, Agus. 2003. Mikrobiologi. Malang: Universitas Muhammadiyah
      Malang
Purwanto, Imam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae. Yogyakarta:
      Kasinius
Putra, Gusti Merdeka. 2006. Kelinci Hias. Bogor: Penebar Swadaya
Rahayu, Iman, Titik Sudaryani, Hari Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam.
      Jakarta: Penebar Swadaya
Rianto. 2002. Sistem Pencernaan Hewan. Bandung: Putra Media
Rochani, Siti. 2011. Beternak Kelinci dan Manfaatnya. Jakarta: JP. Books
Setiowati, Tetty, Deswaty Purqonita. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka
Sutopo, 2005. Morfologi tumbuhan. Yogyakakarta: Gajah Mada University Press
Sujatko. 2005. Distribusi Ikan. Surabaya: Dua Benua
Susanto. 2007. Pembenihan Ikan Mas. Yogyakarta: Casinius
Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
      University Press
Yaman, Aman. 2012. Ayam Kampung. Depok: Agriflo
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta : Kasinius
Zainal. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Anonim. 2013. http://jahtera-awesome.blogspot.com diakses tanggal 4 Oktober
      2015 pukul 12.45
Anonim. 2011. http://taufik-ardiyanto.blogspot.co.id  diakses tanggal 4 Oktober
      2015 pukul 13.58
Anonim. 2013. http://spycounter.blogspot.co.id.  diakses tanggal 15 November
      2015 pukul 19.20
Anonim. 2013. http://saungrabbit.blogspot.co.id. diakses tanggal 15 November
      2015 pukul 20.23
Anonim. 2014. http://situs-peternakan.com. diakses tanggal 13 Oktober 2015
      pukul 13.15
Farhan Afriansyah. 2012. http://farhanafriansyah13.blogspot.co.id. diakses
      tanggal 15 November 2015 pukul 11.30
Inyiak Talago. 2013. http://www.cpuik.com diakses tanggal 15 November 2015
      pukul 15.15
Oki Putriani. 2015. http://okkiputriani.blogspot.com. diakses tanggal 18 Oktober
      2015 pukul 16.57
Wikipedia. http://wikipedia.org/wiki/burung. diakses tanggal 4 November 2015
      pukul 05.03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar