Integrasi
ternak dalam usaha tani adalah menempatkan dan mengusahakan
sejumlahternak sapi di areal tanaman tanpa mengurangi aktivitas dan
produktivitas tanaman bahkan keberadaan ternak sapi ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus meningkatkan produksi sapi itu
sendiri.
Pola
integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian
terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian.Pola ini
sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga
pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan
digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan untuk pakan
ternak.Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil
usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan
tanah.Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung
dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi
dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
Pada survey ini kelompok kami
melakukan survey di peternakan sapi milik Bapak Sarjono (49th) yang bertempat di jl. Setiti, simpang sungai duren (samping
puskesmas).Bapak Sarjono yang hanya lulusan SD sebelumnya juga pernah beternak
kambing, namun pak Sarjono tidak melanjutkannya dikarenakan kambing miliknya
banyak yang mati. Kemudian dilanjutkan dengan beternak sapi yang dimulai sejak
tahun 2014 sampai dengan sekarang.
Integrasi
Pada peternakan Pak Sarjono ini
sistem integrasi peternakan antara sapi dengan pohon karet. Menurut penjelasan
dari Pak Sarjono, sapi mulai dilepas/digembalakan di perkebunan karet sekitar
pukul 07:00-17:00 WIB, namun kadang sapi dilepas di lapangan terbuka.
Keuntungan Integrasi Ternak dengan Perkebunan Karet
Sistem integrasi ternak
sapi dengan tanaman perkebunan merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme
antara ternak dan tanaman perkebunan, bagi ternak keuntungan yang diperoleh
adalah secara tidak langsung meningkatkan produktifitas ternak karena
terkecukupinya kebutuhan HMT yang berasal dari hijauan yang tumbuh dibawah
perkebunan, sementara bagi tanaman perkebunan, keuntungan yang diperoleh adalah
tersedianya pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak yang secara tidak
langsung berpengaruh pada efisiensi biaya pemupukan disamping biaya penyiangan.
Bagi tanaman perkebunan, keuntungan sistem ini adalah mengurangi persaingan
antara tanaman perkebunan dengan gulma, karena adanya ternak sebagai pengendali
gulma yang ramah lingkungan, disamping juga sebagai penyumbang pupuk kandang
(kukan) (sahidus, 1983). Dengan hadirnya ternak ruminansia dilahan perkebunan
dapat meningkatkan produktivitas perkebunan sekitar 30% (Rangkuti et al, 1990).
Rumpun Sapi Bakalan
Sapi yang dipelihara adalah jenis
sapi bali. Sapi yang dipelihara berjumlah 5 ekor yang terdiri dari 1 induk dan
4 anakan. Bakalan sapi tersebut didapat dari bantuan pemerintah yang awalnya
bejumlah 1 ekor sapi betina dewasa.Sapi bali mempunyai ciri-ciri khusus antara
lain: warna bulu merah bata, tetapi yang jantan dewasa berubah menjadi hitam
(Hardjosubroto, 1994). Satu karakter lain
yakni perubahan warna sapi jantan kebirian dari warna hitam kembali pada
warna semula yakni coklat muda keemasan yang diduga karena makin tersedianya hormon
testosteron sebagai hasil produk testes (Aalfs, 1934 cit Darmadja, 1980)
Sistem Pemeliharaan
Sistem perkandangan pak Sarjono yaitu sistem semi intensif dimana pada pagi hari
sapi dilepas di perkebunan karet
atau di lapangan terbuka dan sore harinya dikandangkan.
Sistem Perkandangan
Jenis kandang pada peternakan Pak Sarjono adalah kandang
deprok yang terletak di bagian depan dan belakang
rumah peternak. Pada saat kami
melakukan survei kebetulan kandang sapi yang di belakang rumah pak sarjono
sedang dilakukan perbaikan kandang.
Pakan
Pakan
yang diberikan pak sarjono berupa rumput unggul seperti rumput signal, benggala
dan rumput alam maupun daun karet.Pada pagi dan siang hari sapi hanya
digembalakan saja di perkebunan karet, barulah di malam hari sapi diberikan
rerumputan dan daun karet.. Sedangkan air minum diberikan campuran garam.
Penjualan
Sapi- sapi milik
pak Sarjono biasanya dijual jika ada yang datang untuk membeli langsung ke
rumah pak sarjono. Sapi dijual tidak dengan ditimbang, tetapi biasanya di
kira-kira oleh pak Sarjono.
Sistem Perkawinan
Pada awal
beternak Pak
Sarjono mengawinkan sapi betinanya dengan pejantan pinjaman. Dengan
perkembangan teknologi sekarang ini, pak Sarjono mengawinkan sapinya dengan
teknologi IB yang dilakukan oleh inseminator.
Feses
Sapi-sapi
yang digembalakan
di perkebunan karet langsung membuang feses di perkebunan karet tersebut
sehingga secara tidak langsung menguntungkan bagi perkebunan karet. Sedangkan
feses yang terdapat di dalam kandang setiap harinya dibersihkan dan dikumpulkan
didalam karung, biasanya feses tersebut dijual perkarungnya dengan harga
Rp.3.000,- dan juga terkadang feses digunakan untuk tanaman sendiri seperti
tanaman cabai dan pohon pisang.
Karakteristik
Integrasi
Integrasi yang terjadi di Peternakan Pak Sarjono
memiliki karakteristik yaitu sapi memakan daun karet yang terdapat di
perkebunan karet, kemudian feses yang dikeluarkan sapi berguna sebagai pupuk
untuk perkebunan karet tersebut. Sistem produksi ternak – tanaman pada
peternakan ini berbasis tanaman pertanian yaitu perkebunan karet.
FOTO
PETERNAKAN
1.
Kandang
2.
Pakan
3.
Kebun karet
4.
Sapi yang sedang
digembala
5.
Feses
Tanaman karetnya nggak teratur.
BalasHapus