BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hijauan dalam bidang peternakan sangat dibutuhkan
dapat dikatakan bahwa kebutuhan untuk ternak ruminansia itu muklak.Dibidang
peternakan dalam hal ini sangat dibutuhkan dalam pengembangan peternakan yang
modern dan berkompeten untuk bersaing dalam mencukupi kebutuhan daging.Hijauan
makanan ternak merupkan kelompok tanaman yang unggul dan berkualitas, sebagai
kebutuhan utama makanan ternak yang mengandungan nutrient (gizigizi) yang lebih
efisien dan bermanfaat terhadap ternak.Hijauan makanan ternak berasal daripada
2 bagaian komunitas besar yaitu kelompok rumput-rumputan (Graminae) dan
kacang-kacangan (Leguminosa).Dalam penentuan keberadaan hijauan makanan
ternak terdapat pengaruh besar yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan daripada produktifitasnya yaitu system penanamannya.Hingga saat
ini banyak para ahli ingin menngusahakan system penanaman hijauan makanan
ternak yang lebih unggul dan efisien serta tidak mengandung unsur genetik yang
rendah sebagai penyedia hijauan makanan ternak yang terbaik.
Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus
seiring dengan peningkatan kualitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat
juga berfungsi sebagai sumber karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk
menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan
maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan
hijauan yang tumbuh secara alami.Pada sumber hijauan makanan ternak sesuai
dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak,disamping itu perlu adanya
pembuatan kebun rumput yang menyediakan berbagai jenis hijauan yang berkualitas
tinggi demi ketersediaan sumber hijauan yang mencukupi untuk ternak. Bahan
pakan ternak merupakan bahan yang sudah dapat dimakan, dicerna dan digunakan
oleh ternak itu sendiri.Ada berbagai macam jenis bahan pakan, seperti bahan
pakan yang berasal dari tumbuhan atau sering disebut dengan hijauan dan ada
juga yang berasal dari hewan atau campuran berbagai macam jenis bahan pakan
atau yang lebih dikenal dengan konsentrat.Penyediaan bahan pakan pada
hakikatnya adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak.Untuk mengetahui
berapa jumlah zat makanan yang diperlukan oleh ternak. Pemberian pakan
merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan gizi pada ternak guna
meningkatkan produktifitasnya. Nilai gizi yang baik akan diindikasikan dengan
nilai energi yang baik pula.
1.2.Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ilmu tanaman pakan adalah agar
mahasiswa dapat mempelajari hijauan tanaman pakan, mengetahui budidaya produksi
tanaman pakan seperti pemebersihan lahan, pembuatan guludan, pemukukan dasar,
pemilihan bibit dan penanaman, pemeliharan, pemanenan, dan pembuatan pupuk
organic.
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana membuat hijauan pakan ternak yang berkualitas dan dapat
menunjang kebutuhan ternak tersebut, mengetahui bagaimana cara budidaya
produksi tanaman pakan seperti pemebersihan lahan, pembuatan guludan, pemukukan
dasar, pemilihan bibit dan penanaman, pemeliharan, pemanenan, dan pembuatan
pupuk organik.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Abidin (1987) menyatakan
bahwa faktor-faktor
yang dapat menyebabkan dormansi adalah adanya kulit biji yang keras,
impermeabel, biji yang belum masak fisiologis, dan terdapatnya zat penghambat
dalam biji.
Akoso
(2006) menyatakan bahwa hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan
berasal dari tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong
maupun yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar.
Amrin, R. (2005) menyatakan
bahwa proses penanaman hijauan makanan ternak berupa kelompok rumputan (graminaae)
maupun leguminosa (kacang-kacangan) dengan efisiensi penanaman yang
berbeda akan menunjukkan produksi tanamannya yang berbeda.
Anonymous (2012) menyatakan bahwa pemupukan adalah
suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah dengan tujuan agar
dapat diserap oleh tanaman (unsur hara adalah makanannya tanaman).
Collins (2009) menyatakan bahwa pemupukan adalah hal
yang diperlukan melengkapi unsur alami mineral dalam tanah untuk mempertahankan
pertumbuhan tanaman secara optimum.
Dahlan dan Kaharudin (2007) menyatakan bahwa
ketersediaan unsur hara dalam tanah, struktur tanah, tata udara yang baik
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar
dalam menyerap unsur hara.
Fatimah dan Junairiah (2004) menyatakan bahwa
giberellin mampu mengatasi dormansi benih pada berbagai spesies dan berlaku
sebagai pengganti suhu rendah, panjang hari dan cahaya merah.Salah satu efek
giberellin pada benih adalah mendorong pemanjangan sel sehingga radikula dapat
menembus endopserm kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan.
Hartatik dan Widowati (2010) menyatakan bahwa
penambahan bahan organik sebagai teknologi produksi pada tanaman tidak hanya
untuk meningkatkan hasil tanaman, tetapi juga memperbaiki kesuburan tanah serta
mengarahkan pada sistem pertanian berkelanjutan yang dapat menjamin kelestarian
usaha tani.Tanah yang subur dan banyak mengandung bahan organik tanah dapat
memberikan produktivitas yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.Salah satu bahan organik yang baik berasal dari pupuk kandang yang
didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat
digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah.
Hartatik dan Widowati (2010) menyatakan bahwa pupuk
kandang sapi memiliki keunggulan dibanding pupuk kandang lainnya yaitu
mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, menyediakan unsur hara
makro dan mikro bagi tanaman, serta memperbaiki daya serap air pada tanah.
Indriani (2007) menyatakan bahwa manfaat EM-4 yaitu
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah; menyediakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman; menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan
menjaga kestabilan produksi; menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan
ke tanah, tanaman, atau disemprotkan ke daun tanaman; dan mempercepat pembuatan
kompos dari sampah organik atau kotoran hewan.
Isroi (2008) menyatakan
bahwa pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang
diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti
pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Pupuk organik akan banyak memberikan keuntungan karena bahan
dasar pupuk organik berasal dari limbah pertanian, seperti jerami, sekam padi,
kulit kacang tanah, ampas tebu, belotong, batang jagung, dan bahan hijauan
lainnya. Kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik
adalah kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, itik, dan babi.Disamping itu,
dengan berkembangnya permukiman, perkotaan dan industri maka bahan dasar kompos
semakin beraneka. Bahan yang banyak dimanfaatkan antara lain tinja, limbah
cair, sampah kota dan permukiman.
Isroi (2008) menyatakan
bahwa tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya
daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal hasil panen lebih tahan
disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. Kompos memiliki banyak
manfaat bagi tanaman yaitu meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur
dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan
aktivitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi
dan jumlah panen), menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan
pertumbuhan/serangan penyakit pada tanaman, meningkatkan retensi/ketersedian
hara didalam tanah.
Lesman (2011) menyatakan bahwa hijauan makanan
ternak (forage) merupakan bahan makanan atau pakan utama bagi kehidupan ternak
serta merupakan dasar dalam usaha pengembangan peternakan.Untuk meningkatkan
produktivitas ternak, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah
penyediaan pakan sepanjang tahun baik kualitas dan kuantitas yang cukup.Upaya
tersebut dapat dilakukan agar pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak untuk
mempertahankan kelestarian hidup dan keutuhan alat tubuh ternak (kebutuhan
hidup pokok) dan tujuan produksi (kebutuhan produksi) dapat
berkesinambungan.Hal ini dimungkinkan bila kita mampu mengelola strategi
penyediaan pakan hijauan baik rumput maupun legum.
NU Online (2007) menyatakan bahwa kelebihan lain
dari pengolahan limbah menjadi pupuk organik adalah aman bagi produk dan lahan
pertanian; pupuk organik dapat dibuat sendiri oleh masyarakarat luas dengan
bahan baku yang cukup sederhana dan mudah dijumpai ; proses pembuatannya yang
tidak terlalu rumit. Dengan pupuk organik, petani dapat menekan biaya pembelian
pupuk kimia hingga 60 persen lebih, selain itu produksi tanaman juga meningkat.
Rivaie (2006) menyatakan bahwa pupuk kandang sapi
mengandung bahan organik yang berperan penting memperbaiki sifat fisika, kimia,
dan biologi tanah.Bahan organik tersebut dapat membantu pembentukan agregat,
struktur tanah dan mempermudah menyerapan unsur hara.Pupuk kandang sapi
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis
unsur hara tersebut rendah walaupun kandungan bahan organik di dalamnya
sangatlah tinggi.
Sadjad (1994)menyatakan
bahwa bila benih berkemampuan tinggi menghasilkan tanaman normal pada kondisi
tersebut maka benih itu mempunyai vigor yang tinggi.Benih bervigor tinggi jika
persentase vigor lebih dari 70%.
Saut (2002) menyatakan bahwa giberellin merupakan
senyawa diterpenoit.Struktur dasar kimia giberellin adalah kerangka giban dan
kelompok karboksil bebas. Terdapat bermacam-macam bentuk giberellin yaitu GA1,
GA2, GA3, …, GA52. Zat ini memiliki sifat-sifat antara lain : berbentuk
kristal, sedikit larut dalam air, larut dengan bebas alam methanol, ethanol,
aseton, dan larut sebagian dalam etil asetat.
Sumekto (2006) mengatakan bahwa kompos yang baik adalah
kompos yang sudah mengalami pelapukan dengan ciri-ciri warna yang berbeda
dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah, dan mempunyai
suhu ruang (Sumekto, 2006).
Sutopo (1988) mengatakan
bahwa proses perkecambahan benih meliputi lima tahapan. Tahap pertama
perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh benih, melunaknya
kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua yaitu kegiatan sel-sel
dan naiknya tingkat respirasi benih.Tahap ketiga adalah penguraian bahan-bahan
seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.Tahap keempat adalah asimilasi dari
bahan-bahan yang telah diuraikan didaerah meristemmatik yang menghasilkan
energi untuk kegiatan pembentukkan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap
kelima pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan
pembagian sel-sel pada titik tumbuh.
Syekhfani (2000) menyatakan bahwa pupuk kandang
memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro
(nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron,
kobalt, dan molibdenium).Selain itu, pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan
daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation
dan memperbaiki struktur tanah.
Yuwono (2005) menyatakan bahwa EM-4 tidak berbahaya
bagi lingkungan karena kultur EM4 tidak mengandung mikroorganisme yang secara
genetika telah dimodifikasi. EM4 terbuat dari kultur campuran berbagai spesies
mikroba yang terdapat dalam lingkungan alami, bahkan EM4 bisa diminum langsung.
Yuwono (2005) mengatakan bahwa kompos merupakan
istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan
sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Proses pembuatan kompos
dapat berjalan secara aerob dan anaerob yang saling menunjang pada kondisi
lingkungan tertentu. Secara keseluruhan, proses ini disebut dekomposisi.
BAB
III
MATERI
DAN METODA
Praktikum Ilmu Tanaman Pakan dilaksanakan setiap
hari Sabtu dari bulan September sampai bulan Novemberpada pukul 9.00 WIB sampai
dengan selesai yang bertempat di halaman rumah kaca Fakultas Peternakan
Universitas Jambi.
3.2
Materi
Materi yang digunakan pada praktikum inipada
penanaman hijauan dan intensitas pemotongan rumput adalah cangkul, parang,
meteran, pupuk kandang, pupuk organik, benih kacang tanah dan kangkung, air,
dan alat tulis untuk mencatata data hasil praktikum.Pada pembuatan biofertiliser
materi yang digunakan adalah jerami, kotoran sapi, trichoderma harzianu.
3.3.
Metoda
Metoda yang digunakan pada penanaman hijauan adalah
pembersihan lahan dari gulma, kemudian pembuatan guludan dengan 6 guludan
dengan tinggi guludan 15 cm, lebar guludan 60 cm, dan jarak antar guludan 50
cm, dan pemupukan dasar dengan pupuk kandang, kemudian dilakukan pemlihan bibit
kemudian bibit ditanam. Kemudian dilakukan pemeliharaan terhadap benih yang
ditanam dengan pembersihan gulma yang tumbuh serta dilakukan lagi pemupukan
dengan pupuk kompos organik kemudian dilakukan pemanenan.Pada intensitas
pemotogan rumput dan legum yaitu stylosantes humilis dilakukan pemotongan
sesuai perlakuan dan diamati. Pada pembuatan biofertiliser pertama dilakukan
adalah pencampuran air dengan tricoderma harzianum kemudian, lapisan paling
bawah adlah jerami dari rumput yang telah kering, kemudian lapisan kedua adlah
feses sapi kemudian disirami dengan air yang telah di campur dengan tricoderma
harzianum, lakukan sampai 3 lapisan atau sampai bahan habis, kemudian tutup
dengan karung dan kayu, biarkan terjadi pengomposan selama 45 hari secara
aerob.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hijauan
pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman atau rumput
termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong dari lahan
dalam keadaan segar (Akoso, 2006)
Penyediaan bahan pakan pada hakikatnya adalah
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak.Dalam upaya peningkatan produksi
ternak harus seiring dengan peningkatan kualitas pakan hijauan.Karena pakan
hijauan dapat juga berfungsi sebagai sumber karbohidrat,protein,vitamin dan
mineral.Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai
kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami.Pada sumber hijauan makanan
ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak,disamping itu
perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan berbagai jenis hijauan
yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan yang mencukupi untuk
ternak.
4.1. Penanaman Hijauan
Budidaya produksi tanaman pakan pada praktikum ilmu
tanaman pakan ini dimuai dari pembersihan lahan yang akan digunakan. Luas lahan
yang digunakan adalah sekitar 10 meter x 1 meter.Lahan dibersihakan dari gulma.
Kemudian pembuatan guludan di atas lahan yang sudah dibersihkan dengan lebar
guludan 60 cm, dan jarak antar guludan 50 cm. Kemudian tanah digemburkan.
penggemburan tanah bertujuan untuk mebuat unsur hara yang mengendap dibawah
menjadi keatas atau meratakan keseluruh bagian, agar air mudah masuk kedalam
tanah, sehingga akar mudah menyerap air, dan agar tidak terjadi pemadatan
tanah. Setelah itu tanah yang telah digemburkan dilakukan pemupukan dasar menggunakan
pupuk kandang untuk memberikan unsur hara pada tanaman.Hal ini sesuai dengan
pendapat Collins (2009) yang menyatakan bahwa pemupukan adalah hal yang diperlukan
untuk melengkapi unsur alami mineral dalam tanah untuk mempertahankan
pertumbuhan tanaman secara optimum.Kemudian dilakukan penanaman pada guludan
yang telah digemburkan dan diberi pupuk.Tanaman yang dipilih yaitu rumput gajah
mini (Pennisetum purpureum schamach).Kemudian
dilakukan pemeliharaan dengan membersihkan gulma yang baru dan diberikan pupuk
yang kedua yaitu pupuk kompos.Kemudian tanaman dipelihara sampai tumbuh dan
dilakukan pengamatan.Berikut adalah hasil pengamatan terhadap pertumbuhan rumput
gajah mini.
Klasifikasi
P. purpureum schamach
Kingdom :
Plantae
Phylum :
Spermatophyta
Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Glumiflora
Famili :
Graminaceae
Genus :
Pennisetum
Spesies :
P. purpureum schamach
Tabel 1. Pengamatan Pertumbuhan Rumput Gajah Mini
Tanaman
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
|||
Minggu ke-1
|
Minggu ke-2
|
Minggu ke-3
|
Minggu ke-4
|
|
1
|
30
|
41
|
44
|
47
|
2
|
27
|
30
|
35
|
38
|
3
|
21
|
26
|
28
|
30
|
4
|
28
|
31
|
44
|
60
|
5
|
20
|
29
|
50
|
70
|
6
|
12
|
25
|
38
|
57
|
7
|
26
|
46
|
48
|
66
|
8
|
10,5
|
38
|
70
|
77
|
9
|
5
|
22
|
40
|
52
|
10
|
9
|
18
|
42
|
60
|
11
|
14
|
19
|
49
|
65
|
12
|
13
|
28
|
55
|
70
|
13
|
10
|
30
|
35
|
57
|
14
|
21
|
34
|
39
|
41
|
15
|
27
|
32
|
47
|
69
|
16
|
17
|
28
|
32
|
41
|
17
|
29
|
33
|
45
|
62
|
18
|
16
|
20
|
22
|
50
|
19
|
10
|
19
|
52
|
68
|
20
|
7
|
10
|
23
|
29
|
21
|
21,5
|
34
|
60
|
66
|
22
|
14
|
45
|
70
|
83
|
23
|
15
|
23
|
57
|
64
|
24
|
13
|
12
|
18
|
32
|
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
pertumbuhan dari rumput gajah mini meningkat secara signifikan dari minggu ke
minggu.Hal ini disebabkan oleh pemeliharaan yang baik terhadap rumput tersebut.
Seperti rumput disiram setiap hari, sertasering menggemburkan tanah, hal ini
sesuai dengan pendapat Dahlan dan Kaharudin (2007) yang menyatakan bahwa
ketersediaan unsur hara dalam tanah, struktur tanah, tata udara yang baik
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar
dalam menyerap unsur hara. Selain itu, pemberian pupuk kandang sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari rumput gajah mini tersebut.
Sesuai dengan pendapat Hartatik dan Widowati (2010) yang menyatakan bahwa pupuk
kandang sapi memiliki keunggulan dibanding pupuk kandang lainnya yaitu
mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, menyediakan unsur hara
makro dan mikro bagi tanaman, serta memperbaiki daya serap air pada tanah.
Pupuk kandang sapi mengandung bahan organik yang berperan penting memperbaiki sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah.Bahan organik tersebut dapat membantu
pembentukan agregat, struktur tanah dan mempermudah menyerapan unsur hara.Pupuk
kandang sapi mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi
jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah walaupun kandungan bahan organik
di dalamnya sangatlah tinggi (Rivaie, 2006).
Gambar 1. Rumput Gajah Mini
Praktikum
selanjutnya yaitu untuk mengetahui pengaruh hormon giberelin yang diberikan
terhadap tanaman. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil batang tanaman yang
kemudian dibersihkan dan di rendam dengan air yang sudah dicampur dengan hormon
giberelin selama 15 menit. Kemudian dilakukan penanaman pada polybag. Setelah
selama seminggu, tanaman ini tidak tumbuh sama sekali. Hal ini terjadi karena
beberapa factor yaitu cara penanaman yang tidak tepat, ataupun efek dari
penggunaan hormon giberelin.
Saut (2002) menyatakan bahwa giberellin merupakan
senyawa diterpenoit.Struktur dasar kimia giberellin adalah kerangka giban dan
kelompok karboksil bebas. Terdapat bermacam-macam bentuk giberellin yaitu GA1,
GA2, GA3, …, GA52. Zat ini memiliki sifat-sifat antara lain : berbentuk
kristal, sedikit larut dalam air, larut dengan bebas alam methanol, ethanol,
aseton, dan larut sebagian dalam etil asetat.
Gambar 2.Pemberian Hormon Giberelin
4.2. Daya Kecambah
Proses perkecambahan benih meliputi lima tahapan.
Tahap pertama perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh
benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua yaitu
kegiatan sel-sel dan naiknya tingkat respirasi benih.Tahap ketiga adalah
penguraian bahan-bahan seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi
bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.Tahap
keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan didaerah
meristemmatik yang menghasilkan energi untuk kegiatan pembentukkan komponen dan
pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima pertumbuhan dari kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh (Sutopo, 1988).
Pada
praktikum daya kecambah, perlakuan yang diterapkan pada benih legum yaitu
dengan meletakkan 20 benih di dalam handuk yang telah dibasahi dengan hormon
selama 18 jam, dan 10 benih diletakkan di dalam handuk yang telah dibasahi
dengan air selama 18 jam. Kemudian benih ditumbuhkan pada media kapas.Hasil
pengamatannya adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Pengamatan Daya Kecambah Legum
Hari ke
|
Jumlah Benih Yang
Tumbuh
|
% Perkecambahan
|
||
Hormon
|
Air
|
Hormon
|
Air
|
|
1
|
3
|
1
|
15
|
10
|
2
|
14
|
5
|
70
|
50
|
3
|
18
|
10
|
90
|
100
|
4
|
18
|
10
|
90
|
100
|
5
|
17
|
9
|
85
|
90
|
6
|
16
|
8
|
80
|
80
|
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa biji yang
mendapatkan hormon giberelin akan tumbuh lebih cepat daripada yang tidak. Hal
ini disebabkan oleh pemberian hormon giberelin pada saat sebelum disebar di
media kapas.
Menurut pendapat Fatimah dan Junairiah (2004)
giberellin mampu mengatasi dormansi benih pada berbagai spesies dan berlaku
sebagai pengganti suhu rendah, panjang hari dan cahaya merah.Salah satu efek
giberellin pada benih adalah mendorong pemanjangan sel sehingga radikula dapat
menembus endopserm kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan.
Daya kecambah ( viability ) akan menimgkat dengan bertambah
tuanya biji dan mencapai “maximum germination”, tetapi sesudah itu akan menurun
dengan kecapatan yang sesuai dengan keadaan lapangan. Makin jelek keadaan
lapangan maka makin cepat turunnya viability.Biji merupakan suatu organisasi
yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk
melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat
pada biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai
satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelansungan
hidupnya(Anonim,2009).
4.3. Bioteknologi dalam Budidaya Tanaman
Pakan
Biofertilise adalah zat yang digunakan meningkatkan
kesuburan tanah menggunakan limbah biologis, bermanfaat dalam memperkaya tanah
dengan kandungan mikro-organisme yang menghasilkan nutrisi organik untuk tanah
dan membantu memerangi penyakit.Pengomposan dilakukan menggunakan EM-4.Pengomposan
dilakukan secara aerob.
Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan
manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup
(tanaman maupun hewan). Proses pembuatan kompos dapat berjalan secara aerob dan
anaerob yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Secara
keseluruhan, proses ini disebut dekomposisi (Yuwono, 2005).
Cara membuat kompos tersebut adalah dengan menumpuk kotoran
ternak dan daun-daunan membentuk seperti gundukan setinggi kurang lebih 20 cm,
taburkan EM-4.Kemudian tumpuk kembali dengan kotoran sapi dan daun-daunan
sampai menjadi tiga lapisan.Tutup gundukan tersebut dengan plastik untuk
menghindari terpaan sinar matahari maupun terkena air hujan.Diamkan gundukan
tersebut selama kurang lebih 3 minggu.Setelah 3 minggu atau lebih, pupuk kompos
siap digunakan.
Kompos yang baik adalah kompos yang sudah mengalami
pelapukan dengan ciri-ciri warna yang berbeda dengan warna bahan pembentuknya,
tidak berbau, kadar air rendah, dan mempunyai suhu ruang (Sumekto, 2006).
EM-4 tidak berbahaya bagi lingkungan karena kultur
EM4 tidak mengandung mikroorganisme yang secara genetika telah dimodifikasi.
EM4 terbuat dari kultur campuran berbagai spesies mikroba yang terdapat dalam
lingkungan alami, bahkan EM4 bisa diminum langsung(Yuwono, 2005).Manfaat EM-4 yaitu memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologis tanah; menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman; menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga
kestabilan produksi; menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah,
tanaman, atau disemprotkan ke daun tanaman; dan mempercepat pembuatan kompos
dari sampah organik atau kotoran hewan (Indriani, 2007).
Gambar 4. Kompos
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ilmu tanaman pakan adalah, Hijauan
sangat penting untuk ternak maka dari itu perlu adanya budidaya hijauan tanaman
pakan ternak khususnya rumput unggul.Dalam budidaya tanaman pakan harus
dilakukan dengan baik agar hasil yang diperoleh juga baik dan banyak faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga kita harus benar-benar
mrngetahui semua keadaan itu di lapangan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput
dan legum salah satunya dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, kandungan air
dalam tanah dan keadaan hama dan penyakit serta gulma. Untuk mendapatkan hasil
yang maksimal untuk kebutuhan produktivitas ternak maka dalam pengolahan
tanaman untuk ternak harus kita lakukan pemupukan baik pupuk organik maupun
anorganik agar tanaman pakan dapat tumbuh dengan baik.
5.2.
Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebelum melakukan
praktikum sebaiknya mahasiswa harus tahu terlebih dahulu tujuan praktikum ini
dan harus memahami prosedur yang akan dilaksanakan maupun yang akan diamati
serta membawa peralatan yang dibutuhkan seperti cangkul atau parang agar
praktikum berjalan lancar dan dalam menjalankan praktikum tidak ada kendala
apapun. Sehingga kelak dapat diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, B.S. 1987. Dasar pengetahuan Ilmu Tanaman. PT
Angkasa, Bandung.
Akoso,
2006.Dasar
pengetahuan Ilmu Tanaman. PT Angkasa, Bandung.
Amrin.2005. Ilmu Gizi Dan Makanan Ternak.Angkasa.
Bandung.
Anonym.2007. PW NU Sumbar Latih Petani Buat Pupuk Organik.
www.nu.or.id diakses tanggal 27 November 2016
Anonym.2009.Struktur Biji.www.My Gardening
Page.com.( diakses: 27 November 2016)
Anonymous. 2012. Keunggulan dan kelemahan pupuk
http://maglayang.blogsome.com/dargjas-kardin-teknologi-kompos. Diakses pada 27
November 2016 pukul 6.48 WIB.
Collins,2009.Dictionary
of English. Colling PUB: New YorkPeternakan, IPB, Bogor.
Dahlan , F.H dan
Khairudin. 2007. Pengaruh Penggunaan
Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Jagung. Jurnal Agribisnis. Juni 2007.Vol. 3 No. 1. Jakarta
Fatimah dan Junairiah.
2004. Peranan Hormon Giberellin Dalam
Pemecahan Dormansi Bibit Jati (Tectona grandis linn. F).
http://infolitbang. ristek.go.id/index.php. Diakses pada tanggal 27 November
2016.
Hartatik, W. dan L.R.
Widowati, 2010. Pupuk Kandang. http://www.balittanah.litban
g.deptan.go.id.Diakses tanggal 27 November 2016.
Indriani,
Y.H., 2007. Membuat Pupuk Organik Secara
Singkat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Isroi.
2008. Kompos. Peneliti pada Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia.Dari http://isroi.files.wordpress.com/2008/02/kompos.pdf. Bogor.
(diakses 27 November 2016).
Lesman. 2011. Teknologi Pengawetan Makanan Ternak.
http:// lestarimandiri.org/id/peternakan/pakan-ternak/91-
pakan-ternak/152-teknologi-pengawetan-makanan-ternak.html
Rivaie.A.A. 2006.Pupuk Kandang Sapi. PT. Kreatif Energi
Indonesia.http://www.indobiofuel.com /menu%20artikel%20jarak %209. Diakses
tanggal 27 November 2016
Sadjad, S.D. 1994. Teknologi Pembenihan Hijauan. PT
Angkasa, Bandung.
Saut, L. 2002. Pengaruh
Perlakuan Perendaman Benih Dalam Larutan GA3 dan Shiimarocks Terhadap
Viabilitas Benih Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.), Terung (Solanum
melongena L.) dan Cabai (Capsicum annuum L.).Skripsi. Jurusan Budi Daya
Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sumekto, Riyo. 2006. Pupuk Pupuk Organik. PT Intan Sejati.
Klaten
Sutopo, A. 1988.Teknologi Benih. CV Rajawali, Jakarta.
Syekhfani. 2000. Arti Penting Bahan Organik Bagi Kesuburan
Tanah. Konggres Idan Semiloka Nasional.MAPORINA. Batu, Malang. Hal.1 8.
Yuwono,
D,. 2005. Pupuk Organik. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar