BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan adalah suatu
kegiatan yang berupa mengembangbiakkan dan membudidayakan
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan berternak tersebut.
Pengertian peternakan tidak
terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya
terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari
keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor
produksi yang telah dikombinasikan secara optimal dan seefisien mungkin.
Produksi ruminansia potong kecil merupakan produksi ternak mencakup
pemotongan ternak-ternak ruminansia yang berukuran kecil antara lain kambing
dan domba yang mana kambing dan domba merupakan ternak yang potensial untuk
diusahakan dengan manajemen yang bagus, pemenuhan gizi/nutrisi yang pas sesuai
kebutuhan ternak, pencegahan penyakit pada kambing dan domba.
Beternak kambing, merupakan salah satu usaha yang cukup
menjanjikan.Pertama, karena beternak kambing tidak memerlukan lahan yang
luas.Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan
sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak
kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak
mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian.Dapat dicatat bahwa
kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi.
Kambing dan domba memberi sumbangan bagi kesehatan dan gozo berjuta-juta
penduduk diberbagai negara berkembang, terutama mereka yang hidup pada garis
kemiskinan. Pemeliharaan kambing atau domba dapat meyediakan, walaupun dalam
jumlah kecil tetpi memberi arti yang penting, kebutuhan akan protein hewani
yang bernilai biologi tinggi serta mineral-mineral esensialdan vitamin asam
lemak yang kesemuannya sangat berarti terutama bagi kelompok orang lemak,
seperti misalnya wanita hamil, wanita menyusui, serta anak kecil. Sumber daging
dan susu ini menyebabkan adanya perbedaan antara yang cukup gizi dan kekurangan
gizi pada penduduk pedesaan yang tidak mampu membeli bahan pangan.
Produksi dari kambing dan domba meliputi daging, susu, mobair, woll
maupun produksi sampingan dari feses merupakan semua yang dapat diproduksi dari
pemliharaan kambing dan domba yang tentunya sangat bermanfaat dan dapat
meningkatkan daya guna dari ternak kambing dan domba.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum Poduksi Kambing dan Dombaadalah untuk memenuhi tugas laporan
praktikum yang sudah ditetapkan dari mata kuliah Produksi Kambing dan Domba,
dan mengetahui hal-hal yang berkaiatan ternak ruminansia potong kecil terutama
pada kambing yang sebagai hewan yang diteliti, baik dari segi bangsa / jenis
ternak, penyakit ternak, pemenuhan gizi ternak serta cara-cara perawatan dan
pemberian makan yang mana diharapkan dapat menjalankan proses pertumbuhan ternak
dengan baik.
Manfaat dari praktikum ini adalah
untuk dapat mengetahui hal-hal yang berkaiatan ternak Kambing dan Domba
baik dari segi bangsa / jenis ternak, penyakit ternak sampai ke pemenuhan gizi
dan untuk melatih mahasiswa dalam meningkatkan skil atau kemampuan dalam
merawat dan menjaga ternak sampai pada kualitas ternak yang baik diharapakn
nantinya.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Davendra (1994), menyatakan bahwa jenis daun-daunan cukup digemari oleh kambing diantaranya daun turi, lamtoro
dan daun tanaman tahunan lainnya
(mangga, nangka dll).
Davendra (1994), menyatakan bahwa manajemen pemeliharaan ternak Manajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan
sebagai upaya untuk dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik
peternakan. Dalam manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain
:Seleksi Bibit, Pakan, Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan Hewan, Tata
Laksana Pemeliharaan dan Pemasaran. Pakan yang berkualitas baik atau mengandung
gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk,
berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang,
serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Singkatnya,
pakan dapat menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan penelitian, hasil
dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah berbeda. Ternak yang
diberi makanan bermutu (seperti ternak perah)akan menghasilkan pupuk yang
berkualitas baik, sebaliknya ternak yang makanannya kurang baik juga akan
menghasilkan pupuk yang kualitasnya rendah.
Devendra C dan Marca Bums (1994), menyatakan bahwa beda jenis kelamin
tampak jelas untuk semua ukuran luar yang ditliti bila hasilnya dibandingkan
pada dasar umur yang sama anak kambing jantan memiliki ukuran luar yang nyata
lebih besar daripada yang betina. Pengaruh ransum menghasilakn beda yang nyata
dalam semua ukuran luar yang diteliti berdasarkan umur dan berat yang sama.
Anak kambing yang mendapatkan ransum bertingkat rendah mempunyai unkurang yang
lebih besar daripada yang mendapat ransum bertingkat tinggi.Berat lahir penting
karena sangat berkolerasi dengan laju pertumbuhan dan ukuran dewasa dan juga
dengan daya hidup anak kambing.Dengan demikian barat lahir merupakan faktor
pentng yang mempengaruhi produktifitas.
Murtiyeni (2006), menyatakan bahwa ciri-ciri kambing PE :
Telinganya panjang dan terkulai sampai dengan 18 – 30 cm. Warna bulu bervariasi
dari coklat muda sampai hitam. Bulu Kambing PE jantan bagian atas leher, pundak
lebih tebal dan agak panjang, sedang yang betina bulu panjangnya hanya terdapat
pada bagian paha. Bobot badan jantan dewasa 40 kg dan betina 35 kg. tinggi
pundaknya76-100 cm.
Murtiyeni (2006), menyatakan bahwa Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan persilangan antara kambing Kacang
dengan Kambing Etawah, yang telah terjadi puluhan tahun yang lalu. Hasil
silangan tersebut telah mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia.
Sarwono (1996), menyatakan bahwa pertumbuhan ternak juga dapat
dipengaruhi oleh lingkungan ketersediaan pakan, umur, jenis ternak, dan species
ternak.
Soeryantoro (1995), menyatakan bahwa penyakit-penyakit yang sering
dijumpai / yang sering menyerang pada kambing dan domba baik tipe pedaging
ataupun perah antara lain apthae, epizootica, martitis, TBC, preudo
tuberculose, anthrax dab mencreta dimana penyakit-penyakit tersebut memerlukan
penanganan yang dini dan serius.
Soeryantoro, H.J., (1995), menyatakan bahwa kambing ettawa merupakan
kambing yang berasal dari Jamna Pari India karena itu disebut juga kambing
Jamna Pari.
Soeryantoro, H.J., (1995), menyatakan bahwa makan pokok kambing dan domba
adalah dari jenis rumput-rumputan dan daun-daunan disemak dan juga makanan
tambahan serta konsentrat.
Soeryantoro.H.j (1995), menyatakan bahwa kandang yang baik untuk usaha
peternakan kambing adalah kandang
yang bersih, nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk ternak.
Subandyo (1997), menyatakan bahwa cara menjaga kesehatan kambing dengan baik, Prinsip mencegah lebih
baik dibandingkan mengobati harus
menjadi pegangan peternak. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang
kambing antara lain : cacingan, kudis (scabies), orf, sakit mata, kembung
(bloat) dan timpani.
Subandyo (1997), menyatakan bahwa tujuan suatu usaha
agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan, yang berguna sebagai
evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak salah atau benar Contoh tujuan
peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara memperoleh keuntungan. Bila
tujuan ini yang ditetapkan maka segala prinsip ekonomi perusahaan, ekonomi
mikro dan makro, konsep akuntansi dan manajemen harus diterapkan. Namun apabila
peternakan dibuka untuk tujuan untuk pemanfaatan sumber daya, misalnya tanah
atau untuk mengisi waktu luang tujuan utama memang bukan merupakan aspek
komersial, namun harus tetap mengharapkan modal yang ditanamkan dapat kembali.
Subandyo (1997), menyatakan bahwa upaya pengobatan yakni memberikan obat sesuai petunjuk petugas kesehatan ternak. Berikan perhatian
khusus agar ternak cepat pulih.
Subronoto (1993), menyatakan bahwa kambing rumen merupakan bentuk indigerti
akut yang disertai dengan penimbungan gas di dalam lambung-lambung muka
ruminansia.
Tilman.1.d, et al (1990), menyatakan bahwa makanan hijauan yang diberikan
pada ternak merupakan makanan yang diberikan secara segar.
Tomaszweska (1993), menyatakan bahwa pakan sebagai sumber protein yang baik untuk pertumbuhan kambing antara lain
: Daun Kacang tanah, Daun Kacang panjang,
Daun Kedelai, Daun Gamal, Daun Turi, Daun Lamtoro, Daun Kaliandra.
Tomaszweska (1993), menyatakan bahwa upaya pencegahan yakni membersihkan kandang dan lingkungan secara rutin. Untuk membersihkan kandang
dapat dilakukan setiap hari agar kandang dan ternak tidak kotor dan bau.
Tangani secara benar kotoran dan urine kambing yang ada, hindarkan tersebar
kemana-mana dan basah. Lakukan pengobatan
cacing secara teratur tiap 3 -4 bulan sekali. Lakukan vaksinasi orf. Lakukan
pemberian pakan hijauan secara benar, hindari resiko terjadinya kembung
(bloat). Pisahkan kambing yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.
BAB III
MATERI DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Produksi Kambing dan Domba Yang kami lakukan dimulai sejak Tanggal
26 September 2016 Hingga 2Oktober 2016 yang bertempat di Perusahaan Mat Beken.
3.2 Materi
Adapun Materi yang ada dalam praktikum
yaitu produksi kambing ddan domba yaitu perusahaan kambing Mat Beken,
dan Peternakan-Peternakan Yang ada Di lingkungan Masyarakat serta kambing dan
hijauan (pakan ternak) serta alat pembersih, kandang dan alat timbang berat badan yang lengkap.
3.3 Metoda
Praktikum yang dilakukan di Mat Beken kita dengan metode intervew
(wawancara dengan pemilik usaha mengenai nutrisi, produksi dan pemasarannya) dan dengan metode Magang Di
perusahaan Mat Beken. Di Perusahaan Mat Beken Setiap Kelompok yang telah
dibagikan Telah Magang Di Perusahaan Mat Beken dengan melakukan kegiatan
penimbangan, vakssinasi, pengobatan, pemberian kandang, penjualan, pembersihan
kandang dan juga member perlakuan kepada
ternak yang baru datang.Kemudian untuk kegiatan pada saat Study kasus adalah dengan metode
interview kepada para petrnak secara langsung seputar kegiatan beternak yang
dijalani.Meliputi tujuan beternak, pemberian Pakan, kandang dan penyakit yang
sering dijumpai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bangsa-bangsa Kambing
Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu.Di alam
aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor.Dalam pengembaraannnya
mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling
tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan.Waktu
aktif mencari makannya siang maupun malam hari.Makanan utamanya adalah rumput-rumputan
dan dedaunan.
1.
Kambing PE
Kambing peranakan Etawa (P.E) merupakan kambing keturunan Etawa asal
negara India yang dibawa oleh penjajah Belanda.Kambing tersebut kemudian
dikawinsilangkan dengan kambing lokal di Kaligesing.Saat ini kambing Peranakan
Etawa dikenal sebagai ras kambing Peranakan Etawa asli Kaligesing, Purworejo.
Hingga saat ini kambing Etawa terus dikembangbiakkan.Kambing Peranakan
Etawa diminati oleh banyak orang terutama di sekitar Jawa Tengah sehingga
kambing ini menyebar pesat ke berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo bahkan
hingga ke luar Purworejo seperti ke Kulon Progo, Kendal, Sidoarjo-Jatim.
Kambing Peranakan Etawa ini memiliki ciri khas pada bentuk mukanya yang
cembung, bertelinga panjang-mengglambir, postur tubuh tinggi (gumla) antara
90-110 cm, bertanduk panjang dan ramping.
Menurut Murtiyeni (2006), menyatakan bahwa ciri-ciri kambing PE : Telinganya panjang dan terkulai sampai dengan 18 – 30 cm. Warna
bulu bervariasi dari coklat muda sampai hitam. Bulu Kambing PE jantan bagian
atas leher, pundak lebih tebal dan agak panjang, sedang yang betina bulu
panjangnya hanya terdapat pada bagian paha. Bobot badan jantan dewasa 40 kg dan
betina 35 kg. tinggi pundaknya76-100 cm.
Ganbar 1.Kambing PE
Karena beberapa sifat kompetitif yang dimiliki oleh
kambing ini terutama adalah jenis kambing ini yang bersifat sebagai jenis
kambing pedaging Maka Perusahaan Mat Beken dan Peternakan Bp. Waniso dan Bp.
Wamanto Mengambil Jenis kambing ini untuk proses Bisnisnya. Perilaku permintaan
pasar yang relative tinggi terhadap kambing jenis inil merupakan alasan lain
yang menjadikan Perusahaan Mat Beken Dan Peternakan Bp. Waniso dan Bp. Wamanto
Mengambil jenis tenak ini untuk keberlangsungan bisnisnya.
2.
Kambing Kacang
Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan
di Indonesia.Badannya kecil.Tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga
65 sentimeter, sedangkan yang betina 56 sentimeter.Bobot pada yang jantan bisa
mencapai 25 kilogram, sedang yang betina seberat 20 kilogram.Telinganya tegak,
berbulu lurus dan pendek.Baik betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk
yang pendek.
Gambar 2.kambing kacang
3.
Kambing
Gembrong
Kambing gembrong terdapat dikawasan timur pulau
Bali terutama dikabupaten karang asem. Ciri khas kambing gembrong adalah
berbulu panjang. Panjang bulu berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian
kepala sampai menutupi muka dan telinga.
sedangkan kambbing gembrong betina berbulu pendek berkisar sampai 2-3 cm. Warna
tubuh kambing gembrong dominan pada umumnya putih (61,5%) sebagian warna coklat
muda (23,08%) dan Coklat (15,38%). Rataan liter size kambing gembrong adalah
1,25. Rataan bobot lahir tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg. Tingkat kematian
Pra sapih 20%. Asal usul kambing gembrong belum bisa dipastikan ada yang
menduga kambing tersebut merupakan
persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing turki.
4.
Kambing
Jawa
Kambing Jawa adalah kambing
lokal indonesia, namun tidak hanya
dibumi pertiwi kambing seperti ini juga ada
di malaysia dan filiphina. Kelebihan kambing ini sangat lah banyak dan
yang paling istimewa adalah dengan usia menginjak 15-18 tahun kambing jawa
sudah mampu berkembang biak dan melahirkan anak diantara 1-4 ekor, biasa saat
pertama kali beranak induk kambing hanya melahirkan 1-2 ekor saja. Kelebihan lainnya adalah
dengan mudahnya beradaptasi dilingkungan manapun dan tingkat reprduksinya.
Saat melahirkan kambing jawa
biasanya melahirkan anak kembar (warnanya) bisa jadi 2-4 ekor kembar semua.
Kambing jawa sangatlah bagus dalam reproduksi dan mampu beranak sepanjang tahun
sehinggakambing ini menjadi primadona untuk dibudidayakan dan menjadi kambing
daging favorit. kambing ini telah menyebar kesemua daerah dipulau jawa. Namun
dari segi ukuran tubuh kambing jawa lebih kecil dari pada jenis kambing etawa
yang saat ini menjadi primadona didunia ternak kambing. Kambing jawa jantan
dewasa hana memiliki ukuran tinggi sekitar 60-65 cm dan berat tubuh sekitar 25
kg sedangkan untuk kambing betina dewasa akan memiliki tinggi sekitar 50-56 cm
dan bobot rata-rata 20 kg.
4.2
Pengamatan Penimbangan Bobot Badan
Tabel
1. Pengamatan Penimbangaan Bobot Badan Kambing Jantan
Bobot badan (kg)
|
Jumlah kambing
|
Bobot badan (kg)
|
Jumlah kambing
|
16,5
|
1
|
20,5
|
2
|
17
|
4
|
21
|
7
|
17,5
|
3
|
1
|
|
18
|
3
|
22
|
9
|
18,5
|
1
|
22,5
|
1
|
19
|
1
|
23
|
6
|
19,5
|
4
|
23,5
|
4
|
20
|
5
|
24
|
5
|
Jumlah
|
22
|
Jumlah
|
35
|
Tabel
2. Pengamatan Penimbangan Bobot Badan Kambing Betina
Bobot badan (kg)
|
Jumlah kambing
|
Bobot badan (kg)
|
Jumlah kambing
|
17
|
2
|
26
|
2
|
18
|
1
|
26,5
|
1
|
19
|
1
|
27
|
1
|
21
|
1
|
27,5
|
2
|
21,5
|
1
|
29
|
1
|
22
|
2
|
30
|
1
|
24
|
2
|
32
|
1
|
25
|
1
|
|
|
Jumlah
|
11
|
Jumlah
|
9
|
Dari hasil penimbangan
bobot badan di atas menunjukkan bahwa setiap ternak memiliki ukuran dan
komposisi yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh beberapa
factor seperti pakan, jenis kelamin, maupun genetic. Seperti yang dikemukakan
oleh Devendra C dan Marca Bums (1994) yang menyatakan bahwa beda jenis kelamin
tampak jelas untuk semua ukuran luar yang diteliti bila hasilnya dibandingkan
pada dasar umur yang sama anak kambing jantan memiliki ukuran luar yang nyata
lebih besar daripada yang betina. Pengaruh ransum menghasilkan beda yang nyata
dalam semua ukuran luar yang diteliti berdasarkan umur dan berat yang sama.
4.3
PengamatanBobot
Karkas
Tabel 3. Pengamatan Bobot Karkas
No
|
Ukuran Tubuh
|
Bobot Non Karkas
|
|||||
BH (kg)
|
BK (kg)
|
Kulit
(kg)
|
Kepala
(kg)
|
SPK
(kg)
|
4 kaki
(ons)
|
1 set (Jantung, hati, paru)
(kg)
|
|
1
|
27
|
13
|
2,4
|
2
|
6
|
6
|
1
|
2
|
16
|
7,5
|
1,6
|
1,3
|
4
|
4
|
0,6
|
3
|
21
|
9,5
|
1,7
|
1,5
|
7
|
4
|
1,6
|
4
|
17
|
7,5
|
1,3
|
1,3
|
6
|
4
|
1
|
5
|
36
|
17
|
3,3
|
2,3
|
1,6
|
9
|
1,5
|
6
|
24
|
12
|
2,3
|
2,1
|
7
|
7
|
0,9
|
7
|
24
|
12,5
|
2,2
|
2
|
9
|
7
|
0,9
|
8
|
16,5
|
7,5
|
1,4
|
1,3
|
5,5
|
4
|
0,6
|
9
|
16,5
|
8,5
|
1,6
|
1,2
|
4,5
|
4
|
0,7
|
10
|
24
|
12
|
2,3
|
1,7
|
8
|
8
|
0,8
|
11
|
24
|
11
|
2,5
|
2
|
7
|
7
|
0,8
|
12
|
22
|
10,5
|
2,5
|
1,9
|
6,6
|
6
|
0,8
|
13
|
19,5
|
8,5
|
1,6
|
1,5
|
7
|
6
|
0,6
|
Dari hasil penimbangan botbot diatas menunjukkan bahwa setiap ternak
memiliki ukuran dan komposisi yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini bisa saja
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Devendra C dan Marca
Bums (1994) yang menyatakan bahwa beda jenis kelamin tampak jelas untuk semua
ukuran luar yang diteliti bila hasilnya dibandingkan pada dasar umur yang sama
anak kambing jantan memiliki ukuran luar yang nyata lebih besar daripada yang
betina. Pengaruh ransum menghasilkan beda yang nyata dalam semua ukuran luar
yang diteliti berdasarkan umur dan berat yang sama. Anak kambing yang
mendapatkan ransum bertingkat rendah mempunyai unkurang yang lebih besar
daripada yang mendapat ransum bertingkat tinggi.Berat lahir penting karena
sangat berkolerasi dengan laju pertumbuhan dan ukuran dewasa dan juga dengan
daya hidup anak kambing.Dengan demikian barat lahir merupakan faktor pentng yang
mempengaruhi produktifitas. Dan Sarwono (1996), menyatakan bahwa pertumbuhan
ternak juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan ketersediaan pakan, umur, jenis
ternak, dan species ternak.
4.4
Manajemen Pemeliharaan Ternak
Kandang mutlak diperlukan dalam usaha peternakan kambing yang dilakukan
secara intensif maupun semi intensif.Kandang dan perlengkapannya termasuk
tempat pakan, tempat minum, harus sudah disediakan sebelum pengadaan
ternak dilakukan.
Fungsi kandang adalah untuk melindungi ternak dari pemangsa (misal:
binatang buas) dan kondisi lingkungan yang ekstrim (misal: suhu terlalu panas/dingin,
angin kencang, dll), mencegah ternak kambing agar tidak merusak tanaman,
mengingat kambing suka memakan tanaman yang masih muda, tempat untuk makan,
minum dan istirahat kambing, tempat untuk kawin dan beranak, tempat untuk
merawat ternak yang sakit dan untuk memudahkan pengontrolan ternak kambing.
Tipe kandang yang terdapat di
Mat Beken adalah kandang
seperti rumah panggung, dengan lantai kandang berjarak minimal 50 cm dari tanah. Lantai kandang terbuat
dari papan kayu atau bambu dengan jarak 2 – 3 cm.
Kelemahan kandang panggung, biaya relative mahal dan ada resiko
kecelakaan/ternak terperosok.Sedangkan kelebihannya, kandang relatif bersih,
kering, perkembangan penyakit, parasit dan jamur dapat ditekan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Soeryantoro. H.j (1995), menyatakan bahwa kandang yang baik untuk usaha
peternakan kambing adalah kandang yang bersih, nyaman dan memberikan ruang
gerak yang cukup untuk ternak.
Perlengkapan kandang berupa tempat pakan, minum dan kotak garam.perlu
juga disediakan. Alat-alat kebersihan, seperti sapu, sikat, sabit, alat
pengangkut. Yang perlu diperhatikan, sebelum ternak datang sebaiknya kandang
dibersihkan menggunakan desinfektan untuk mencegah timbulnya hama / penyakit
dari kandang ke ternak.
Hal diatas sesuai dengan pendapat Davendra (1994) yaitumanajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai
upaya untuk dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan.
Dalam manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit,
Pakan, Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan Hewan, Tata Laksana Pemeliharaan
dan Pemasaran. Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan
berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembangbiak
dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah
anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Singkatnya, pakan dapat
menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan penelitian, hasil dari
kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah berbeda. Ternak yang diberi
makanan bermutu (seperti ternak perah)akan menghasilkan pupuk yang berkualitas
baik, sebaliknya ternak yang makanannya kurang baik juga akan menghasilkan
pupuk yang kualitasnya rendah.
Pemberian pakan yang terdiri dari rumput belum dapat memenuhi kebutuhan
zat-zat makanan untuk kambing/domba.Hal ini disebabkan kualitas/mutu rumput
yang pada umunya rendah.Oleh sebab itu kambing dan domba diberi pakan yang
tersusun dari campuran rumputan, daun kacang-kacangan, sisa pertanian, dedak
dan bungkil-bungkilan lainnya.Untuk memenuhi kebutuhan mineral dan perangsang
nafsu makan maka perlu di berikan garam dapur dan air minum yang bersih dapat
diberikan setiap hari. Tomaszweska (1993) menyatakan bahwa pakan sebagai sumber protein yang baik untuk
pertumbuhan kambing antara lain : Daun Kacang tanah, Daun Kacang panjang, Daun Kedelai, Daun Gamal, Daun Turi, Daun
Lamtoro, Daun Kaliandra.
Soeryantoro, H.J., (1995) menyatakan bahwa makanan pokok kambing dan
domba adalah dari jenis rumput-rumputan dan daun-daunan disemak dan juga makanan
tambahan serta konsentrat dan Davendra (1994), menyatakan bahwa jenis daun-daunan cukup digemari oleh kambing
diantaranya daun turi, lamtoro dan daun tanaman
tahunan lainnya (mangga, nangka dll).
Pemberian pakan ditempat Mat Beken dilakukan 2 kali sehari yaitu pada
siang dan sore hari.Adapun pakan yang diberikan untuk Kambing-kambing yang ada
adalah berupa Rumput-rumputan seperti Rumput kumpai. Tomaszweska (1993),
menyatakan bahwa pakan sebagai
sumber protein yang baik untuk pertumbuhan kambing antara lain : Daun Kacang
tanah, Daun Kacang panjang, Daun
Kedelai, Daun Gamal, Daun Turi, Daun Lamtoro, Daun Kaliandra.
4.5 Penyakit Dan Penanggulangannya Pada Kambing
Beberapa macam penyakit
ringan yang sering dijumpai pada kambing berdasarkan pengalaman para peternak
di daerah sentra kambing ini biasanya juga mendapati penanganan yang cukup
sederhana dan mudah diatasi oleh para peternak itu sendiri, walaupun pada
beberapa penyakit berat atau kelainan pada kambing memang kadang membutuhkan
obat-obatan yang harus dibeli serta merujuk bantuan dokter hewan.
Tidak jarang kambing sering terserang beberapa penyakit pada
bagian tubuh kambing baik di luar (kulit) maupun di dalam tubuh kambing itu
sendiri.Prinsip mencegah lebih baik
dibandingkan mengobati harus menjadi pegangan peternak. Beberapa jenis penyakit
yang sering menyerang kambing antara lain : cacingan, kudis (scabies), orf,
sakit mata, kembung (bloat) dan timpani.Tomaszweska (1993), menyatakan
bahwa upaya pencegahan yakni
membersihkan kandang dan lingkungan
secara rutin. Untuk membersihkan kandang dapat dilakukan setiap hari agar
kandang dan ternak tidak kotor dan bau. Tangani secara benar kotoran dan urine
kambing yang ada, hindarkan tersebar kemana-mana dan basah. Lakukan pengobatan cacing secara teratur tiap
3 -4 bulan sekali. Lakukan vaksinasi. Lakukan pemberian pakan hijauan secara
benar, hindari resiko terjadinya kembung (bloat). Pisahkan kambing yang sakit
dengan yang sehat agar tidak menular.Subandyo (1997), menyatakan bahwa upaya pengobatan yakni memberikan obat sesuai petunjuk petugas
kesehatan ternak. Berikan perhatian khusus agar ternak cepat pulih.
Pada peternakan Mat Beken terdapat beberapa penyakit
pada kambing yaitu :
Penyakit ini bisa menyerang kambing pada saat cuaca kurang
baik serta adanya penurunan daya tahan tubuh kambing.Untuk pengobatan sementara
dan pertama yang dilakukan dengan pemberian campuran supertetra dan air
perasan jeruk nipis, sedangkan cara pembuatan obatnya cukup mengambil campurkan
satu kapsul supertetra dengan perasan jeruk nipis dan tambahkan air secukupnya
kemudian semprotkan ke bagian mata kambing yang terjangkit penyakit tersebut
lakukan 1 kali sehari pada pagi hari.
Gambar 3. Pengobatan
Penyakit Mata
Penyakit jenis ini biasanya menyerang pada sebagian kulit
kaki, kepala dan sebagian tubuh kambing, jenis penyakit ini mudah sekali menular
pada kambing yang lain. Untuk pengobatan dan penanganannya sebaiknya pisahkan
kambing yang sakit gatal ini dengan kambing yang lain kemudian pengobatannya yaitu
ambil bebara butir lirang, oli bekas dicampur dengan minyak goreng dan garam,
ditumbuk sampai halus dan dioleskan ke bagian yang gatal dan sakit , lakukan
beberapa kali hingga luka kurap mongering.
3.
Penyakit Diare /Mencret
Penyakit ini juga kadang menyerang kambing yang biasanya disebabkan makanan sejenis yang
berlebihan atau karena kambing memakan hijauan makanan ternak yang berupa daun
yang masih terlalu muda yang berlebihan. Untuk mengatasi penyakit Mencret
pada kambing cukup menggunakan mahkota dewa, buah mahkota dewa itu bisa kita
gunakan untuk obat mencret, cara nya adalah dengan mengiris iris beberapa buah
mahkota dewa kemudian campukan dengan garam serta air panas ,sesaat setelah
dingin minumkan pada kambing yang terserang diare atau mencret tersebut , jika
susah menemukan buah mahkota dewa bisa melakukan terapi makanan kambing dengan
mencampur daun jambu biji yang di campur dengan garam secukupnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peternakan adalah kegiatan
mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat
dari kegiatan tersebut. Produksi ruminansia potong kecil merupakan
produksi ternak mencakup pemotongan ternak-ternak ruminansia yang berukuran
kecil antara lain kambing dan domba yang mana kambing dan domba merupakan
ternak yang potensial untuk diusahakan dengan manajemen yang bagus, pemenuhan
gizi/ nutrisi yang pas sesuai kebutuhan ternak, pencegahan penyakit pada
kambing dan domba.
Perbedaan-perbedaan antara usaha peternakan Mat Beken dan
peternakan-peternakan yang ada pada peternakan masyarakat yang kami lakukan
interview dapat dilihat dari berbagai segi antara lain kandang, pemberian pakan
beserta kualitas dan kuantitas pakan , bentuk usaha peternakan dan sistem
pemasaran produk ternak.
5.2 Saran
Dibutuhkannya
informasi dan pengetahuan yang lebih dalam demi tercapainya tujuan pada praktikum Produksi Kambing dan
Domba secara optimal.
Sebaiknya kepada para praktikan agar dapat menjalankan praktikumnya
sesuai dengan apa yang telah diintruksikan oleh para asdos dan juga dosen yang
bersangkutan. Hal ini agar para praktikan dapat menjalankan praktikum Produksi
kambing dan Domba sesuai dengan apa yang diharapkan oleh staf pengajar, selain
dari pada itu pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan oleh para praktikan
pun akan lebih banyak dan variatif. Komunikasi antar sesame anggota kelompok
paraktikan, asdos, dan dosen pun sangat peerlu dilakukan, hal ini bertujuan
agar ppara parktikan bisa mendapatkan bimbingan seputar praktikum yang
dijalankan sehingga tidak akan terjadi miscommunication.
DAFTAR PUSTAKA
Devendra.C dan Marca
Bums.1994. Produksi Kambing di Daerah
Tropis.Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Merkel, R.C., Subandyo. 1997. Sheep and Goat
Production Handbook for Southeast Asia. Third Edition. Small
Ruminant-Collaborative Research Support Program University of California Davis.
USA.
Sarwono T. R. Alih bahasa Purnomo Ronohardjo dan
Soetedjo. 1994. Penuntun Kesehatan Ternak Kambing. Balai Penelitian Penyakit
Hewan. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, Bogor.
Soeryantoro.H.J. 1995.Penuntun Beternak Kambing. Usahan
Nasional. Surabaya.
Subronoto. 1993.
Ilmu Penyakit Ternak. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.
Tilman.a.d. et all.
1990. Ilmu Makanan Ternak Dasar
.Gajah Mada University Press. Jogjakarta.
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~