Senin, 05 Maret 2018

LAPORAN SEMESTER ILMU TANAMAN PAKAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hijauan dalam bidang peternakan sangat dibutuhkan dapat dikatakan bahwa kebutuhan untuk ternak ruminansia itu muklak.Dibidang peternakan dalam hal ini sangat dibutuhkan dalam pengembangan peternakan yang modern dan berkompeten untuk bersaing dalam mencukupi kebutuhan daging.Hijauan makanan ternak merupkan kelompok tanaman yang unggul dan berkualitas, sebagai kebutuhan utama makanan ternak yang mengandungan nutrient (gizigizi) yang lebih efisien dan bermanfaat terhadap ternak.Hijauan makanan ternak berasal daripada 2 bagaian komunitas besar yaitu kelompok rumput-rumputan (Graminae) dan kacang-kacangan (Leguminosa).Dalam penentuan keberadaan hijauan makanan ternak terdapat pengaruh besar yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan daripada produktifitasnya yaitu system penanamannya.Hingga saat ini banyak para ahli ingin menngusahakan system penanaman hijauan makanan ternak yang lebih unggul dan efisien serta tidak mengandung unsur genetik yang rendah sebagai penyedia hijauan makanan ternak yang terbaik.
Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan kualitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat juga berfungsi sebagai sumber karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami.Pada sumber hijauan makanan ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak,disamping itu perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan berbagai jenis hijauan yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan yang mencukupi untuk ternak. Bahan pakan ternak merupakan bahan yang sudah dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh ternak itu sendiri.Ada berbagai macam jenis bahan pakan, seperti bahan pakan yang berasal dari tumbuhan atau sering disebut dengan hijauan dan ada juga yang berasal dari hewan atau campuran berbagai macam jenis bahan pakan atau yang lebih dikenal dengan konsentrat.Penyediaan bahan pakan pada hakikatnya adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak.Untuk mengetahui berapa jumlah zat makanan yang diperlukan oleh ternak. Pemberian pakan merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan gizi pada ternak guna meningkatkan produktifitasnya. Nilai gizi yang baik akan diindikasikan dengan nilai energi yang baik pula.

1.2.Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ilmu tanaman pakan adalah agar mahasiswa dapat mempelajari hijauan tanaman pakan, mengetahui budidaya produksi tanaman pakan seperti pemebersihan lahan, pembuatan guludan, pemukukan dasar, pemilihan bibit dan penanaman, pemeliharan, pemanenan, dan pembuatan pupuk organic.
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bagaimana membuat hijauan pakan ternak yang berkualitas dan dapat menunjang kebutuhan ternak tersebut, mengetahui bagaimana cara budidaya produksi tanaman pakan seperti pemebersihan lahan, pembuatan guludan, pemukukan dasar, pemilihan bibit dan penanaman, pemeliharan, pemanenan, dan pembuatan pupuk organik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abidin (1987) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat menyebabkan dormansi adalah adanya kulit biji yang keras, impermeabel, biji yang belum masak fisiologis, dan terdapatnya zat penghambat dalam biji.
Akoso (2006) menyatakan bahwa hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar.
Amrin, R. (2005) menyatakan bahwa proses penanaman hijauan makanan ternak berupa kelompok rumputan (graminaae) maupun leguminosa (kacang-kacangan) dengan efisiensi penanaman yang berbeda akan menunjukkan produksi tanamannya yang berbeda.
Anonymous (2012) menyatakan bahwa pemupukan adalah suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah dengan tujuan agar dapat diserap oleh tanaman (unsur hara adalah makanannya tanaman).
Collins (2009) menyatakan bahwa pemupukan adalah hal yang diperlukan melengkapi unsur alami mineral dalam tanah untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman secara optimum.
Dahlan dan Kaharudin (2007) menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara dalam tanah, struktur tanah, tata udara yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar dalam menyerap unsur hara.
Fatimah dan Junairiah (2004) menyatakan bahwa giberellin mampu mengatasi dormansi benih pada berbagai spesies dan berlaku sebagai pengganti suhu rendah, panjang hari dan cahaya merah.Salah satu efek giberellin pada benih adalah mendorong pemanjangan sel sehingga radikula dapat menembus endopserm kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan.
Hartatik dan Widowati (2010) menyatakan bahwa penambahan bahan organik sebagai teknologi produksi pada tanaman tidak hanya untuk meningkatkan hasil tanaman, tetapi juga memperbaiki kesuburan tanah serta mengarahkan pada sistem pertanian berkelanjutan yang dapat menjamin kelestarian usaha tani.Tanah yang subur dan banyak mengandung bahan organik tanah dapat memberikan produktivitas yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Salah satu bahan organik yang baik berasal dari pupuk kandang yang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah.
Hartatik dan Widowati (2010) menyatakan bahwa pupuk kandang sapi memiliki keunggulan dibanding pupuk kandang lainnya yaitu mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, serta memperbaiki daya serap air pada tanah.
Indriani (2007) menyatakan bahwa manfaat EM-4 yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah; menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman; menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga kestabilan produksi; menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman, atau disemprotkan ke daun tanaman; dan mempercepat pembuatan kompos dari sampah organik atau kotoran hewan.
Isroi (2008) menyatakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik akan banyak memberikan keuntungan karena bahan dasar pupuk organik berasal dari limbah pertanian, seperti jerami, sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, belotong, batang jagung, dan bahan hijauan lainnya. Kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik adalah kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, itik, dan babi.Disamping itu, dengan berkembangnya permukiman, perkotaan dan industri maka bahan dasar kompos semakin beraneka. Bahan yang banyak dimanfaatkan antara lain tinja, limbah cair, sampah kota dan permukiman.
Isroi (2008) menyatakan bahwa tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. Kompos memiliki banyak manfaat bagi tanaman yaitu meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi dan jumlah panen), menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/serangan penyakit pada tanaman, meningkatkan retensi/ketersedian hara didalam tanah.
Lesman (2011) menyatakan bahwa hijauan makanan ternak (forage) merupakan bahan makanan atau pakan utama bagi kehidupan ternak serta merupakan dasar dalam usaha pengembangan peternakan.Untuk meningkatkan produktivitas ternak, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah penyediaan pakan sepanjang tahun baik kualitas dan kuantitas yang cukup.Upaya tersebut dapat dilakukan agar pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan ternak untuk mempertahankan kelestarian hidup dan keutuhan alat tubuh ternak (kebutuhan hidup pokok) dan tujuan produksi (kebutuhan produksi) dapat berkesinambungan.Hal ini dimungkinkan bila kita mampu mengelola strategi penyediaan pakan hijauan baik rumput maupun legum.
NU Online (2007) menyatakan bahwa kelebihan lain dari pengolahan limbah menjadi pupuk organik adalah aman bagi produk dan lahan pertanian; pupuk organik dapat dibuat sendiri oleh masyarakarat luas dengan bahan baku yang cukup sederhana dan mudah dijumpai ; proses pembuatannya yang tidak terlalu rumit. Dengan pupuk organik, petani dapat menekan biaya pembelian pupuk kimia hingga 60 persen lebih, selain itu produksi tanaman juga meningkat.
Rivaie (2006) menyatakan bahwa pupuk kandang sapi mengandung bahan organik yang berperan penting memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.Bahan organik tersebut dapat membantu pembentukan agregat, struktur tanah dan mempermudah menyerapan unsur hara.Pupuk kandang sapi mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah walaupun kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi.
Sadjad (1994)menyatakan bahwa bila benih berkemampuan tinggi menghasilkan tanaman normal pada kondisi tersebut maka benih itu mempunyai vigor yang tinggi.Benih bervigor tinggi jika persentase vigor lebih dari 70%.
Saut (2002) menyatakan bahwa giberellin merupakan senyawa diterpenoit.Struktur dasar kimia giberellin adalah kerangka giban dan kelompok karboksil bebas. Terdapat bermacam-macam bentuk giberellin yaitu GA1, GA2, GA3, …, GA52. Zat ini memiliki sifat-sifat antara lain : berbentuk kristal, sedikit larut dalam air, larut dengan bebas alam methanol, ethanol, aseton, dan larut sebagian dalam etil asetat.
Sumekto (2006) mengatakan bahwa kompos yang baik adalah kompos yang sudah mengalami pelapukan dengan ciri-ciri warna yang berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah, dan mempunyai suhu ruang (Sumekto, 2006).
Sutopo (1988) mengatakan bahwa proses perkecambahan benih meliputi lima tahapan. Tahap pertama perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua yaitu kegiatan sel-sel dan naiknya tingkat respirasi benih.Tahap ketiga adalah penguraian bahan-bahan seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan didaerah meristemmatik yang menghasilkan energi untuk kegiatan pembentukkan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh.
Syekhfani (2000) menyatakan bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium).Selain itu, pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah.
Yuwono (2005) menyatakan bahwa EM-4 tidak berbahaya bagi lingkungan karena kultur EM4 tidak mengandung mikroorganisme yang secara genetika telah dimodifikasi. EM4 terbuat dari kultur campuran berbagai spesies mikroba yang terdapat dalam lingkungan alami, bahkan EM4 bisa diminum langsung.
Yuwono (2005) mengatakan bahwa kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Proses pembuatan kompos dapat berjalan secara aerob dan anaerob yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Secara keseluruhan, proses ini disebut dekomposisi.


BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Ilmu Tanaman Pakan dilaksanakan setiap hari Sabtu dari bulan September sampai bulan Novemberpada pukul 9.00 WIB sampai dengan selesai yang bertempat di halaman rumah kaca Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

3.2 Materi
Materi yang digunakan pada praktikum inipada penanaman hijauan dan intensitas pemotongan rumput adalah cangkul, parang, meteran, pupuk kandang, pupuk organik, benih kacang tanah dan kangkung, air, dan alat tulis untuk mencatata data hasil praktikum.Pada pembuatan biofertiliser materi yang digunakan adalah jerami, kotoran sapi, trichoderma harzianu.

3.3. Metoda
Metoda yang digunakan pada penanaman hijauan adalah pembersihan lahan dari gulma, kemudian pembuatan guludan dengan 6 guludan dengan tinggi guludan 15 cm, lebar guludan 60 cm, dan jarak antar guludan 50 cm, dan pemupukan dasar dengan pupuk kandang, kemudian dilakukan pemlihan bibit kemudian bibit ditanam. Kemudian dilakukan pemeliharaan terhadap benih yang ditanam dengan pembersihan gulma yang tumbuh serta dilakukan lagi pemupukan dengan pupuk kompos organik kemudian dilakukan pemanenan.Pada intensitas pemotogan rumput dan legum yaitu stylosantes humilis dilakukan pemotongan sesuai perlakuan dan diamati. Pada pembuatan biofertiliser pertama dilakukan adalah pencampuran air dengan tricoderma harzianum kemudian, lapisan paling bawah adlah jerami dari rumput yang telah kering, kemudian lapisan kedua adlah feses sapi kemudian disirami dengan air yang telah di campur dengan tricoderma harzianum, lakukan sampai 3 lapisan atau sampai bahan habis, kemudian tutup dengan karung dan kayu, biarkan terjadi pengomposan selama 45 hari secara aerob.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 2006)
Penyediaan bahan pakan pada hakikatnya adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak.Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan kualitas pakan hijauan.Karena pakan hijauan dapat juga berfungsi sebagai sumber karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami.Pada sumber hijauan makanan ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak,disamping itu perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan berbagai jenis hijauan yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan yang mencukupi untuk ternak.

4.1. Penanaman Hijauan
Budidaya produksi tanaman pakan pada praktikum ilmu tanaman pakan ini dimuai dari pembersihan lahan yang akan digunakan. Luas lahan yang digunakan adalah sekitar 10 meter x 1 meter.Lahan dibersihakan dari gulma. Kemudian pembuatan guludan di atas lahan yang sudah dibersihkan dengan lebar guludan 60 cm, dan jarak antar guludan 50 cm. Kemudian tanah digemburkan. penggemburan tanah bertujuan untuk mebuat unsur hara yang mengendap dibawah menjadi keatas atau meratakan keseluruh bagian, agar air mudah masuk kedalam tanah, sehingga akar mudah menyerap air, dan agar tidak terjadi pemadatan tanah. Setelah itu tanah yang telah digemburkan dilakukan pemupukan dasar menggunakan pupuk kandang untuk memberikan unsur hara pada tanaman.Hal ini sesuai dengan pendapat Collins (2009) yang menyatakan bahwa pemupukan adalah hal yang diperlukan untuk melengkapi unsur alami mineral dalam tanah untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman secara optimum.Kemudian dilakukan penanaman pada guludan yang telah digemburkan dan diberi pupuk.Tanaman yang dipilih yaitu rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach).Kemudian dilakukan pemeliharaan dengan membersihkan gulma yang baru dan diberikan pupuk yang kedua yaitu pupuk kompos.Kemudian tanaman dipelihara sampai tumbuh dan dilakukan pengamatan.Berikut adalah hasil pengamatan terhadap pertumbuhan rumput gajah mini.
Klasifikasi P. purpureum schamach
Kingdom         : Plantae
Phylum            : Spermatophyta
Divisi               : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Glumiflora
Famili              : Graminaceae
Genus              : Pennisetum
Spesies            : P. purpureum schamach

Tabel 1. Pengamatan Pertumbuhan Rumput Gajah Mini
Tanaman
Tinggi Tanaman (cm)
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-3
Minggu ke-4
1
30
41
44
47
2
27
30
35
38
3
21
26
28
30
4
28
31
44
60
5
20
29
50
70
6
12
25
38
57
7
26
46
48
66
8
10,5
38
70
77
9
5
22
40
52
10
9
18
42
60
11
14
19
49
65
12
13
28
55
70
13
10
30
35
57
14
21
34
39
41
15
27
32
47
69
16
17
28
32
41
17
29
33
45
62
18
16
20
22
50
19
10
19
52
68
20
7
10
23
29
21
21,5
34
60
66
22
14
45
70
83
23
15
23
57
64
24
13
12
18
32


Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan dari rumput gajah mini meningkat secara signifikan dari minggu ke minggu.Hal ini disebabkan oleh pemeliharaan yang baik terhadap rumput tersebut. Seperti rumput disiram setiap hari, sertasering menggemburkan tanah, hal ini sesuai dengan pendapat Dahlan dan Kaharudin (2007) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara dalam tanah, struktur tanah, tata udara yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar dalam menyerap unsur hara. Selain itu, pemberian pupuk kandang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari rumput gajah mini tersebut. Sesuai dengan pendapat Hartatik dan Widowati (2010) yang menyatakan bahwa pupuk kandang sapi memiliki keunggulan dibanding pupuk kandang lainnya yaitu mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, serta memperbaiki daya serap air pada tanah. Pupuk kandang sapi mengandung bahan organik yang berperan penting memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.Bahan organik tersebut dapat membantu pembentukan agregat, struktur tanah dan mempermudah menyerapan unsur hara.Pupuk kandang sapi mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah walaupun kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi (Rivaie, 2006).


Gambar 1. Rumput Gajah Mini

            Praktikum selanjutnya yaitu untuk mengetahui pengaruh hormon giberelin yang diberikan terhadap tanaman. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil batang tanaman yang kemudian dibersihkan dan di rendam dengan air yang sudah dicampur dengan hormon giberelin selama 15 menit. Kemudian dilakukan penanaman pada polybag. Setelah selama seminggu, tanaman ini tidak tumbuh sama sekali. Hal ini terjadi karena beberapa factor yaitu cara penanaman yang tidak tepat, ataupun efek dari penggunaan hormon giberelin.
Saut (2002) menyatakan bahwa giberellin merupakan senyawa diterpenoit.Struktur dasar kimia giberellin adalah kerangka giban dan kelompok karboksil bebas. Terdapat bermacam-macam bentuk giberellin yaitu GA1, GA2, GA3, …, GA52. Zat ini memiliki sifat-sifat antara lain : berbentuk kristal, sedikit larut dalam air, larut dengan bebas alam methanol, ethanol, aseton, dan larut sebagian dalam etil asetat.


Gambar 2.Pemberian Hormon Giberelin


4.2. Daya Kecambah
Proses perkecambahan benih meliputi lima tahapan. Tahap pertama perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua yaitu kegiatan sel-sel dan naiknya tingkat respirasi benih.Tahap ketiga adalah penguraian bahan-bahan seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan didaerah meristemmatik yang menghasilkan energi untuk kegiatan pembentukkan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh (Sutopo, 1988).
            Pada praktikum daya kecambah, perlakuan yang diterapkan pada benih legum yaitu dengan meletakkan 20 benih di dalam handuk yang telah dibasahi dengan hormon selama 18 jam, dan 10 benih diletakkan di dalam handuk yang telah dibasahi dengan air selama 18 jam. Kemudian benih ditumbuhkan pada media kapas.Hasil pengamatannya adalah sebagai berikut.


Tabel 2. Pengamatan Daya Kecambah Legum
Hari ke
Jumlah Benih Yang Tumbuh
% Perkecambahan
Hormon
Air
Hormon
Air
1
3
1
15
10
2
14
5
70
50
3
18
10
90
100
4
18
10
90
100
5
17
9
85
90
6
16
8
80
80

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa biji yang mendapatkan hormon giberelin akan tumbuh lebih cepat daripada yang tidak. Hal ini disebabkan oleh pemberian hormon giberelin pada saat sebelum disebar di media kapas.
Menurut pendapat Fatimah dan Junairiah (2004) giberellin mampu mengatasi dormansi benih pada berbagai spesies dan berlaku sebagai pengganti suhu rendah, panjang hari dan cahaya merah.Salah satu efek giberellin pada benih adalah mendorong pemanjangan sel sehingga radikula dapat menembus endopserm kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan.
Daya kecambah ( viability ) akan menimgkat dengan bertambah tuanya biji dan mencapai “maximum germination”, tetapi sesudah itu akan menurun dengan kecapatan yang sesuai dengan keadaan lapangan. Makin jelek keadaan lapangan maka makin cepat turunnya viability.Biji merupakan suatu organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelansungan hidupnya(Anonim,2009).

4.3. Bioteknologi dalam Budidaya Tanaman Pakan
Biofertilise adalah zat yang digunakan meningkatkan kesuburan tanah menggunakan limbah biologis, bermanfaat dalam memperkaya tanah dengan kandungan mikro-organisme yang menghasilkan nutrisi organik untuk tanah dan membantu memerangi penyakit.Pengomposan dilakukan menggunakan EM-4.Pengomposan dilakukan secara aerob.
Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Proses pembuatan kompos dapat berjalan secara aerob dan anaerob yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Secara keseluruhan, proses ini disebut dekomposisi (Yuwono, 2005).
Cara membuat kompos tersebut adalah dengan menumpuk kotoran ternak dan daun-daunan membentuk seperti gundukan setinggi kurang lebih 20 cm, taburkan EM-4.Kemudian tumpuk kembali dengan kotoran sapi dan daun-daunan sampai menjadi tiga lapisan.Tutup gundukan tersebut dengan plastik untuk menghindari terpaan sinar matahari maupun terkena air hujan.Diamkan gundukan tersebut selama kurang lebih 3 minggu.Setelah 3 minggu atau lebih, pupuk kompos siap digunakan.
Kompos yang baik adalah kompos yang sudah mengalami pelapukan dengan ciri-ciri warna yang berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah, dan mempunyai suhu ruang (Sumekto, 2006).
EM-4 tidak berbahaya bagi lingkungan karena kultur EM4 tidak mengandung mikroorganisme yang secara genetika telah dimodifikasi. EM4 terbuat dari kultur campuran berbagai spesies mikroba yang terdapat dalam lingkungan alami, bahkan EM4 bisa diminum langsung(Yuwono, 2005).Manfaat EM-4 yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah; menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman; menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga kestabilan produksi; menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman, atau disemprotkan ke daun tanaman; dan mempercepat pembuatan kompos dari sampah organik atau kotoran hewan (Indriani, 2007).


Gambar 4. Kompos




BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ilmu tanaman pakan adalah, Hijauan sangat penting untuk ternak maka dari itu perlu adanya budidaya hijauan tanaman pakan ternak khususnya rumput unggul.Dalam budidaya tanaman pakan harus dilakukan dengan baik agar hasil yang diperoleh juga baik dan banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga kita harus benar-benar mrngetahui semua keadaan itu di lapangan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput dan legum salah satunya dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, kandungan air dalam tanah dan keadaan hama dan penyakit serta gulma. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kebutuhan produktivitas ternak maka  dalam pengolahan tanaman untuk ternak harus kita lakukan pemupukan baik pupuk organik maupun anorganik agar tanaman pakan dapat tumbuh dengan baik.

5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebelum melakukan praktikum sebaiknya mahasiswa harus tahu terlebih dahulu tujuan praktikum ini dan harus memahami prosedur yang akan dilaksanakan maupun yang akan diamati serta membawa peralatan yang dibutuhkan seperti cangkul atau parang agar praktikum berjalan lancar dan dalam menjalankan praktikum tidak ada kendala apapun. Sehingga kelak dapat diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA
Abidin, B.S. 1987. Dasar pengetahuan Ilmu Tanaman. PT Angkasa, Bandung.
Akoso, 2006.Dasar pengetahuan Ilmu Tanaman. PT Angkasa, Bandung.
Amrin.2005. Ilmu Gizi Dan Makanan Ternak.Angkasa. Bandung.
Anonym.2007. PW NU Sumbar Latih Petani Buat Pupuk Organik. www.nu.or.id diakses tanggal 27 November 2016
Anonym.2009.Struktur Biji.www.My Gardening Page.com.( diakses: 27 November 2016)
Anonymous. 2012. Keunggulan dan kelemahan pupuk http://maglayang.blogsome.com/dargjas-kardin-teknologi-kompos. Diakses pada 27 November 2016 pukul 6.48 WIB.
Collins,2009.Dictionary of English. Colling PUB: New YorkPeternakan, IPB, Bogor.
Dahlan , F.H dan Khairudin. 2007. Pengaruh Penggunaan Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Agribisnis. Juni 2007.Vol. 3 No. 1. Jakarta
Fatimah dan Junairiah. 2004. Peranan Hormon Giberellin Dalam Pemecahan Dormansi Bibit Jati (Tectona grandis linn. F). http://infolitbang. ristek.go.id/index.php. Diakses pada tanggal 27 November 2016.
Hartatik, W. dan L.R. Widowati, 2010. Pupuk Kandang. http://www.balittanah.litban g.deptan.go.id.Diakses tanggal 27 November 2016.
Indriani, Y.H., 2007. Membuat Pupuk Organik Secara Singkat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Isroi. 2008. Kompos. Peneliti pada Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.Dari http://isroi.files.wordpress.com/2008/02/kompos.pdf. Bogor. (diakses 27 November 2016).
Lesman. 2011. Teknologi Pengawetan Makanan Ternak. http:// lestarimandiri.org/id/peternakan/pakan-ternak/91- pakan-ternak/152-teknologi-pengawetan-makanan-ternak.html
Rivaie.A.A. 2006.Pupuk Kandang Sapi. PT. Kreatif Energi Indonesia.http://www.indobiofuel.com /menu%20artikel%20jarak %209. Diakses tanggal 27 November 2016
Sadjad, S.D. 1994. Teknologi Pembenihan Hijauan. PT Angkasa, Bandung.
Saut, L. 2002. Pengaruh Perlakuan Perendaman Benih Dalam Larutan GA3 dan Shiimarocks Terhadap Viabilitas Benih Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.), Terung (Solanum melongena L.) dan Cabai (Capsicum annuum L.).Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sumekto, Riyo. 2006. Pupuk Pupuk Organik. PT Intan Sejati. Klaten
Sutopo, A. 1988.Teknologi Benih. CV Rajawali, Jakarta.
Syekhfani. 2000. Arti Penting Bahan Organik Bagi Kesuburan Tanah. Konggres Idan Semiloka Nasional.MAPORINA. Batu, Malang. Hal.1 8.
Yuwono, D,. 2005. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar