Senin, 05 Maret 2018

LAPORAN SEMESTER PRODUKSI TERNAK KAMBING DAN DOMBA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peternakan adalah suatu kegiatan yang berupa mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan berternak tersebut.
Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal dan seefisien mungkin.
Produksi ruminansia potong kecil merupakan produksi ternak mencakup pemotongan ternak-ternak ruminansia yang berukuran kecil antara lain kambing dan domba yang mana kambing dan domba merupakan ternak yang potensial untuk diusahakan dengan manajemen yang bagus, pemenuhan gizi/nutrisi yang pas sesuai kebutuhan ternak, pencegahan penyakit pada kambing dan domba.
Beternak kambing, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan.Pertama, karena beternak kambing tidak memerlukan lahan yang luas.Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian.Dapat dicatat bahwa kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi.
Kambing dan domba memberi sumbangan bagi kesehatan dan gozo berjuta-juta penduduk diberbagai negara berkembang, terutama mereka yang hidup pada garis kemiskinan. Pemeliharaan kambing atau domba dapat meyediakan, walaupun dalam jumlah kecil tetpi memberi arti yang penting, kebutuhan akan protein hewani yang bernilai biologi tinggi serta mineral-mineral esensialdan vitamin asam lemak yang kesemuannya sangat berarti terutama bagi kelompok orang lemak, seperti misalnya wanita hamil, wanita menyusui, serta anak kecil. Sumber daging dan susu ini menyebabkan adanya perbedaan antara yang cukup gizi dan kekurangan gizi pada penduduk pedesaan yang tidak mampu membeli bahan pangan.
Produksi dari kambing dan domba meliputi daging, susu, mobair, woll maupun produksi sampingan dari feses merupakan semua yang dapat diproduksi dari pemliharaan kambing dan domba yang tentunya sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan daya guna dari ternak kambing dan domba.

1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum Poduksi Kambing dan Dombaadalah untuk memenuhi tugas laporan praktikum yang sudah ditetapkan dari mata kuliah Produksi Kambing dan Domba, dan mengetahui hal-hal yang berkaiatan ternak ruminansia potong kecil terutama pada kambing yang sebagai hewan yang diteliti, baik dari segi bangsa / jenis ternak, penyakit ternak, pemenuhan gizi ternak serta cara-cara perawatan dan pemberian makan yang mana diharapkan dapat menjalankan proses pertumbuhan ternak dengan baik.
Manfaat dari praktikum ini adalah  untuk dapat mengetahui hal-hal yang berkaiatan ternak Kambing dan Domba baik dari segi bangsa / jenis ternak, penyakit ternak sampai ke pemenuhan gizi dan untuk melatih mahasiswa dalam meningkatkan skil atau kemampuan dalam merawat dan menjaga ternak sampai pada kualitas ternak yang baik diharapakn nantinya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Davendra (1994), menyatakan bahwa jenis daun-daunan cukup digemari oleh kambing diantaranya daun turi, lamtoro dan daun tanaman  tahunan lainnya (mangga, nangka dll).
Davendra (1994), menyatakan bahwa manajemen pemeliharaan ternak Manajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan. Dalam manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit, Pakan, Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan Hewan, Tata Laksana Pemeliharaan dan Pemasaran. Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Singkatnya, pakan dapat menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan penelitian, hasil dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah berbeda. Ternak yang diberi makanan bermutu (seperti ternak perah)akan menghasilkan pupuk yang berkualitas baik, sebaliknya ternak yang makanannya kurang baik juga akan menghasilkan pupuk yang kualitasnya rendah.
Devendra C dan Marca Bums (1994), menyatakan bahwa beda jenis kelamin tampak jelas untuk semua ukuran luar yang ditliti bila hasilnya dibandingkan pada dasar umur yang sama anak kambing jantan memiliki ukuran luar yang nyata lebih besar daripada yang betina. Pengaruh ransum menghasilakn beda yang nyata dalam semua ukuran luar yang diteliti berdasarkan umur dan berat yang sama. Anak kambing yang mendapatkan ransum bertingkat rendah mempunyai unkurang yang lebih besar daripada yang mendapat ransum bertingkat tinggi.Berat lahir penting karena sangat berkolerasi dengan laju pertumbuhan dan ukuran dewasa dan juga dengan daya hidup anak kambing.Dengan demikian barat lahir merupakan faktor pentng yang mempengaruhi produktifitas.
Murtiyeni (2006), menyatakan bahwa ciri-ciri kambing PE : Telinganya panjang dan terkulai sampai dengan 18 – 30 cm. Warna bulu bervariasi dari coklat muda sampai hitam. Bulu Kambing PE jantan bagian atas leher, pundak lebih tebal dan agak panjang, sedang yang betina bulu panjangnya hanya terdapat pada bagian paha. Bobot badan jantan dewasa 40 kg dan betina 35 kg. tinggi pundaknya76-100 cm.
Murtiyeni (2006), menyatakan bahwa Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan persilangan antara kambing Kacang dengan Kambing Etawah, yang telah terjadi puluhan tahun yang lalu. Hasil silangan tersebut telah mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia.
Sarwono (1996), menyatakan bahwa pertumbuhan ternak juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan ketersediaan pakan, umur, jenis ternak, dan species ternak.
Soeryantoro (1995), menyatakan bahwa penyakit-penyakit yang sering dijumpai / yang sering menyerang pada kambing dan domba baik tipe pedaging ataupun perah antara lain apthae, epizootica, martitis, TBC, preudo tuberculose, anthrax dab mencreta dimana penyakit-penyakit tersebut memerlukan penanganan yang dini dan serius.
Soeryantoro, H.J., (1995), menyatakan bahwa kambing ettawa merupakan kambing yang berasal dari Jamna Pari India karena itu disebut juga kambing Jamna Pari.
Soeryantoro, H.J., (1995), menyatakan bahwa makan pokok kambing dan domba adalah dari jenis rumput-rumputan dan daun-daunan disemak dan juga makanan tambahan serta konsentrat.
Soeryantoro.H.j (1995), menyatakan bahwa kandang yang baik untuk usaha peternakan kambing adalah kandang yang bersih, nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk ternak.
Subandyo (1997), menyatakan bahwa cara menjaga kesehatan kambing dengan baik, Prinsip mencegah lebih baik  dibandingkan mengobati harus menjadi pegangan peternak. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang kambing antara lain : cacingan, kudis (scabies), orf, sakit mata, kembung (bloat) dan timpani.
Subandyo (1997), menyatakan bahwa tujuan suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan, yang berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak salah atau benar Contoh tujuan peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara memperoleh keuntungan. Bila tujuan ini yang ditetapkan maka segala prinsip ekonomi perusahaan, ekonomi mikro dan makro, konsep akuntansi dan manajemen harus diterapkan. Namun apabila peternakan dibuka untuk tujuan untuk pemanfaatan sumber daya, misalnya tanah atau untuk mengisi waktu luang tujuan utama memang bukan merupakan aspek komersial, namun harus tetap mengharapkan modal yang ditanamkan dapat kembali.
Subandyo (1997), menyatakan bahwa upaya pengobatan yakni memberikan obat sesuai petunjuk petugas kesehatan ternak. Berikan perhatian khusus agar ternak cepat pulih.
Subronoto (1993), menyatakan bahwa kambing rumen merupakan bentuk indigerti akut yang disertai dengan penimbungan gas di dalam lambung-lambung muka ruminansia.
Tilman.1.d, et al (1990), menyatakan bahwa makanan hijauan yang diberikan pada ternak merupakan makanan yang diberikan secara segar.
Tomaszweska (1993), menyatakan bahwa pakan sebagai sumber protein yang baik untuk pertumbuhan kambing antara lain : Daun Kacang tanah, Daun Kacang panjang,  Daun Kedelai, Daun Gamal, Daun Turi, Daun Lamtoro, Daun Kaliandra.
Tomaszweska (1993), menyatakan bahwa upaya pencegahan yakni membersihkan kandang dan lingkungan secara rutin. Untuk membersihkan kandang dapat dilakukan setiap hari agar kandang dan ternak tidak kotor dan bau. Tangani secara benar kotoran dan urine kambing yang ada, hindarkan tersebar kemana-mana dan basah.  Lakukan pengobatan cacing secara teratur tiap 3 -4 bulan sekali. Lakukan vaksinasi orf. Lakukan pemberian pakan hijauan secara benar, hindari resiko terjadinya kembung (bloat). Pisahkan kambing yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.


BAB III
MATERI DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Produksi Kambing dan Domba Yang kami lakukan dimulai sejak Tanggal 26 September 2016 Hingga 2Oktober 2016 yang bertempat di Perusahaan Mat Beken.

3.2 Materi
Adapun Materi yang ada dalam praktikum  yaitu produksi kambing ddan domba yaitu perusahaan kambing Mat Beken, dan Peternakan-Peternakan Yang ada Di lingkungan Masyarakat serta kambing dan hijauan (pakan ternak) serta alat pembersih, kandang dan  alat timbang berat badan yang lengkap.

3.3 Metoda
Praktikum yang dilakukan di Mat Beken kita dengan metode intervew (wawancara dengan pemilik usaha mengenai nutrisi, produksi dan  pemasarannya) dan dengan metode Magang Di perusahaan Mat Beken. Di Perusahaan Mat Beken Setiap Kelompok yang telah dibagikan Telah Magang Di Perusahaan Mat Beken dengan melakukan kegiatan penimbangan, vakssinasi, pengobatan, pemberian kandang, penjualan, pembersihan kandang dan  juga member perlakuan kepada ternak yang baru datang.Kemudian untuk kegiatan pada saat Study kasus adalah dengan metode interview kepada para petrnak secara langsung seputar kegiatan beternak yang dijalani.Meliputi tujuan beternak, pemberian Pakan, kandang dan penyakit yang sering dijumpai.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bangsa-bangsa Kambing
Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu.Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor.Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan.Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari.Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan.
1.        Kambing PE
Kambing peranakan Etawa (P.E) merupakan kambing keturunan Etawa asal negara India yang dibawa oleh penjajah Belanda.Kambing tersebut kemudian dikawinsilangkan dengan kambing lokal di Kaligesing.Saat ini kambing Peranakan Etawa dikenal sebagai ras kambing Peranakan Etawa asli Kaligesing, Purworejo.
Hingga saat ini kambing Etawa terus dikembangbiakkan.Kambing Peranakan Etawa diminati oleh banyak orang terutama di sekitar Jawa Tengah sehingga kambing ini menyebar pesat ke berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo bahkan hingga ke luar Purworejo seperti ke Kulon Progo, Kendal, Sidoarjo-Jatim.
Kambing Peranakan Etawa ini memiliki ciri khas pada bentuk mukanya yang cembung, bertelinga panjang-mengglambir, postur tubuh tinggi (gumla) antara 90-110 cm, bertanduk panjang dan ramping.
Menurut Murtiyeni (2006), menyatakan bahwa ciri-ciri kambing PE : Telinganya panjang dan terkulai sampai dengan 18 – 30 cm. Warna bulu bervariasi dari coklat muda sampai hitam. Bulu Kambing PE jantan bagian atas leher, pundak lebih tebal dan agak panjang, sedang yang betina bulu panjangnya hanya terdapat pada bagian paha. Bobot badan jantan dewasa 40 kg dan betina 35 kg. tinggi pundaknya76-100 cm.

kambing pe.jpg
Ganbar 1.Kambing PE

Karena beberapa sifat kompetitif yang dimiliki oleh kambing ini terutama adalah jenis kambing ini yang bersifat sebagai jenis kambing pedaging Maka Perusahaan Mat Beken dan Peternakan Bp. Waniso dan Bp. Wamanto Mengambil Jenis kambing ini untuk proses Bisnisnya. Perilaku permintaan pasar yang relative tinggi terhadap kambing jenis inil merupakan alasan lain yang menjadikan Perusahaan Mat Beken Dan Peternakan Bp. Waniso dan Bp. Wamanto Mengambil jenis tenak ini untuk keberlangsungan bisnisnya.
2.        Kambing Kacang
Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia.Badannya kecil.Tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter, sedangkan yang betina 56 sentimeter.Bobot pada yang jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedang yang betina seberat 20 kilogram.Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.Baik betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk yang pendek.

kambing-kacang.jpg
Gambar 2.kambing kacang

3.        Kambing Gembrong
Kambing gembrong terdapat dikawasan timur pulau Bali terutama dikabupaten karang asem. Ciri khas kambing gembrong adalah berbulu panjang. Panjang bulu berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan  telinga. sedangkan kambbing gembrong betina berbulu pendek berkisar sampai 2-3 cm. Warna tubuh kambing gembrong dominan pada umumnya putih (61,5%) sebagian warna coklat muda (23,08%) dan Coklat (15,38%). Rataan liter size kambing gembrong adalah 1,25. Rataan bobot lahir tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg. Tingkat kematian Pra sapih 20%. Asal usul kambing gembrong belum bisa dipastikan ada yang menduga  kambing tersebut merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing turki.

4.        Kambing Jawa
Kambing Jawa adalah kambing lokal indonesia, namun tidak  hanya dibumi pertiwi kambing seperti ini juga ada  di malaysia dan filiphina. Kelebihan kambing ini sangat lah banyak dan yang paling istimewa adalah dengan usia menginjak 15-18 tahun kambing jawa sudah mampu berkembang biak dan melahirkan anak diantara 1-4 ekor, biasa saat pertama kali beranak induk kambing hanya melahirkan  1-2 ekor saja. Kelebihan lainnya adalah dengan mudahnya beradaptasi dilingkungan manapun dan tingkat reprduksinya.
Saat melahirkan kambing jawa biasanya melahirkan anak kembar (warnanya) bisa jadi 2-4 ekor kembar semua. Kambing jawa sangatlah bagus dalam reproduksi dan mampu beranak sepanjang tahun sehinggakambing ini menjadi primadona untuk dibudidayakan dan menjadi kambing daging favorit. kambing ini telah menyebar kesemua daerah dipulau jawa. Namun dari segi ukuran tubuh kambing jawa lebih kecil dari pada jenis kambing etawa yang saat ini menjadi primadona didunia ternak kambing. Kambing jawa jantan dewasa hana memiliki ukuran tinggi sekitar 60-65 cm dan berat tubuh sekitar 25 kg sedangkan untuk kambing betina dewasa akan memiliki tinggi sekitar 50-56 cm dan bobot rata-rata 20 kg.

4.2    Pengamatan Penimbangan Bobot Badan
Tabel 1. Pengamatan Penimbangaan Bobot Badan Kambing Jantan
Bobot badan  (kg)
Jumlah kambing
Bobot badan (kg)
Jumlah kambing
16,5
1
20,5
2
17
4
21
7
17,5
3
21,5
1
18
3
22
9
18,5
1
22,5
1
19
1
23
6
19,5
4
23,5
4
20
5
24
5
Jumlah
22
Jumlah
35

Tabel 2. Pengamatan Penimbangan Bobot Badan Kambing Betina
Bobot badan  (kg)
Jumlah kambing
Bobot badan (kg)
Jumlah kambing
17
2
26
2
18
1
26,5
1
19
1
27
1
21
1
27,5
2
21,5
1
29
1
22
2
30
1
24
2
32
1
25
1


Jumlah
11
Jumlah
9

Dari hasil penimbangan bobot badan di atas menunjukkan bahwa setiap ternak memiliki ukuran dan komposisi yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh beberapa factor seperti pakan, jenis kelamin, maupun genetic. Seperti yang dikemukakan oleh Devendra C dan Marca Bums (1994) yang menyatakan bahwa beda jenis kelamin tampak jelas untuk semua ukuran luar yang diteliti bila hasilnya dibandingkan pada dasar umur yang sama anak kambing jantan memiliki ukuran luar yang nyata lebih besar daripada yang betina. Pengaruh ransum menghasilkan beda yang nyata dalam semua ukuran luar yang diteliti berdasarkan umur dan berat yang sama.

4.3    PengamatanBobot Karkas
Tabel 3. Pengamatan Bobot Karkas
No
Ukuran Tubuh
Bobot Non Karkas
BH (kg)
BK (kg)
Kulit
(kg)
Kepala
(kg)
SPK
(kg)
4 kaki
(ons)
1 set (Jantung, hati, paru)
(kg)
1
27
13
2,4
2
6
6
1
2
16
7,5
1,6
1,3
4
4
0,6
3
21
9,5
1,7
1,5
7
4
1,6
4
17
7,5
1,3
1,3
6
4
1
5
36
17
3,3
2,3
1,6
9
1,5
6
24
12
2,3
2,1
7
7
0,9
7
24
12,5
2,2
2
9
7
0,9
8
16,5
7,5
1,4
1,3
5,5
4
0,6
9
16,5
8,5
1,6
1,2
4,5
4
0,7
10
24
12
2,3
1,7
8
8
0,8
11
24
11
2,5
2
7
7
0,8
12
22
10,5
2,5
1,9
6,6
6
0,8
13
19,5
8,5
1,6
1,5
7
6
0,6

Dari hasil penimbangan botbot diatas menunjukkan bahwa setiap ternak memiliki ukuran dan komposisi yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Devendra C dan Marca Bums (1994) yang menyatakan bahwa beda jenis kelamin tampak jelas untuk semua ukuran luar yang diteliti bila hasilnya dibandingkan pada dasar umur yang sama anak kambing jantan memiliki ukuran luar yang nyata lebih besar daripada yang betina. Pengaruh ransum menghasilkan beda yang nyata dalam semua ukuran luar yang diteliti berdasarkan umur dan berat yang sama. Anak kambing yang mendapatkan ransum bertingkat rendah mempunyai unkurang yang lebih besar daripada yang mendapat ransum bertingkat tinggi.Berat lahir penting karena sangat berkolerasi dengan laju pertumbuhan dan ukuran dewasa dan juga dengan daya hidup anak kambing.Dengan demikian barat lahir merupakan faktor pentng yang mempengaruhi produktifitas. Dan Sarwono (1996), menyatakan bahwa pertumbuhan ternak juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan ketersediaan pakan, umur, jenis ternak, dan species ternak.

4.4    Manajemen Pemeliharaan Ternak
Kandang mutlak diperlukan dalam usaha peternakan kambing yang dilakukan secara intensif maupun semi intensif.Kandang dan perlengkapannya termasuk tempat pakan, tempat minum, harus sudah disediakan sebelum pengadaan ternak dilakukan.
Fungsi kandang adalah untuk melindungi ternak dari pemangsa  (misal: binatang buas) dan kondisi lingkungan yang ekstrim (misal: suhu terlalu panas/dingin, angin kencang, dll), mencegah ternak kambing agar tidak merusak tanaman, mengingat kambing suka memakan tanaman yang masih muda, tempat untuk makan, minum dan istirahat kambing, tempat untuk kawin dan beranak, tempat untuk merawat ternak yang sakit dan untuk memudahkan pengontrolan ternak kambing.
Tipe kandang yang terdapat di Mat Beken adalah kandang seperti rumah panggung, dengan lantai kandang berjarak minimal 50 cm dari tanah. Lantai kandang terbuat dari papan kayu atau bambu dengan jarak 2 – 3 cm.
Kelemahan kandang panggung, biaya relative mahal dan ada resiko kecelakaan/ternak terperosok.Sedangkan kelebihannya, kandang relatif bersih, kering, perkembangan penyakit, parasit dan jamur dapat ditekan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeryantoro. H.j (1995), menyatakan bahwa kandang yang baik untuk usaha peternakan kambing adalah kandang yang bersih, nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk ternak.
Perlengkapan kandang berupa tempat pakan, minum dan kotak garam.perlu juga disediakan. Alat-alat kebersihan, seperti sapu, sikat, sabit, alat pengangkut. Yang perlu diperhatikan, sebelum ternak datang sebaiknya kandang dibersihkan menggunakan desinfektan untuk mencegah timbulnya hama / penyakit dari kandang ke ternak.
Hal diatas sesuai dengan pendapat Davendra (1994) yaitumanajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan. Dalam manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit, Pakan, Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan Hewan, Tata Laksana Pemeliharaan dan Pemasaran. Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat. Singkatnya, pakan dapat menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan penelitian, hasil dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah berbeda. Ternak yang diberi makanan bermutu (seperti ternak perah)akan menghasilkan pupuk yang berkualitas baik, sebaliknya ternak yang makanannya kurang baik juga akan menghasilkan pupuk yang kualitasnya rendah.
Pemberian pakan yang terdiri dari rumput belum dapat memenuhi kebutuhan zat-zat makanan untuk kambing/domba.Hal ini disebabkan kualitas/mutu rumput yang pada umunya rendah.Oleh sebab itu kambing dan domba diberi pakan yang tersusun dari campuran rumputan, daun kacang-kacangan, sisa pertanian, dedak dan bungkil-bungkilan lainnya.Untuk memenuhi kebutuhan mineral dan perangsang nafsu makan maka perlu di berikan garam dapur dan air minum yang bersih dapat diberikan setiap hari. Tomaszweska (1993) menyatakan bahwa pakan sebagai sumber protein yang baik untuk pertumbuhan kambing antara lain : Daun Kacang tanah, Daun Kacang panjang,  Daun Kedelai, Daun Gamal, Daun Turi, Daun Lamtoro, Daun Kaliandra.
Soeryantoro, H.J., (1995) menyatakan bahwa makanan pokok kambing dan domba adalah dari jenis rumput-rumputan dan daun-daunan disemak dan juga makanan tambahan serta konsentrat dan Davendra (1994), menyatakan bahwa jenis daun-daunan cukup digemari oleh kambing diantaranya daun turi, lamtoro dan daun tanaman  tahunan lainnya (mangga, nangka dll).
Pemberian pakan ditempat Mat Beken dilakukan 2 kali sehari yaitu pada siang dan sore hari.Adapun pakan yang diberikan untuk Kambing-kambing yang ada adalah berupa Rumput-rumputan seperti Rumput kumpai. Tomaszweska (1993), menyatakan bahwa pakan sebagai sumber protein yang baik untuk pertumbuhan kambing antara lain : Daun Kacang tanah, Daun Kacang panjang,  Daun Kedelai, Daun Gamal, Daun Turi, Daun Lamtoro, Daun Kaliandra.

4.5    Penyakit Dan Penanggulangannya Pada Kambing
Beberapa macam penyakit ringan yang sering dijumpai pada kambing berdasarkan pengalaman para peternak di daerah sentra kambing ini biasanya juga mendapati penanganan yang cukup sederhana dan mudah diatasi oleh para peternak itu sendiri, walaupun pada beberapa penyakit berat atau kelainan pada kambing memang kadang membutuhkan obat-obatan yang harus dibeli serta merujuk bantuan dokter hewan.
Tidak jarang kambing sering terserang beberapa penyakit pada bagian tubuh kambing baik di luar (kulit) maupun di dalam tubuh kambing itu sendiri.Prinsip mencegah lebih baik dibandingkan mengobati harus menjadi pegangan peternak. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang kambing antara lain : cacingan, kudis (scabies), orf, sakit mata, kembung (bloat) dan timpani.Tomaszweska (1993), menyatakan bahwa upaya pencegahan yakni membersihkan kandang dan lingkungan secara rutin. Untuk membersihkan kandang dapat dilakukan setiap hari agar kandang dan ternak tidak kotor dan bau. Tangani secara benar kotoran dan urine kambing yang ada, hindarkan tersebar kemana-mana dan basah.  Lakukan pengobatan cacing secara teratur tiap 3 -4 bulan sekali. Lakukan vaksinasi. Lakukan pemberian pakan hijauan secara benar, hindari resiko terjadinya kembung (bloat). Pisahkan kambing yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.Subandyo (1997), menyatakan bahwa upaya pengobatan yakni memberikan obat sesuai petunjuk petugas kesehatan ternak. Berikan perhatian khusus agar ternak cepat pulih.
Pada peternakan Mat Beken terdapat beberapa penyakit pada kambing yaitu :
1.        Penyakit mata
Penyakit ini bisa menyerang kambing pada saat cuaca kurang baik serta adanya penurunan daya tahan tubuh kambing.Untuk pengobatan sementara dan pertama yang dilakukan dengan  pemberian campuran supertetra dan air perasan jeruk nipis, sedangkan cara pembuatan obatnya cukup mengambil campurkan satu kapsul supertetra dengan perasan jeruk nipis dan tambahkan air secukupnya kemudian semprotkan ke bagian mata kambing yang terjangkit penyakit tersebut lakukan 1 kali sehari pada pagi hari.

Gambar 3. Pengobatan Penyakit Mata

2.        Penyakit Gatal / Korep
Penyakit jenis ini biasanya menyerang pada sebagian kulit kaki, kepala dan sebagian tubuh kambing, jenis penyakit ini mudah sekali menular pada kambing yang lain. Untuk pengobatan dan penanganannya sebaiknya pisahkan kambing yang sakit gatal ini dengan kambing yang lain kemudian pengobatannya yaitu ambil bebara butir lirang, oli bekas dicampur dengan minyak goreng dan garam, ditumbuk sampai halus dan dioleskan ke bagian yang gatal dan sakit , lakukan beberapa kali hingga luka kurap mongering.

3.        Penyakit Diare /Mencret
Penyakit ini juga kadang menyerang kambing  yang biasanya disebabkan makanan sejenis yang berlebihan atau karena kambing memakan hijauan makanan ternak yang berupa daun yang masih terlalu muda  yang berlebihan. Untuk mengatasi penyakit Mencret pada kambing cukup menggunakan mahkota dewa, buah mahkota dewa itu bisa kita gunakan untuk obat mencret, cara nya adalah dengan mengiris iris beberapa buah mahkota dewa kemudian campukan dengan garam serta air panas ,sesaat setelah dingin minumkan pada kambing yang terserang diare atau mencret tersebut , jika susah menemukan buah mahkota dewa bisa melakukan terapi makanan kambing dengan mencampur daun jambu biji yang di campur dengan garam secukupnya.



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Produksi ruminansia potong kecil merupakan produksi ternak mencakup pemotongan ternak-ternak ruminansia yang berukuran kecil antara lain kambing dan domba yang mana kambing dan domba merupakan ternak yang potensial untuk diusahakan dengan manajemen yang bagus, pemenuhan gizi/ nutrisi yang pas sesuai kebutuhan ternak, pencegahan penyakit pada kambing dan domba.
Perbedaan-perbedaan antara usaha peternakan Mat Beken dan peternakan-peternakan yang ada pada peternakan masyarakat yang kami lakukan interview dapat dilihat dari berbagai segi antara lain kandang, pemberian pakan beserta kualitas dan kuantitas pakan , bentuk usaha peternakan dan sistem pemasaran produk ternak.

5.2 Saran
Dibutuhkannya informasi dan pengetahuan yang lebih dalam demi tercapainya tujuan pada praktikum Produksi Kambing dan Domba secara optimal.
Sebaiknya kepada para praktikan agar dapat menjalankan praktikumnya sesuai dengan apa yang telah diintruksikan oleh para asdos dan juga dosen yang bersangkutan. Hal ini agar para praktikan dapat menjalankan praktikum Produksi kambing dan Domba sesuai dengan apa yang diharapkan oleh staf pengajar, selain dari pada itu pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan oleh para praktikan pun akan lebih banyak dan variatif. Komunikasi antar sesame anggota kelompok paraktikan, asdos, dan dosen pun sangat peerlu dilakukan, hal ini bertujuan agar ppara parktikan bisa mendapatkan bimbingan seputar praktikum yang dijalankan sehingga tidak akan terjadi miscommunication.

DAFTAR PUSTAKA
Devendra.C dan Marca Bums.1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Merkel, R.C., Subandyo. 1997. Sheep and Goat Production Handbook for Southeast Asia. Third Edition. Small Ruminant-Collaborative Research Support Program University of California Davis. USA.
Sarwono T. R. Alih bahasa Purnomo Ronohardjo dan Soetedjo. 1994. Penuntun Kesehatan Ternak Kambing. Balai Penelitian Penyakit Hewan. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, Bogor.
Soeryantoro.H.J. 1995.Penuntun Beternak Kambing. Usahan Nasional. Surabaya.
Subronoto. 1993.  Ilmu Penyakit Ternak. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.
Tilman.a.d. et all. 1990. Ilmu Makanan Ternak Dasar .Gajah Mada University Press. Jogjakarta.

1 komentar:

  1. Izin promo ya Admin^^
    bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
    mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
    mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
    ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus