Jumat, 09 Maret 2018

INTEGRASI ANTARA TERNAK SAPI DENGAN PERKEBUNAN KARET


INTEGRASI ANTARA TERNAK SAPI DENGAN PERKEBUNAN KARET
Integrasi ternak dalam usaha tani adalah menempatkan dan mengusahakan sejumlahternak sapi di areal tanaman tanpa mengurangi aktivitas dan produktivitas tanaman bahkan keberadaan ternak sapi ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus meningkatkan produksi sapi itu sendiri.
Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian.Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan untuk pakan ternak.Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah.Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
            Pada survey ini kelompok kami melakukan survey di peternakan sapi milik Bapak Sarjono (49th) yang bertempat di  jl. Setiti, simpang sungai duren (samping puskesmas).Bapak Sarjono yang hanya lulusan SD sebelumnya juga pernah beternak kambing, namun pak Sarjono tidak melanjutkannya dikarenakan kambing miliknya banyak yang mati. Kemudian dilanjutkan dengan beternak sapi yang dimulai sejak tahun 2014 sampai dengan sekarang.

Integrasi
            Pada peternakan Pak Sarjono ini sistem integrasi peternakan antara sapi dengan pohon karet. Menurut penjelasan dari Pak Sarjono, sapi mulai dilepas/digembalakan di perkebunan karet sekitar pukul 07:00-17:00 WIB, namun kadang sapi dilepas di lapangan terbuka.

Keuntungan Integrasi Ternak dengan Perkebunan Karet
            Sistem integrasi ternak sapi dengan tanaman perkebunan merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme antara ternak dan tanaman perkebunan, bagi ternak keuntungan yang diperoleh adalah secara tidak langsung meningkatkan produktifitas ternak karena terkecukupinya kebutuhan HMT yang berasal dari hijauan yang tumbuh dibawah perkebunan, sementara bagi tanaman perkebunan, keuntungan yang diperoleh adalah tersedianya pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak yang secara tidak langsung berpengaruh pada efisiensi biaya pemupukan disamping biaya penyiangan. Bagi tanaman perkebunan, keuntungan sistem ini adalah mengurangi persaingan antara tanaman perkebunan dengan gulma, karena adanya ternak sebagai pengendali gulma yang ramah lingkungan, disamping juga sebagai penyumbang pupuk kandang (kukan) (sahidus, 1983). Dengan hadirnya ternak ruminansia dilahan perkebunan dapat meningkatkan produktivitas perkebunan sekitar 30% (Rangkuti et al, 1990).

Rumpun Sapi Bakalan
            Sapi yang dipelihara adalah jenis sapi bali. Sapi yang dipelihara berjumlah 5 ekor yang terdiri dari 1 induk dan 4 anakan. Bakalan sapi tersebut didapat dari bantuan pemerintah yang awalnya bejumlah 1 ekor sapi betina dewasa.Sapi bali mempunyai ciri-ciri khusus antara lain: warna bulu merah bata, tetapi yang jantan dewasa berubah menjadi hitam (Hardjosubroto, 1994). Satu karakter lain  yakni perubahan warna sapi jantan kebirian dari warna hitam kembali pada warna semula yakni coklat muda keemasan yang diduga karena makin tersedianya hormon testosteron sebagai hasil produk testes (Aalfs, 1934 cit Darmadja, 1980)

Sistem Pemeliharaan
            Sistem perkandangan pak Sarjono yaitu sistem semi intensif dimana pada pagi hari sapi dilepas di perkebunan karet atau di lapangan terbuka dan sore harinya dikandangkan.

Sistem Perkandangan
            Jenis kandang pada peternakan Pak Sarjono adalah kandang deprok yang terletak di bagian depan dan belakang rumah peternak. Pada saat kami melakukan survei kebetulan kandang sapi yang di belakang rumah pak sarjono sedang dilakukan perbaikan kandang.
Pakan
Pakan yang diberikan pak sarjono berupa rumput unggul seperti rumput signal, benggala dan rumput alam maupun daun karet.Pada pagi dan siang hari sapi hanya digembalakan saja di perkebunan karet, barulah di malam hari sapi diberikan rerumputan dan daun karet.. Sedangkan air minum diberikan campuran garam.

Penjualan
Sapi- sapi milik pak Sarjono biasanya dijual jika ada yang datang untuk membeli langsung ke rumah pak sarjono. Sapi dijual tidak dengan ditimbang, tetapi biasanya di kira-kira oleh pak Sarjono.

Sistem Perkawinan
Pada awal beternak Pak Sarjono mengawinkan sapi betinanya dengan pejantan pinjaman. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, pak Sarjono mengawinkan sapinya dengan teknologi IB yang dilakukan oleh inseminator.

Feses
            Sapi-sapi yang digembalakan di perkebunan karet langsung membuang feses di perkebunan karet tersebut sehingga secara tidak langsung menguntungkan bagi perkebunan karet. Sedangkan feses yang terdapat di dalam kandang setiap harinya dibersihkan dan dikumpulkan didalam karung, biasanya feses tersebut dijual perkarungnya dengan harga Rp.3.000,- dan juga terkadang feses digunakan untuk tanaman sendiri seperti tanaman cabai dan pohon pisang.

Karakteristik Integrasi
            Integrasi yang terjadi di Peternakan Pak Sarjono memiliki karakteristik yaitu sapi memakan daun karet yang terdapat di perkebunan karet, kemudian feses yang dikeluarkan sapi berguna sebagai pupuk untuk perkebunan karet tersebut. Sistem produksi ternak – tanaman pada peternakan ini berbasis tanaman pertanian yaitu perkebunan karet.



FOTO PETERNAKAN
1.        Kandang




2.        Pakan





3.        Kebun karet



4.        Sapi yang sedang digembala



5.        Feses



1 komentar: